FARMASI POLITEKNIK TEGALinfo_cweh imitasi

Wednesday, 4 February 2015

MAKALAH TANDA BACA

23:21

Share it Please
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan dalam penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan resmi tentang tata bahasa baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca.
Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali. Ketidak fahaman terhadap tata bahasa Indonesialah yang mengakibatkan orang-orang sering melanggar aturan resmi yang telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat dalam berkomunikasi.
Bangsa Indonesia memang banyak sekali mengambil kata-kata asing ataupun kata daerah. Salah satu bentuk perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Begitu juga dengan penggunaan tanda-tanda baca. Karena dengan salahnya penggunaan tanda baca, maka akan menimbulkan makna ganda dalam kalimat tersebut.
Begitu banyak kesalahan yang seringkali kita lakukan tentang penggunaan tanda baca baik disengaja maupun tidak disengaja. Maka dengan dibuatnya makalah ini pennyusun berharap kita dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa yang benar tentang tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam acara-acara resmi. Karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah membuat keputusan Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, tanggal 16-20 Desember 1990 dan diterima pada Sidang Ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan, tanggal 4-6 Maret 1991, tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indoensia yang Disempurnakan. Berarti adanya keseriusan dari pihak Pemerintah tentang Ejaan dan Tata Bahasa Indonesia dan harus kita terapkan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan yaitu bagaimana pemakaian tanda baca yang baik dan benar?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut dibahas dalam makalah ini dengan tujuan menjelaskan pemakaian tanda baca yang baik dan benar berdasarkan literatur EYD yang berlaku.






BAB II
PEMBAHASAN
PEMAKAIAN TANDA BACA

A.    Tanda Titik (.)
1.      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
Misalnya : Ayahku tinggal di Solo.
            Biarlah mereka duduk di sana.
            Dia menanyakan siapa yang akan datang.
Catatan :
            Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik.(Lihat juga Bab III,Huruf I )
Misalnya : Buku itu disusn oleh Drs. Sudjatmiko,M.A.
                 Dia memerlukan meja kursi ,dsb.
                 Dia mengatakan,”kaki saya sakit.”

2.      Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,ikhtisar,atau daftar.
Misalnya :
a.       III. Departemen Pendidikan Nasional
A.    Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
B.     Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
1.      Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
2.      ……………
b.      1.   Patokan Umum
1.1  Isi Karangan
1.2  Ilustrasi
1.2.1   Gambar Tangan
1.2.2   Tabel
1.2.3   Grafik
        2.   Patokan Khusus
2.1   
2.2   

Catatan :
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.

3.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit,dan detik yang menunjukan waktu.
Misalnya :
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit,20 detik)
            Catatan :
Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 12 dapat dilengkapi dengan keteragan pagi,siang,sore,atau malam.
(1)   Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 12 dapat dilengkapi dengan keterangan pagi,siang,sore atau malam.
Misalnya :
                  Pukul 9.00 pagi
                  Pukul 11.00 siang
                  Pukul 5.00 sore
                  Pukul 8.00 malam
(2)   Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan keterangan pagi,siang,atau malam.
Misalnya :
                  Pukul  00.45
                  Pukul  07.30
                  Pukul  11.00
Pukul  17.00
Pukul  22.00

4.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam menit,dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya :
1.35.20 jam (1 jam,35 menit,20 detik )
0.20.30 jam (20 menit , 30 detik )
0.0.30 jam (30 detik )

       5.  Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di anatara nama penulis,judul,judul penulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru,dan tempat terbit.
            Misalnya :
Alwi,Hasan,Soenjono Dardjowidjojo,Hans Lapoliwa,dan Anton Siregar,Merari. 1920.
Azab dan Sengsara.Weltervreden : Balai Poestaka.

            Catatan  :
                                    Urutan informasi mengenai daftar pustaka tergantung pada lembaga yang bersanggukatan.

6.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukan jumlah.
Misalnya :
             Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
             Siswa yang lulus masuk perguruan tinggi negeri 12.000 orang.
             Penduduk Jakarta lebih dari 11.000.000 orang.


Catatan :
(1)   Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya :
                  Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
                  Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
                  Nomor gironya 5645678.

