FARMASI POLITEKNIK TEGALinfo_cweh imitasi

Friday 19 July 2013

FARMAKOLOGI HARBER

22:59

Share it Please
  FARMAKOLOGI DASAR
  NAMA KULIAH                  : FARMAKOLOGI DASAR
  KODE MATA KULIAH      : FAR 306 – 306P
  SEMESTER                                           : II
  TAHUN AKADEMIK         : 2012/2013
  NAMA DOSEN                   : TEGUH S. ARIF, SSI.APT.
  APA YANG DIPELAJARI
  Dasar-dasar  Farmakologi
  Farmakokinetika
  Farmakodinamika
  Kemoterapi/Obat-obat anti infeksi
  Antibiotika
  Antibiotika : gol betalaktam, gol. Kloramfenikol dan tetrasiklin, gol. Aminoglikosida dan Makrolida
  Sulfonamida dan Kuinolon
  Kemoterapi parasit : anthelmintik, amubiasid, antimalaria, antifungi
  BUKU SUMBER
  Gan Sulistia, 1995, Farmakologi dan Terapi edisi 4, Bagian Farmakologi FKUI
  Bertram G. Katzung, 1989, Farmakologi Dasar dan Klinik edisi 3, Penerbit EGC
  Gilman AG, 1990, Goodman & Gilman : Pharmacological Basics of Therapeutics 8th.ed, Perganon Press Singapore.
  PETA FARMAKOLOGI
  Obat Otonom
  Obat Susunan Saraf Pusat
  Anestesi Lokal
  Autakoid dan Antagonis
  Obat Kardiovaskular
  Obat yg Mempengaruhi air dan Elektrolit
  Oksitosik
  Hormon
  Obat lokal
  Antikanker dan Imunosupresan
  Vitamin – vitamin
  Obat-obat Hematologik
  Antimikroba
  Kemoterapi Parasit
  Lanjutan…
  DASAR DASAR FARMAKOLOGI
  Pengantar Farmakologi, Sejarah Pengobatan, Istilah-istilah dalam farmakologi, dan Penggolongan obat
  Zat Aktif, Nama Generik, Nama Paten, Nama Dagang
  Macam-macam Sediaan Obat
  Cara-cara Pemberian Obat

