FARMASI POLITEKNIK TEGALinfo_cweh imitasi

Monday, 8 July 2013

Pedoman P3K

22:26

Share it Please
P3K
AFIATI HK
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan
  1. Pedoman tindakan
Prinsip P-A-T-U-T
  • P = Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu sebelum bertindak
  • A = Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian, sehingga bebas dari bahaya.
  • T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu ada kecelakaan.
  • U = Usahakan menghubungi ambulan, dokter, rumah sakit atau yang berwajib
  • T = Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang paling tepat.
Gangguan Umum
  1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan).
  2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung, kekurangan zat asam/oksigen).
  3. Gangguan peredaran darah (perdarahan hebat, luka bakar yang luas, rasa nyeri yang hebat, kekuarangan cairan tubuh secara cepat, keadaan allergi atau tidak tahan obat).
TUJUAN FIRST AID DI TEMPAT KERJA
Menyelamatkan jiwa di tempat kerja.
Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
Mencegah terjadinya hal yang lebih buruk pada korban.
Menenangkan penderita atau korban yang terluka di tempat kerja.
KASUS-KASUS KECELAKAAN KERJA
DAN
PERTOLONGAN PERTAMANYA
Prinsip-Prinsip dasar
1. Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka, terutama bila luka-lukanya terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan keras atau kekerasan lain. (Pindahkan atau ubah posisi penderita hanya apabila tindakan anda adalah untuk menyelamatkan dari bahaya lain.)
2. Bertindaklah dengan cepat
3. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah pingsan.
   mengakibatkan kesulitan bernapas bagi penderita.
4. Jangan berikan alkohol pada penderita yang mengalami luka parah.
1. Penderita  
    Syok/Terkejut
Ciri-ciri: wajahnya tampak pucat, tubuhnya dingin dan berkeringat. Nafasnya cepat.
    Penanganan :
  1. Membaringkan dan menempatkan kakinya pada posisi yang lebih tinggi daripada kepala,
    kecuali apabila terdapat luka di kepalanya.
2. Selimuti agar hangat, jangan sampai 
    terlalu panas
3. Berikan minuman gula bila benar-benar sadar
2. Tersedak
    Makanan
Berdirilah di belakang penderita dan peluklah pinggangnya dengan kedua tangan.
kepalkan tangan anda dan tekan kepala ini pada perut bagian atas,tepat dibawah tulang iga dan diatas pusat.
Tarik kuat-kuat kepalkan tangan anda ke arah atas. Ulangi beberapa kali hingga makanan keluar dari tenggorokan penderita.
3. Bahan Kimia Atau Serangga Mengenai Mata
Baringkan, tuangkan air steril ke mata untuk menghilangkan bahan kimianya, kompres dengan kasa steril, segera ke dokter.
Jika serangga, ambillah dengan ujung saputangan bersih. segera ke dokter.
Jangan mengusap mata yang terkena bahan kimia atau serangga dengan tangan telanjang
4. Sengatan Serangga
Sengatan lebah, jika bengkak kompres es, Jika alergi segera ke dokter
5. Keracunan
Berilah minum (air biasa,susu ,atau kelapa) sebanyak mungkin supaya muntah, bawa ke dokter. meski tidak selalu muntah.
6. LUKA BAKAR
Alirkan/siram dengan air biasa/air mengalir ditempat yang terbakar, jika lukanya masih tahap pertama, hingga rasa sakit hilang.
Jika lukanya sudah melepuh, bawa ke rumah sakit.
7. Luka lecet/gores/tersayat
Cucilah dengan air
tutup luka dengan plester atau band aid
jika luka gores/robek besar, segera dokter.
8. PERDARAHAN
Hentikan pendarahan dengan cara menekan luka atau sekitar luka.
Tekan terus-menerus. Jangan melepas tekanan tiap sebentar hanya untuk melihat apakah pendarahan sudah berhenti.
Apabila setelah diberikan tekanan pendarahan masih belum berhenti, mungkin nadi atau pembuluh darah balik terputus,
tekan nadi yang di dekat luka, untuk menghentikan aliran darah dari jantung ke tempat lain. Segera bawa ke dokter !!
9. Patah Tulang
Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan korban jika belum mahir melakukannya.
Jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung dengan hati-hati dalam posisi terbaring di atas alas keras.
Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi atas dan bawah bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter.
Untuk patah tulang tangan atau kaki, gunakan tongkat atau setumpuk Koran guna menyangga, dan balutlah sebelum memperoleh pertolongan dokter.
  10. Terkilir
Letakkan bagian terkilir lebih tinggi dari bagian lainnya, untuk mencegah pembengkakan, segera ke dokter
Khusus lutut yang terkilir, segera ke dokter, karena jika kurang professional, berakibat buruk di kemudian hari.
11. Gangguan nafas atau
     bahkan sampai henti nafas
    Untuk mengenal gangguan pada sistem 
    pernapasan digunakan tahap pemeriksaan 
    dan penanganan sebagai berikut :
1.Penolong mengetahui apakah penderita masih bernapas atau tidak. Tindakan ini dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu LDR(Lihat,Dengar,Rasakan hembusan nafas korban).
2. Bila sulit/tidak bernapas segera telepon ambulance -à periksa jalan napas, apakah terdapat sumbatan atau tidak (pangkal lidah, muntahan, kotoran dalam mulut.)
3. Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan adalah
  membebaskan jalan napas dengan menarik lidah ke luar, mengeluarkan benda asing dalam rongga mulut (gunakan kedua jari)
Bila henti nafas dan henti jantung
maka harus dilakukan pemberian pernapasan buatan dari mulut ke mulut (mouth‑to‑mouth) dan kompresi dada. Tindakan ini harus dilatih menggunakan alat peraga (boneka) secara periodik.
 E Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Pernafasan Buatan Mulut ke Mulut
Baringkan penderita dalam posisi terlentang.
 Buka mulut penderita dengan cara menguakkan rahangnya.
Jaga agar selama dilakukan pernafasan buatan mulut selalu dalam keadaan terbuka.
Tutup lubang hidung penderita.
Tiup mulut penderita
dan lepaskan mulut anda dari mulut penderita
serta perhatikan apakah mulut penderita mengeluarkan kembali udara yang anda tiupkan. Jika tidak, periksa sekali lagi barangkali masih terdapat sesuatu yang menghalangi pernafasan di dalam mulut penderita. Berikan 2x napas bantuan
                                                                 kemudian "
Pijat Jantung
Lakukan pengurutan/pijat jantung. Letakkan kedua telapak tangan anda dalam posisi saling bertumpuk di bagian paling bawah dada penderita. Tekan dengan telapak tangan bawah sedalam kurang lebih 5 cm. Ulangi tekanan. Lakukan dengan rasio 30:2.
   (30 kompresi/pijat : 2 tiupan nafas buatan)
 