(2)   Tanda titik dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi,tabel dan sebagainya.
Misalnya :
                  Acara Kunjungan Menteri Pendidikan Nasional
Bentuk dan Kedaulatan (Bab 1 UUD 1945 )
Salah Asuhan

(3)   Tanda titik tidak dipakai di belakang  (a) nama dan alamat penerima surat ,(b) nama dan alamat pengirim surat,dan (c) di belakang tanggal surat.
Misalnya :
      Yth. Kepala Kantor Penempatan Tenaga
      Jalan Cikini 71
      Jakarta

      Yth. Sdr. Moh. Hasan
      Jalan Arif Rahman 43
      Palembang

      Adinda
      Jalan Diponegoro 82
      Jakarta
      21 April 2008
(4)   Pemisahan bilangan ribuan atau kelipatannya dan desimal dilakukan sebagai berikut .
Rp 200.250,75                  $ 50,000.50
8.750 m                             8,750 m

      7.   Tanda titik dipakai padaa penulisan singkatan (Lihat Bab II,Huruf H.)

B.     Tanda Koma (,)
1.      Tanda koma dipakai di anatara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
Saya membeli kertas,pena,dan tinta.
Surat biasa,surat kilat,ataupaun surat kilat khusus memerlukan prangko.
            Satu,dua,…….tiga!

2.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kaliamat setara yang satu dengan kaliamat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi,melaikan,sedangkan,dan kecuali.
Misalnya :
            Saya akan membeli buku-buku puisi,tetapi kau yang memilihnya.
            Ini bukan buku saya,melainkan buku ayah saya.
        Dia senang membaca cerita pendek,sedangkan adiknya suka membaca  puisi.
        Semua mahasiswa harus hadir,kecuali yang tinggal diluar kota.

3.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan untuk memisahkan anak kaliamat dari induk kaliamat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya :
            Kalau ada undangan,saya akan datang.
            Karena tidak congkak,dia mempunyai banyak teman.
Agar memiliki wawasan yang luas,kita harus banyak membaca buku.

Catatan :
    Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kaliamat itu mengiringi induk kaliamat.
Misalnya :
                Saya akan datang kalau ada undangan.
                Dia mempunyai banyak teman karena tidak congkak.
            Kita harus membaca banyak buku agar memiliki wawasan yang luas.

4.      Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kaliamat,seperti oleh karena itu,jadi,dengan demikian,sehungan dengan itu,dan meskipun begitu.
Misalnya :
Anak itu rajin dan pandai.oleh karena itu,dia memperoleh beasisiwa belajar diluar negeri.
Anak itu memang rajin membaca sejak kecil.jadi,wajar kalau dia menjadi bintang pelajar
Meskipun begitu,dia tidak pernah berlaku sombong kepada siapapun.

                 Catatan :
                            Ungkapan penghubung antarkalimat,seperti oleh karena itu,jadi,dengan demikian,sehungan dengan itu,dan meskipun begitu,tidak dipakai pada awal paragraf.

5.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru,seperti o,ya,wah,aduh,dan kasihan,atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan,seperti Bu,Dik,atau Mas dari kata lain yang terdapat didalam kalimat.
Misalnya :
            O, begitu ?
            Wah,bukan main!
            Hati – hati, ya ,jalannya licin.
            Mas,kapan pulang ?
            Mengapa kamu diam, Dik?
            Kue ini enak,Bu .

6.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. (Lihat juga pemakaian tanda petik,Bab III,Huruf J dan K. )
Misalnya :
            Kata Ibu ,”Saya gembira sekali.”
            “ Saya gembira sekali,”kata Ibu,”karena lulus ujian.”

7.      Tanda koma tidak di pakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya :
            “Di mana Saudara tinggal ?”tanya Pak Guru.
            “ Masuk ke kelas sekarang!” perintahnya.

8.      Tanda koma dipakai diantara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal,serta (d) nama tempat dan wilayahnya atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya :
            Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1 ,Bogor
            Dekan Fakultas Kedokteran,Universitas Indonesia,
            Jalan Salemba Raya 6,Jakarta
            Surabaya, 10 Mei 1960
            Tokyo,Jepang.

