Ò Obat
obat Antijamur
(antifungi)
(antifungi)
TEGUH S. ARIF, APT.
Ò Anti
Jamur
Ò Infeksi
yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis.
Ò Infeksi
jamur secara umum dibedakan menjadi infeksi jamur sistemik dan topikal
(dermatofit dan mukokutan)
Ò Antijamur
untuk infeksi sistemik : amfoterisin B, flusitosin, grup azol
(ketokonazol,flukonazol, itrakonazol), kalium iodida
Ò Antijamur
untuk infeksi topikal : griseofulvin, imidazol, tolnaftat, nistatin,
kandisidin, asam salisilat, asam undesilinat, haloprogin, natamisin.
Ò PENGGOLONGAN
OBAT ANTIFUNGI
Ò GOL.
ANTIBIOTIKA
griseofulvin,
amfoterisin B, nystatin, natamisin
• GOL.
IMIDAZOL
Mikonazol,
ketokonazol, klotrimazol, bifonazolo, ekonazol, isokonazol, tiokonazol (LOKAL)
• GOL.
TRIAZOL
flukonazol , itakonazol (sistemik), terkonazol (vaginal)
GOL. ASAM ORGANIS
As.benzoat, as.salisilat, propionat, kaprilat, undesilinat
GOL. LAIN
Terbinafin, tolnaftat, haloprogin, naftifin,
selensulfida,pirition
Ò JENIS
INFEKSI JAMUR
Ò SISTEMIK
ACTINOMYCOSE,
ASPERGILLOSE, CANDIDIASIS SAL.CERNA DAN NAFAS
• MYCOSIS
PERMUKAAN (TINEA)
-
DERMATOFIT (kutu air, panu,kurap,kuku kapur)
-
CANDIDA ALBICANS (mulut, bronchia, vagina)
-
PITYROSPORUM OVALE (ketombe)
Ò Dermatomikosis
& terapinya
• KUTU
AIR (TINEA PEDIS)
-
MIKONAZOL KRIM
-
GRISEOFULVIN/KETOKONAZOL ORAL
. KUKU
KAPUR
- KUKU
MENEBAL,KERAS,REGAS,MUDAH PATAH,BERWARNA PUTIH
-
TERBINAFIN ORAL 1 DD 250MG
-
PANU (PITYRIASIS VERSICOLOR)
-
- LAR. SALISILAT 5-10%
-
- MIKONAZOL/KETOKONAZOL KRIM SELAMA 2-3 MGG
• KETOMBE
(PITYRIASIS CAPITIS)
- Jamur
pityrosporum ovale sebenarnya adalah flora normal kulit kepala
- karena ketidakseimbangan flora normal maka
jumlahnya berlebihan mjd ketombe
- selensulfida 2.5%, Zn.pirithion 20%,
piroctone olamine (dlm bentuk shampo)
- Kasus hebat : Gel ketokonazol 2%
Ò CANDIDIASIS
-
Disebabkan oleh jamur candida albicans
-
Sebenarnya merupakan flora normal selaput lendir
di sal.nafas,sal.cerna dan vagina
candidiasis
mulut (sariawan)
-
flukonazol oral
-
itrakonazol/ketokonazol
-
nystatin (lokal, byk dlm bentuk tetes utk bayi dan anak-anak)
Candidiasis
USUS
-
ditandai dg gejala sering diare, perut kembung
- flukonazol, itrakonazol, ketokonazol oral
Candidiasis
VAGINA
- dalam jumlahnya yg normal c.albicans
mempertahankan suasana asam vagina, berguna utk mematikan bakteri/kuman
- jika
jumlahnya tergaanggu menyebabkan candidiasis (keputihan)
-
imidazol suppositoria (satu supp selama 2-6 mlm)
-
ketokonazol, itrakonazol, flukonazol single dose
CANDIDIASIS
KULIT
- krim
mikonazol,ketokonazol
CANDIDIASIS
SYSTEMIK
-
Candida menembus selaput usus dan beredar melalui darah keseluruh tubuh
-
Biasanya bersifat ganas dan menyebabkan kematian
-
ketokonazol,itrakonazol oral
-
kombinasi dengan amfoterisin B IV
Ò Amfoterisin
B
Ò Merupakan
hasil fermentasi dari Streptomyces nodosus
Ò Menyerang
sel yang sedang tumbuh dan sel matang
Ò Bersifat
fungistatik atau fungisidal tergantung dosis.
Ò Efektif
menghambat Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neoformans, Candida,
Blastomyces dermatiditis, Aspergillus.
Ò Amfoterisin
B
Ò Mekanism
kerja : berikatan kuat dengan ergosterol yang terdapat pada membran sel jamur,
sehingga menyebabkan kebocoran dari membran sel, dan akhirnya lisis.
Ò Farmakokinetik
: sangat sedikit diserap melalui saluran cerna diberikan secara IV,
Ò Amfoterisin
B
Ò Indikasi
: mikosis sistemik seperti koksidioidomikosis, parakoksidiomikosis,
aspergilosis, kandidiosis, blastomikosis, histoplasmosis.
Ò Efek
samping : demam dan menggigil, gangguan ginjal, hipotensi, anemia, efek
neurologik, tromboflebitis.
