P3K
AFIATI HK
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan
- Pedoman
tindakan
Prinsip P-A-T-U-T
- P =
Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu sebelum bertindak
- A =
Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian, sehingga bebas dari
bahaya.
- T =
Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu ada
kecelakaan.
- U =
Usahakan menghubungi ambulan, dokter, rumah sakit atau yang berwajib
- T =
Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang paling tepat.
Gangguan Umum
- Gangguan
pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan
atau kekejangan otot pernafasan).
- Gangguan
kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung, kekurangan zat
asam/oksigen).
- Gangguan
peredaran darah (perdarahan hebat, luka bakar yang luas, rasa nyeri yang
hebat, kekuarangan cairan tubuh secara cepat, keadaan allergi atau tidak
tahan obat).
TUJUAN FIRST AID DI TEMPAT KERJA
Menyelamatkan
jiwa di tempat kerja.
Memberikan rasa
nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
Mencegah
terjadinya hal yang lebih buruk pada korban.
Menenangkan
penderita atau korban yang terluka di tempat kerja.
KASUS-KASUS KECELAKAAN KERJA
DAN
PERTOLONGAN PERTAMANYA
DAN
PERTOLONGAN PERTAMANYA
Prinsip-Prinsip dasar
1. Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka,
terutama bila luka-lukanya terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan
keras atau kekerasan lain. (Pindahkan atau ubah posisi penderita hanya apabila
tindakan anda adalah untuk menyelamatkan dari bahaya lain.)
2. Bertindaklah dengan cepat
3. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang
pingsan atau setengah pingsan.
mengakibatkan
kesulitan bernapas bagi penderita.
4. Jangan berikan alkohol pada penderita yang mengalami luka
parah.
1. Penderita
Syok/Terkejut
Syok/Terkejut
Ciri-ciri: wajahnya tampak pucat, tubuhnya dingin dan
berkeringat. Nafasnya cepat.
Penanganan :
- Membaringkan
dan menempatkan kakinya pada posisi yang lebih tinggi daripada kepala,
kecuali apabila
terdapat luka di kepalanya.
2. Selimuti agar hangat, jangan sampai
terlalu panas
3. Berikan minuman gula bila benar-benar sadar
2. Tersedak
Makanan
Makanan
Berdirilah di belakang penderita dan peluklah pinggangnya
dengan kedua tangan.
kepalkan tangan anda dan tekan kepala ini pada perut bagian
atas,tepat dibawah tulang iga dan diatas pusat.
Tarik kuat-kuat kepalkan tangan anda ke arah atas. Ulangi
beberapa kali hingga makanan keluar dari tenggorokan penderita.
3. Bahan Kimia Atau Serangga Mengenai Mata
Baringkan, tuangkan air steril ke mata untuk menghilangkan
bahan kimianya, kompres dengan kasa steril, segera ke dokter.
Jika serangga, ambillah dengan ujung saputangan bersih.
segera ke dokter.
Jangan mengusap mata yang terkena bahan kimia atau serangga
dengan tangan telanjang
4. Sengatan Serangga
Sengatan lebah, jika bengkak kompres es, Jika alergi segera
ke dokter
5. Keracunan
Berilah minum (air biasa,susu ,atau kelapa) sebanyak mungkin
supaya muntah, bawa ke dokter. meski tidak selalu muntah.
6. LUKA BAKAR
Alirkan/siram dengan air biasa/air mengalir ditempat yang
terbakar, jika lukanya masih tahap pertama, hingga rasa sakit hilang.
Jika lukanya sudah melepuh, bawa ke rumah sakit.
7. Luka lecet/gores/tersayat
Cucilah dengan air
tutup luka dengan plester atau band aid
jika luka gores/robek besar, segera dokter.
8. PERDARAHAN
Hentikan pendarahan dengan cara menekan luka atau sekitar
luka.
Tekan terus-menerus. Jangan melepas tekanan tiap sebentar
hanya untuk melihat apakah pendarahan sudah berhenti.
Apabila setelah diberikan tekanan pendarahan masih belum
berhenti, mungkin nadi atau pembuluh darah balik terputus,
tekan nadi yang di dekat luka, untuk menghentikan aliran
darah dari jantung ke tempat lain. Segera bawa ke dokter !!
9. Patah Tulang
Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan korban jika
belum mahir melakukannya.
Jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung
dengan hati-hati dalam posisi terbaring di atas alas keras.
Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga
gigi atas dan bawah bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter.
Untuk patah tulang tangan atau kaki, gunakan tongkat atau
setumpuk Koran guna menyangga, dan balutlah sebelum memperoleh pertolongan
dokter.