9.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Gunawan,Ilham.1984.KamusPolitik Internasional.
Jakarta : Rertu Agung.
Halim,Amran (Ed.) 1976.Politik Bahasa Nasional.Jilid 1.Jakarta : Pusat Bahasa.
Junus,H.Mahud. 1973. Kamus Arab-Indonesia.
Jakarta : Yayasan Penyelenggaraan penerjemah/Penafsir Alquran
Sugono,Dendy.2009.Mahir Berbahasa Indonesia dengan benar.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 

10.  Tanda koma dipakai di antara bagian – bagian dalam catatan akhir.
Misalnya :
Alisjahbana,S.Takdir,Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia.Jilid 2 (Jakarta : Pustaka Rakyat,1950),hlm.25.
Hilman,Hadikusuma,Ensiklopedia Hukum Adat dan Budaya Indonesia (Bandung : Alumni,1977),hlm.12.
Poerwadarminta,W.J.S. Bahasa Indonesia untuk Karangan-mengarang (Jogjakarta : UP Indonesia,1967),hlm.4.

11.  Tanda koma dipakai di anatara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,keluarga,atau marga.
Misalnya :     B. Ratulangi,S.E.
                      Ny. Khadijah,M.A.
                      Bambang Irawan,S.H.
                      Siti Aminah,S.E.,M.M.
Catatan :
Bandingkan Siti Khadijah,M.A dengan Siti khadijah M.A.(Siti Khadijah Mas Agung ).

12.  Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya :
            12,5 m
            27,3 kg
            Rp500,50
            Rp750,00

Catatan :
Bandingkan dengan penggunaan tanda titik yang dimulai dengan angka desimal atau di antara dolar dan sen.

13.  Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.(Lihat juga pemakaian tanda pisah,Bab III,Huruf F.)
Misalnya :
            Guru saya,Pak Ahmad,pandai sekali .
Di daerah kami,misalnya,masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.
            Laki-laki yang makan sirih.
Semua siswa,baik laki-laki maupun perempuan,mengikuti latihan paduan suara.

                Catatan  :
Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit dengan tanda koma.
               Misalnya :
                        Semua siswa yang lulus ujian akan mendapat ijazah.

14.  Tanda koma dapat dipakai – untuk menghindari salah baca / salah pengertian – di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
Dalam pengembangan bahasa,kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan nusantara ini.
Atas perhatian Saudara,Kami ucapan terima kasih.
           
 Bandingkan dengan :
Kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan Nusantara ini dalam pengembangan kosakata.
            Kami  ucapkan terima kasih atas perhatian Saudara.

C.    Tanda Titik Koma (;)
1.      Tanda titik koma dipakai sebagai  pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara didalam kalimat majemuk setara.
Misalnya :
Hari sudah malam;anak-anak masih membaca buku-buku yang baru dibeli ayahnya.
Ayah mengurus tanaman di kebun;Ibu menulis makalah di ruang kerjanya;Adik membaca diteras depan;saya sendiri asyik memetik gitar menyanyikan puisi-puisi penyair kesayanganku.

2.      Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata.Dalam hubungan itu,sebelum perincian terakhir tidak perlu di gunakan katat dan.
Misalnya :
            Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini:
(1)   berkewaganegaraan Indonesia;
(2)   berijazah sarjana SI sekurang-kurangnya;
(3)   berbadan sehat;
(4)   beersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3.      Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur – unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan tanda hubung.
Misalnya :
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaos; pisang, apel, dan jeruk.
Agenda rapat ini meliputi pemilihan ketua, sekertaris, dan bendahara; penyusunan anggaran rumah tangga, dan program kerja; pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.

D.    Tanda Titik Dua (:)
1.      Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yg diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya :
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.

Catatan: 1
            Tanda titik dua tidakdipakai jika rangkaian atau pemeriaan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri perlengkapan.
Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai jurusan ekonomi umum dan ekonomi perusahaan.