  DEFINISI  PENDAHULUAN
                * Obat : Obat adalah bahan (substansi kimia) yang dapat mempengaruhi fungsi biologis suatu organisme pada tingkat molekular, selular dan organ
                * Farmakologi : Farmakon (Obat) dan Logos (ilmu)
                   Adalah  ilmu yg mempelajari interaksi antara obat             dengan system biologik (MH/organisme).
                * Farmakologi Klinik : Studi tentang obat dan    pengaruhnya terhadap manusia.
  Cabang Ilmu Farmakologi
  FARMAKOGNOSI
                pengetahuan & pengenalan obat yg berasal dari tanaman (mineral & hewan) & zat aktifnya.
  BIOFARMASI
                meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapetiknya
  FARMAKOKINETIK
                mempelajari proses biologic yg dialami oleh obat /nasib obat  pd manusia sehat / pasien (MH / organisme mempengaruhi obat)
                nasib obat dalam tubuh : A D M E
  FARMAKODINAMIK
                 mempelajari efek yang terjadi pd manusia / respon yg terjadi terhadap pemberian obat (obat  mempengaruhi organisme)
  TOKSIKOLOGI
                pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh (termasuk farmakodinamik karena efek terapetik berhubungan dg efek toksik)
  FARMAKOTERAPI
                mempelajari penggunaan obat untuk pencegahan dan pengobatan penyakit/gejalanya.
  SEJARAH PENGOBATAN
Zaman Purba    
                 daun/akar tanaman→dicoba (empiris) →pengalaman →turun-temurun (tradisional).
Racun untuk obat
                  strichnin & kurare (racun panah suku indian & afrika) →relaksan otot.
  Nitrogen mustard (gas racun PD I) →sitostatika/anti kanker.
Obat  nabati
  Yg digunakan : rebusan/ekstrak →khasiat berbeda (asal tanaman, waktu panen, cara pembuatannya →kurang memuaskan.
Isolasi zat aktif dalam tanaman
                mis : morfin dari Papaver somniferum.
                                  digoksin dari Digitalis lanata.
                                  vinkristin & vinblastin dari Vinea rosea.
Obat kimia sintetis (awal abad XX)
                1. aspirin
                2. sulfanilamid (1935)
                3. penisillin (1940)
                setelah tahun 1945 ilmu kimia, fisika, & farmasi/kedokteran berkembang pesat→±500 obat baru/th →perubahan di bidang farmakoterapi.
  ISTILAH - ISTILAH
  PENGGOLONGAN OBAT
  Zat Aktif, Nama Generik,
Nama Paten, Nama Dagang
  Obat Generik : obat dengan nama resmi yg ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau INN (International Non-Proprietary Name) untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
  Obat Patent/Spesialite : obat jadi dengan nama dagang yg terdaftar atas nama si pembuat atau yg dikuasakannya & dijual dg bungkus asli dari pabrik yg memproduksinya.
  Obat bermerk : obat jadi dengan nama dagang yg terdaftar atas nama si pembuat atau yg dikuasakannya & dijual dg bungkus asli dari pabrik yg memproduksinya, bisa diproduksi setelah habis masa berlaku patent obat ybs.
  BENTUK SEDIAAN OBAT
Faktor yg mempengaruhi pemilihan BSO
  1. Faktor obat
                -              rasa obat pahit, amis, tidak enak →kapsul, emulsi, dragee.
                -              obat dirusak asam lambung (terutama jika diberikan       p.o)→tablet       salut      enterik, parenteral, suppositoria,      tablet sublingual,             tablet buccal.
  1. Faktor penderita
                -              bayi & anak →sirup, pulveres (p.o)
                -              tidak sadar/pingsan, tidak kooperatif/gila →parenteral,                 rektal    (suppositoria, enema).
                -              tingkat ekonomi →harga tablet/kapsul berbeda dg sirup.
  1. Faktor penyakit
                -              gawat/emergency →parenteral, aerosol, nebulizer.
                -              letak penyakit →mis : mata (TT, ZM), telinga (TT).
                -              penyakit kronis & frekuensi pemakaian yg sering →mis:                peny.   Jantung (SR, oros, CR).
  Fungsi BSO dari sisi biofarmasetika
1.            Melindungi agar zat aktif tidak rusak oleh udara, kelembaban/cahaya →tablet salut.
  1. Melindungi zat aktif tidak dirusak asam lambung jk digunakan per oral →tablet salut enterik, tab.sub lingual, tab.buccal.
  2. Menutupi / menghilangkan rasa pahit, rasa & bau yg tidak enak dari obat →kapsul, tablet salut, sirup.
  3. membuat serbuk yg tidak larut / tdk stabil dalam larutan dibuat serbuk yg tidak larut & terdispersi dalam air (suspensi).
  4. mencampur cairan seperti minyak agar terdispersi dalam larutan air menjadi emulsi, melindungi rasa & bau tak enak dari minyak (emulsi minyak ikan).
  5. Memudahkan penggunaan obat untuk pengobatan setempat shg diperoleh efek maksimal di tempat yg diobati →TM/ZM, TT, tetes hidung, salep/cream untuk kulit.
  Lanj…
  1. Agar obat mudah masuk dalam lubang badan, yaitu :
                -              rektum →suppositoria, enema.
                -              vaginal →insert/suppositoria vaginal, douche
                -              mata →TM,ZM, dll.
  1. Mengatur pelepasan obat yg teliti, tepat, aman shg diperoleh efek yg lama & teratur (tab/kaps SR, CR, Oros).
  1. agar obat dapat segera masuk dalam peredaran darah / jaringan badan (injeksi i.v. ; i.m.)