10. Terkilir
Letakkan bagian terkilir lebih tinggi dari bagian lainnya,
untuk mencegah pembengkakan, segera ke dokter
Khusus lutut yang terkilir, segera ke dokter, karena jika
kurang professional, berakibat buruk di kemudian hari.
11. Gangguan nafas atau
bahkan sampai henti nafas
bahkan sampai henti nafas
Untuk mengenal gangguan pada sistem
pernapasan digunakan tahap pemeriksaan
dan penanganan sebagai berikut :
1.Penolong
mengetahui apakah penderita masih bernapas atau tidak. Tindakan ini dilakukan
dengan cara yang sederhana yaitu LDR(Lihat,Dengar,Rasakan hembusan nafas
korban).
2. Bila
sulit/tidak bernapas segera telepon ambulance -Ã periksa jalan napas, apakah terdapat
sumbatan atau tidak (pangkal lidah, muntahan, kotoran dalam mulut.)
3. Tindakan
pertolongan pertama yang dilakukan adalah
membebaskan jalan napas dengan menarik lidah
ke luar, mengeluarkan benda asing dalam rongga mulut (gunakan kedua jari)
Bila henti nafas dan henti jantung
maka harus
dilakukan pemberian pernapasan buatan dari mulut ke mulut (mouth‑to‑mouth) dan
kompresi dada. Tindakan ini harus dilatih menggunakan alat peraga (boneka)
secara periodik.
E Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Pernafasan Buatan Mulut ke Mulut
Baringkan penderita dalam posisi terlentang.
Buka mulut penderita
dengan cara menguakkan rahangnya.
Jaga agar selama dilakukan pernafasan buatan mulut selalu
dalam keadaan terbuka.
Tutup lubang hidung penderita.
Tiup mulut penderita
dan lepaskan mulut anda dari mulut penderita
serta perhatikan apakah mulut penderita mengeluarkan kembali
udara yang anda tiupkan. Jika tidak, periksa sekali lagi barangkali masih
terdapat sesuatu yang menghalangi pernafasan di dalam mulut penderita. Berikan
2x napas bantuan
kemudian "
Pijat Jantung
Lakukan pengurutan/pijat jantung. Letakkan kedua telapak
tangan anda dalam posisi saling bertumpuk di bagian paling bawah dada
penderita. Tekan dengan telapak tangan bawah sedalam kurang lebih 5 cm. Ulangi
tekanan. Lakukan dengan rasio 30:2.
(30 kompresi/pijat
: 2 tiupan nafas buatan)
SUMBER KECELAKAAN
1. Bahaya bahan kimia
2. Bahaya
mekanis
Dari
alat-alat yang sedang digerakkan seperti mesin, alat sentrifugal.
Pencegahan:
•
pakaian pelindung yang praktis
•
penempatan alat yang rapi
•
Menghindari anggota badan dari kontak
langsung
3. Bahaya karena tabung gas
Dari
struktur silinder dan isi tabung gas.
Pencegahan:
•
Tabung diletakkan berdiri dan diklem
kuat-kuat
•
Tidak membuka keran yang macet secara paksa
•
Tidak menggunakan gemuk/minyak pelumas bila
kerannya macet → dapat meledak
•
Tidak membuka keran gas dengan arah langsung
menuju badan
Tabung gas berisi: - gas permanen (O2 dan N2)
- gas yang dicairkan (CO2, SO2,
Cl2, dan NO)
- gas yang dilarutkan (asetilen dlm aseton)
4.Bahaya listrik
Dari
kabel yang terbuka, ukuran kawat/kabel
tidak standar, listrik tegangan tinggi
Pencegahan:
hindarkan dari sumber api
5.Bahaya biologis
Dari
zat-zat media pembenihan organisme patogen.
Pencegahan:
pemberian label yang jelas pada obat kimia (insektisida, pestisida)
6.Bahaya radioaktif
Pencegahan:
penggunaan bahan radioaktif dg benar
7.Bahaya api
Sumber:
bahan bakar,oksigen, panas
Pencegahan:
hindari kontak dengan sumber api
LAMBANG BAHAYA BAHAN KIMIA
E (Explosive)
Zat
yang eksplosif (dapat meledak) pada kondisi tertentu
Contoh:
Amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7
Penggunaan:
hindari tubrukan/pukulan, guncangan, gesekan, bunga api, percikan, dan panas
O (Oxidizing Subtances)
Zat
yang dapat mengoksidasi, dapat membakar dan memperbesar api sehingga sulit
dipadamkan.