2.      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Misal:
a.       Ketua: Ahmad Wijaya
Sekertaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
b.      Tempat : Ruang Sidang Nusantara
Pembawa acara : Bambang S.
Hari, tanggal : selasa, 28 oktober 2008
Waktu : 09.00 – 10.30

3.      Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu: “Bawa kompor ini, Nak!”
Amir: “Baik, bu.”
Ibu: “Jangan lupa. Letakkan baik-baik!”

4.      Tanda titik dua dipakai diantara (a) jilid atau nomer dan halaman, (b) bab dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak suatu karangan, serta (d)nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
Surah Yasin: 9 
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Jakarta: Pusat Bahasa

E.     Tanda Hubung (-)
1.      Tanda hubung menyambung suku – suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
Disamping acara lama diterapkan juga ca-
ra baru ....
Sebagaimana kata peribahasa, tak ada ga-
ding yang retak.

2.      Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris.
Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
Ukuran baru ini memudahkan kita me-
ggukur kelapa.
Senjata ini merupakan sarana pertahan-
an yang tinggi.

3.      Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur – unsur kata ulang.
Misal:
Anak-anak
Berulang-ulang
Kemerah-merahan

4.      Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Misal:
8-4-2014
p-a-n-i-t-i-a

5.      Tanda hubung boleh dipakai untuk menjelaskan (a)hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan dan (b)penghilangan frasa atau kelompok kata.
Misalnya:
Ber-evolusi
Dua-puluh ribuan (20x1000)
Tanggung-jawab-dan-kesetiakawanan sosial (tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial)
Karyawan boleh mengajak anak-istri ke acara per-
temuan besok.

Bandingkan dengan:
Be-revolusi
Dua-puluh-ribuan (1x20000)
Tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial

6.      Tanda hubung untuk merangkai:
a.       Se-dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital
b.      Ke-dengan angka,
c.       Angka dengan-an
d.      Kata atau imbuhan dengan singkatan berhuruf kapital,
e.       Kata ganti yang berbentuk imbuhan, dan
f.       Gabungan kata yang merupakan kesatuan.

Misal:
Se-Indonesia
Peringkat ke-2
Tahun 1950-an
hari-H
Sinar-X
Mem-PHK-kan
ciptaan-Nya
atas rahmat-Mu
Bandara Sukarno-Hatta
alat pandang-dengar

7.      Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-smash
di-mark-up
pen-tackle-an

F.     Tanda Pisah ( – )
1.      Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan itu – hak  segala bangsa-harus dipertahankan
Keberhasilan itu – saya yakin-dapat dicapai kalau kita mau berusaha keras.

2.      Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian tamuan ini – evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Gerakan pengutamaan bahasa indonesia-amanat sumpah pemuda – harus terus ditingkatkan.

3.      Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan, tanggal,atau tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
Tahun 1994 – 2014
Tanggal 5 – 10 April 2014
Jakarta – Bandung

Catatan:
(1)   Tanda pisah tunggal dapat digunakan untuk memisahkan keterangan tambahan pada akhir kalimat.
Misalnya:
Kita memerlukan alat tulis-pena, pensil, dan kertas.
(bandingkan dengan bab III, huruf D, kaidah 1)
(2)   Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sedudahnya.

G.    Tanda Tanya (?)
1.      Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan dia berangkat?
Saudara tahu, bukan?

2.      Tanda tanya dipakai didalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Dia lahir paada tahun1963 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

H.    Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah indanya taman laut ini!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Sampai hati benar dia meninggalkan istrinya!
Merdeka!
BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Dari pembahasan makalah ini maka dapat kami simpulkan yaitu:
salahnya penggunaan tanda baca, maka akan menimbulkan makna ganda dalam suatu kalimat.

B.     Saran
Penulis menyadari akan kekurangan bahan dari materi makalah ini jadi penulis menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi dari makalah ini maka saran – saran kritik dari pembaca adalah penutup dari semua kekurangan kami dan menjadikan semua itu guna menjadi bahan acuan untuk memotivasi dan menyempurnakan makalah kami.






DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2010. PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN DAN PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN ISTILAH Cetakan I Edisi Ketiga. YRAMA WIDYA : Bandung






Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

 
Selamat datang di blognya Cweh Imitasi...Materi mengenai farmasi saya rangkum disini... Terima kasih telah berkunjung.. Semoga Bermanfaat!!!!!