  2. memperoleh aksi obat yg optimal dalam saluran pernapasan (inhalasi / aerosol)
  3. membuat sediaan obat yg berupa larutan, dimana obatnya larut dalam zat pembawa yg dinginkan.
  KLASIFIKASI BSO
berdasarkan konsistensinya
  1. BSO Padat
                pulvis, pulveres, tablet, tab.salut (gula, film,enteric), tab.lepas lambat, tab. Effervescent, tab.sublingual. Tab. Bukal, tab. Kunyah, tab. Hisap, kapsul, tab. Vaginal, suppositoria, ovula, pil, implan.
  1. BSO Semi Padat
                salep, cream, jel, pasta, oculenta, linimenta, sabun.
  1. BSO Cair
                larutan, eliksir, sirup, suspensi, emulsi, obat tetes, infusa, kolutorium, gargarisma, lotio, enema, vaginal douche, vaksin, imunoserum, infus i.v., injeksi, inhalasi, aerosol
  1. BSO gas
                Inhalasi
  CARA PEMBERIAN OBAT
                Pemilihan rute / cara pemberian obat tergantung pada :
  1. Tujuan terapi / efek yg diinginkan
                a.            efek lokal : topikal, intravaginal, rektal, intranasal,            intraokuler, inhalasi / intrapulmonal.
                b.            efek sistemik : oral, sublingual, bukal, parenteral,            implantasi s.c., rektal.
  1. Sifat obat
                a. obat merangsang mukosa mulut / mudah rusak oleh asam      lambung / obat menjadi inaktif oleh asam lambung & sal.     G.I. →sublingual (ISDN), parenteral (inj. Insulin), rektal (aminofilin rektal).
2.            b.            obat tidak diabsorpsi oleh usus (mis : streptomisin) →    parenteral (injeksi i.m.).
  1. Kondisi pasien & penyakit
                -              pasien tidak sadar/tidak kooperatif →parenteral / rektal.
                -              pasien kondisi gawat →parenteral (i.v.).
                -              pasien sulit / tidak mampu menelan →hindari p.o.
                -              penyakit kronis yg memerlukan efek obat cepat               →sublingual pd serangan angina.
Ctt : pemilihan BSO & rute / cara pemberian sebaiknya didiskusikan dg pasien/keluarganya shg dapat meningkatkan compliance / ketaatan pasien. Dg demikian tujuan terapi dapat dicapai.
  Klasifikasi Rute / Cara Pemberian Obat Berdasarkan Tujuan Terapi / Efek Yg Diinginkan
  Klasifikasi Rute / Cara Pemberian Obat Berdasarkan Tujuan Terapi / Efek Yg Diinginkan
  1. EFEK SISTEMIK
  1. ORAL
  Disebut juga cara interal (intran = usus, melibatkan usus).
  Tempat pemberian         : mulut
  Tempat absorpsi              : mukosa usus (duodenum)
  Keuntungan pemberian oral :
  mudah dilakukan oleh pasien sendiri
  relative aman & murah
  aman, jika toksis obat dapat :
  dimuntahkan langsung
  digunakan emetic / carbo adsorben
  murah
  pasien dapat melakukan sendiri
  tanpa alat khusus
  Efektif / praktis
  Kerugian pemberian p.o. :
                -              absorpsi obat tidak teratur & tidak maksimal.      mis :       tetrasiklin & digoksin ±80%.
                -              setelah diabsorpsi, obat melalui hati &   mengalami FPE shg         BA rendah.
                -              tidak efektif untuk pasien : muntah, diare,           tidak sadar, tidak              kooperatif / gila.
                -              obat dapat merangsang mukosa mulut (mis :      aminofilin),         dpt diberikan d.c.
                -              obat dapat diuraikan oleh asam lambung shg      inaktif (mis :       benzilpenisilin, insulin,   oksitosin, hormon steroid
  Perkecualian :
                jika pemberian p.o. ditujukan untuk efek lokal di usus, maka obat tidak boleh diabsorpsi oleh pembuluh darah disepanjang saluran G.I. (con : obat cacing, antibiotika untuk pengobatan infeksi lambung – usus / digunakan sebelum pembedahan, yakni : streptomisin, kanamisin, neomisin, beberapa sulfonamid, & zat-zat kontras rontgen untuk foto lambung-usus).
  BSO yg bisa diberikan oral / p.o :
                tablet, kapsul, larutan, sirup, eliksir, suspensi, gel, serbuk.
B. SUBLINGUAL
  Tempat pemberian : obat diletakkan di bawah lidah.
  BSO : tablet, troches / lozenges
C. BUKKAL
  Tempat pemberian : obat diselipkan diantara gusi & pipi.
  BSO : tablet, troches / lozenges (tablet hisap).
  Keuntungan B & C :
a. efek cepat & sempurna karena obat langsung masuk ke peredaran darah besar tanpa melalui hati.
b. untuk menghindari kerusakan obat dari saluran cerna
  Kerugian B & C :
                jika digunakan terus-menerus, kurang praktis karena merangsang mukosa mulut.
  no.B & C absorpsi obat melalui membran mukosa mulut (obat sedikit sekali diabsorpsi melalui saluran cerna), memberi efek sistemik.
D. PARENTERAL
  Artinya pemberian obat yg tidak melibatkan usus/sal. GI.
  Tempat pemberian : selain melalui saluran GI
                                                                     (melalui injeksi).
  keuntungan  pemberian parenteral :
  menghindari obat dirusak / menjadi inaktif dalam saluran G.I
  bila obat sedikit diabsorpsi dalam sal. G.I hingga obat tidak cukup untuk meninggalkan respon
  dikehendaki efek obat yg cepat, kuat, & sempurna dalam keadaan gawat
  diperoleh kadar obat yg sudah ditentukan (i.v), karena sedikit sekali dosis obat yg berkurang