Contoh:
KMnO4, Natrium peroksida (Na2O)
Penggunaan:
jauhkan dari bahan-bahan yang dapat terbakar (gula pasir)
LAMBANG BAHAYA BAHAN KIMIA
E (Explosive)
Zat
yang eksplosif (dapat meledak) pada kondisi tertentu
Contoh:
Amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7
Penggunaan:
hindari tubrukan/pukulan, guncangan, gesekan, bunga api, percikan, dan panas
O (Oxidizing Subtances)
Zat
yang dapat mengoksidasi, dapat membakar dan memperbesar api sehingga sulit
dipadamkan.
Contoh:
KMnO4, Natrium peroksida (Na2O)
Penggunaan:
jauhkan dari bahan-bahan yang dapat terbakar (gula pasir)
F (Flammable)
Zat
yang mudah menyala
Contoh:
Alkil-alkil aluminium arganometa, fosfor.
Penggunaan:
hindarkan kontak dengan udara
- Gas
mudah menyala: butana, propana. Penggunaan: hindari
terbentuk gas dg udara, jauhkan
dari sumber pembakaran)
- Zat
peka udara lembab (menyala bila
kontak dengan air): Litium (Li), natrium boro-hidrida.
Penggunaan:
hindarkan kontak dg air
-
Cairan mudah menyala: cairan dg
titik bakar (flashpoint) < 21oC
Penggunaan:
jauhkan dari sumber listrik
(kabel listrik tanpa isolasi)
T (Toxic)
Zat
yang sangat berbahaya bagi kesehatan bila terhisap masuk ke tubuh, terserap
kulit, sampai kematian.
Contoh:
arsen trioksida, merkuri fluorida, HgCl (sublimat)
Penggunaan:
hindari kontak dg tubuh manusia, dibawa ke dokter
Xn (Harmful)
Zat yang
menimbulkan sedikit kerusakan bila terserap badan.
Contoh:
piridin, trikloretilen
Penggunaan:
-
hindari kontak dg tubuh manusia
- tidak
menghisap uapnya
-
dibawa ke dokter
C (Corrosive)
Zat
yang dapat merubah jaringan tubuh maupun peralatan.
Contoh:
brom, asam sulfat
Penggunaan:
tidak terhisap kulit, tidak kena kulit, mata, pakaian.
Xi (Irritating)
Zat
yang dapat mneyebabkan sakit pada kulit, mata, organ pernafasan.
Contoh:
larutan amonia-benzilklorida
Penggunaan:
tidak terhisap baunya, hindarkan kontak dg kulit dan mata
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
P3K : pertolongan pertama pada seseorang yang sakit mendadak
/ kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dokter.
Tujuan P3K
- Mencegah
bahaya maut
- Mencegah
cacat
- Mencegah
infeksi
- Meringankan
rasa sakit si korban
Prinsip P3K
- Menolong
secara tepat dengan memperhatikan tujuan P3K
- Menolong
secara cepat kepada penderita dengan cara-cara P3K yang sesuai
- Menolong
yang bersifat sementara sebelum dibawa ke dokter
Alat-Alat P3K
Kapas
Perban / pembalut
Kasa steril
Plester gulung
Plester tunggal (band aid)
Kain pembalut lebar untuk kecelakaan berat
Boor water
Wangi-wangian (Eau de cologne)
Mercucrhome / obat merah
Gelas pencuci mata
Gunting kecil / besar
Jepitan / pinset
Obat-obatan
Penanganan P3K dalam K3
1. LUKA
BAKAR
Ada 3
tingkatan, yaitu:
a. Tingkat I
Luka
bakar biasa, kulit tidak melepuh
→
obati dg obat merah / salep
b. Tingkat II
Kulit
melepuh (ada gelembung)
→ tutup
bagian gelembung dengan perban steril yang diolesi salep
c. Tingkat III
Terbakar
parah / hangus (jaringan sampai rusak)
→
tutup dengan perban steril, minta bantuan dokter
Penanganan luka bakar tingkat II:
1. Bagian
kulit yang melepuh diolesi mercuchrome / dilap dg alkohol 94%
2. Tutup dengan
kain kasa steril
3. Dilarang
menusuk bagian yang melepuh untuk mengeluarkan cairan lepuhan
4. Bila
lepuhan pecah, bersihkan dari kuman
5. Gunting
bagian kulit yang terkelupas karena lepuhan
6. Tutup
dengan kain pembalut yang steril
2. LUKA
TERSAYAT
Penanganan: bersihkan luka dengan kain
tipis/perban yang steril, olesi dengan Iodium tincture 3,5%
pada daerah sekeliling luka
•
Luka kecil : - cuci dengan sabun dan air
- tutup dengan perban steril
- ikat dengan tali
pembalut/plester
•
Luka dalam, besar, mengeluarkan banyak darah:
-
dibalut diantara bagian sisi yang luka dan bagian
tengah luka
agar darah tidak banyak keluar
- tutup
luka dengan perban steril
- minta
pertolongan dokter
3. TERSENGAT
ARUS LISTRIK
Bila korban masih berhubungan dengan kontaknya, matikan
sumber arus listrik atau tolong korban dengan cara mengisolasi diri dari tanah.