Ò Penderita
yang diobati amfoterisin B harus dirawat di rumah sakit, karena diperlukan
pengamatan yang ketat selama pemberian obat.
Ò Obat
ini biasanya diberikan untuk infeksi jamur sistemik yang mengancam jiwa
Ò Amfoterisin
B
Ò Sediaan
: injeksi dalam vial yang mengandung 50 mg, dilarutkan dalam 10 ml aquadest
diencerkan dengan dextrose 5 % = 0,1 mg/ml larutan.
Ò Dosis
: 0,3 – 0,5 mg / kg BB
Ò Flusitosin
Ò Spektrum
antijamur sempit
Ò Efektif
untuk kriptokokosis, kandidiosis, kromomikosis, aspergilosis.
Ò Mekanisme
kerja : flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminase dan
dalam sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminasi menjadi
5-fluorourasil. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat penghambatan
langsung sintesis DNA oleh metabolit 5fu.
Ò Flusitosin
Ò Farmakokinetik
: diserap dengan cepat dan baik melalui sal.cerna, distribusi ke seluruh tubuh,
ekskresi oleh ginjal.
Ò Indikasi
: kromoblastomikosis, meningitis (kombinasi dengan amfoterisin B)
Ò Efek
samping : toksisitas hematologik, gangguan hati, gangguan sal.cerna
Ò Sediaan
: kapsul 250 dan 500 mg.
Ò Dosis
: 50 – 150 mg/kgBB sehari dibagi dalam 4 dosis, lakukan penyesuaian dosis pada
penderita insufisiensi ginjal.
Ò Ketokonazol
Ò Efektif
terhadap Candida, Coccodioides immitis, Cryptococcus, H. capsulatum,
Aspergillus.
Ò Mekanisme
kerja : berinteraksi dengan enzim P-450 untuk menghambat demetilasi lanosterol
menjadi ergosterol yang penting untuk membran jamur.
Ò Farmakokinetik
: diserap baik melalui sal. Cerna, distribusi urin, kel.lemak,air ludah, kulit,
tendon, cairan sinovial. Ekskresi melalui empedu, sebagian kecil ke urin.
Ò Indikasi
:histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jaringan lemak, kriptokokosis,
kandidosis.
Ò Ketokonazol
Ò Efek
samping : gangguan sal cerna, efek endokrin (ginekomastia, penurunan libido, impotensi, ketidakteraturan
menstruasi)
Ò Kontra
indikasi : tidak boleh diberikan bersamaan dengan amfoterisin B
Ò Flukonazol
Ò Efek
samping endokrin lebih kecil dibanding ketokonazol
Ò Mekanisme
kerja : menghambat sintesis ergosterol membran sel jamur.
Ò Farmakokinetik
: diberikan oral dan IV, absorpsi baik, ekskresi melalui ginjal.
Ò Efk
samping : lebih kecil dibanding ketokonazol, mual, muntah, kulit kemerahan,
teratogenik.
Ò Itrakonazol
Ò Obat
pilihan untuk blastomikosis
Ò Efektif
untuk aspergilosis, kandedimia, koksidioidomikosis, kriptokokosis.
Ò Mekanisme
kerja sama dengan azol lain
Ò Farmakokinetik
: absorpsi baik melalui oral, ekskresi melalui ginjal.
Ò Efek
samping : mual, muntah, kulit kemerahan, hipokalemia, hipertensi, edema dan
sakit kepala.
Ò Griseofulvin
Ò Jamur
yang menyebabkan infeksi jamur superfisial disebut dermatofit.
Ò Mekanisme
kerja : obat ini masuk ke dalam sel jamur, berinteraksi dengan mikrotubulus
dalam jamur dan merusak serat mitotik dan menghambat mitosis
Ò Farmakokinetik
: absorpsi baik bila diberikan bersama makanan berlemak tinggi,distribusi baik
ke jaringan yang terkena infeksi, inducer P-450, ekskresi melalui ginjal.
Ò Griseofulvin
Ò Efek
samping : efek samping berat jarang terjadi, hepatotoksik, teratogenik.
Ò Sediaan
: tablet berisi mikrokristal 125 mg dan 500 mg, suspensi 125 mg/ml.
Ò Nistatin
Ò Mekanisme
kerja : berikatan dengan ergosterol pada membran jamur, permeabilitas
meningkat, sel jamur mati.
Ò Indikasi
: kandidiasis kulit, selaput lendir, dan saluran cerna.
Ò Efek
samping : jarang ditemukan, mual, muntah, diare ringan
Ò Obat
pilihan untuk sariawan
Ò Mikonazol
dan obat topikal lain
Ò Mikonazol,
klotrimazol, ekonazol aktif secara topikal jarang digunakan parenteral.
Ò Efek
samping : iritasi, rasa terbakar.
Ò Mekanisme
kerja, spektrum, distribusi sama dengan ketokonazol.
Ò Sediaan
: Mikonazol krim 2 %, gel 2 %, klotrimazol krim 1 %.
Ò PERTIMBANGAN
TERAPI
Infeksi berat à gol imidazol
Lesi hiperkeratosis kuku à anti jamur topikal + zat
keratolitik
Infeksi jamur dgn tanda radanghebat à anti jamur +
kortikosteroid
Tinea versikolor à
selenium sulfid