  dapat diberikan pada pasien yg sulit menelan / tidak suka diberi obat melalui oral.
  kerugian pemberian parenteral :
  efek toksiknya sukar dinetralkan bila terjadi kesalahan pemberian obat
  karena dikehendaki steril, sediaan injeksi lebih mahal
  pasien tidak dapat memakai sendiri, perlu bantuan tenaga ahli & peralatan khusus (tidak ekonomis)
  dibutuhkan cara aseptis, timbul rasa nyeri
  ada bahaya penularan hepatitis serum
  BSO : larutan, suspensi
II. EFEK LOKAL
A. Topikal / Epikutan / Transdermal
  Tempat pemberian         : permukaan kulit
  Keuntungan                       :  memberi efek lokal, aksinya                                                       lama                                                                                                     pada tempat yg sakit, sedikit                                                      diasorpsi
   jika terjadi absorpsi dapat melalui :
                * transeluler      : menembus sel
                * difusi                 : masuk melalui celah sel
                * kelenjar minyak
  BSO : ointment, krim, pasta, plester, serbuk, aerosol, lotion, sediaan transdermal (transdermal patches, discs, solution).
B.            Konjungtival
  Tempat pemberian         : konjungtiva / selaput mata
  Cara pemberian                                : dioleskan pd membran mukosa mata,                                                                   efek lokal.
  BSO                                                        : contact lens insert, ointment.
C. Intraokular
  Tempat pemberian         : mata
  Cara pemberian                                : diteteskan pd membran mukosa                                                              mata, efek lokal.
  BSO                                                        : suspensi, larutan.
D. Intra nasal
  Tempat pemberian         : hidung
  Cara pemberian                                : diteteskan pd lubang hidung, efek                                                          lokal.
  BSO                                                        : larutan, semprot, inhalan, salep.
E.            Aural / intraselulaer
  Tempat pemberian         : telinga
  Cara pemberian                                : diteteskan pd lubang telinga, efek                                                           lokal.
  BSO                                                        : suspensi, larutan.
F.            Vaginal
  Tempat pemberian         : vagina
  Cara pemberian                                : dimasukkan ke dalam lubang                                                     vagina,  efek lokal
  BSO                                                        : larutan, ointment, busa emulsi,                                                                 gel, tablet, insert, suppositoria.
G.           Rektal
  Tempat pemberian         : rektum / anus
  Tujuan                                  : memperoleh efek lokal                                                                              (antihemoroid)                                                                                                  & sistemik (asma).
  BSO                                                        : larutan, ointment, suppositoria,                                                               enema.
  Keuntungan pemberian rektal :
  rectum & colon menyerap banyak obat perrektal (untuk efek sistemik) menghindari kerusakan obat / obat menjadi tidak aktif karena pengaruh lingkungan perut & usus.
  mudah diberikan untuk pasien muntah, sulit menelan, tidak sadar
  obat yg diabsorpsi melalui rectal beredar dalam darah tidak melalui hati sehingga tidak mengalami detoksikasi / biotransformasi yg mengakibatkan obat terhindar dari tidak aktif.
  kerugian :
  tidak menyenangkan
  absorpsi obatnya tidak teratur  dan sukar ditentukan
H.           Uretral
  Tempat pemberian         : uretra
  Cara pemberian                                : dimasukkan ke dalam saluran                                                    kencing, efek lokal.
  BSO                                                        : larutan, suppositoria.
11. Intrarespiratori
  Tempat pemberian                         : paru-paru
  Cara pemberian                                : disemprotkan dg kanister /                                                                          inhalasi                                                                                                                 gas/cairan masuk paru-paru, efek                                                            lokal.
  BSO                                                        :  aerosol
  keuntungan :
  absorpsi cepat ,terhindar dari FPE di hati, pd penyakit paru – paru (asma bronchial),obat dapat diberikan langsung pada bronkus.
  kerugian :
  diperlukan alat & metoda khusus yg sulit dikerjakan, sukar mengatur dosis, obatnya mengiritasi epitel paru-paru
  Lanjut minggu depan….
  TOPIK : FARMAKOKINETIKA
Terima kasih…….


Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

 
Selamat datang di blognya Cweh Imitasi...Materi mengenai farmasi saya rangkum disini... Terima kasih telah berkunjung.. Semoga Bermanfaat!!!!!