Kemudian tarik korban pada pakaiannya
Bila korban tidak pingsan, beri minum larutan NaHCO3
(1 sendok teh dalam 1 gelas air)
Bila korban pingsan, lakukan langkah penyadaran, jika
pernafasan terhenti beri pernafasan buatan.
Tidak
memberi minum pada saat korban pingsan.
Korban segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
4. KECELAKAAN PADA MATA
Penanganan: setetes minyak jarak (castor oil) dapat
diteteskan pada mata, tutup dg kapas tebal, lalu balut perlahan-lahan untuk
untuk mencegah cahaya masuk.
Zat padat pada mata
Bila zat padat tidak berbahaya, dapat dihilangkan dengan
sapu tangan yang dibasahi air dengan membuka kelopak mata bagian bawah.
Bila kotoran ada di bagian kelopak mata bagian atas,
kedip-kedipkan mata dalam air di atas piring kecil.
Pecahan kaca
Jangan berusaha untuk mengeluarkannya karena berbahaya
Tutup mata dengan kapas yang tebal, balut perlahan-lahan
Segera bawa ke rumah sakit
Zat korosif (asam/basa)
Cuci mata dengan air yang banyak
Bila masih terasa sakit, tutup mata dengan kapas tebal,
kemudian balut pelan-pelan
Bawa ke rumah sakit
5. KERACUNAN
Gejala: pusing, sesak nafas, muntah, sakit perut, diare,
kejang-kejang, kram perut, air liur berlebih, nyeri otot, koma, dan pingsan
Tindakan:
1.
Jika korban tidak sadar, korban jangan disuruh muntah/ minum.
2.
Jika korban sadar, beri minum 2-4 gelas air/susu kemudian korban disuruh muntah dengan cara memasukkan
telunjuk jauh ke dalam mulut (kecuali
jika yang termakan bensin, pelumas, asam/basa).
3.
Korban disuruh muntah hingga muntahnya jernih. Untuk menghindari kekurangan cairan, korban diberi minum 1 gelas air
garam (1 sendok dalam 1 liter
air)
4.
Penawar racun:
a. susu
b. putih telur yang sudah dikocok
c. penawar racun universal (campuran arang
tulang : MgO : asam tanin = 2 : 1 : 1) sebanyak 1 sendok campuran
dalam 1 gelas air
d. proses netralisasi dengan memberikan
bahan kimia tertentu,
tergatung dari jenis racun.
Keracunan Akibat Bahan Kimia
Keracunan melalui mulut (termakan)
Keracunan melalui Pernafasan
- Penolong
menggunakan gas masker untuk menolong korban
- Pindahkan
korban ke tempat aman dan berhawa segar
- Lakukan
pernafasan buatan jika pernafasan terhenti
- Siapkan
gas O2
- Dibawa
ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut
Keracunan melalui kulit:
Lepaskan pakaian / jauhkan peralatan yang terkena racun
Bagian kulit yang terkena racun dibilas dengan air selama 15
menit
Keracunan melalui mata:
1. Usahakan mata tetap terbuka
2. Dibilas dengan air hangat selama 15 menit
3. Bibir mata tidak menghalangi proses pembilasan
6. PINGSAN
Penanganan
Penderita dibaringkan dan tidak dikerumuni banyak orang
Telentangkan korban di atas lantai dan biarkan menghirup uap
amonia encer atau garam-garam yang berbau
Stimulasi kulit korban dengan menggosok menggunakan sikat
berbulu keras
Bila korban dapat menelan, beri air kopi
Bila pernafasan pendek / tertahan-tahan, dilakukan
pernafasan buatan / menghembuskan oksigen 6% dengan CO2
PERNAFASAN BUATAN
Pernafasan buatan diberikan bila:
- Tidak
ada gerak bernafas
- Tidak
ada uap hasil pernafasan
- Kuku,
bibir, muka mulai membiru