SUMBER KECELAKAAN
1. Bahaya bahan kimia
2.            Bahaya mekanis
                Dari alat-alat yang sedang digerakkan seperti mesin, alat sentrifugal.
                Pencegahan:
          pakaian pelindung yang praktis
          penempatan alat yang rapi
          Menghindari anggota badan dari kontak langsung
3. Bahaya karena tabung gas
                Dari struktur silinder dan isi tabung gas.
                Pencegahan:
          Tabung diletakkan berdiri dan diklem kuat-kuat
          Tidak membuka keran yang macet secara paksa
          Tidak menggunakan gemuk/minyak pelumas bila kerannya macet → dapat meledak
          Tidak membuka keran gas dengan arah langsung menuju badan
Tabung gas berisi: - gas permanen (O2 dan N2)
                                                              - gas yang dicairkan (CO2, SO2, Cl2, dan NO)
                                                                 - gas yang dilarutkan (asetilen dlm aseton)
               
4.Bahaya listrik
                Dari kabel yang terbuka, ukuran kawat/kabel  tidak standar, listrik tegangan tinggi
                Pencegahan: hindarkan dari sumber api
5.Bahaya biologis
                Dari zat-zat media pembenihan organisme patogen.
                Pencegahan: pemberian label yang jelas pada obat kimia (insektisida, pestisida)
6.Bahaya radioaktif
                Pencegahan: penggunaan bahan radioaktif dg benar
7.Bahaya api
                Sumber: bahan bakar,oksigen, panas
                Pencegahan: hindari kontak dengan sumber api
                 
LAMBANG BAHAYA BAHAN KIMIA
E (Explosive)
                Zat yang eksplosif (dapat meledak) pada kondisi tertentu
                Contoh: Amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7
                        Penggunaan: hindari tubrukan/pukulan, guncangan, gesekan, bunga api, percikan, dan panas
O (Oxidizing Subtances)
                Zat yang dapat mengoksidasi, dapat membakar dan memperbesar api sehingga sulit dipadamkan.
                Contoh: KMnO4, Natrium peroksida (Na2O)        
                Penggunaan: jauhkan dari bahan-bahan yang dapat terbakar (gula pasir)             
LAMBANG BAHAYA BAHAN KIMIA
E (Explosive)
                Zat yang eksplosif (dapat meledak) pada kondisi tertentu
                Contoh: Amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7
                        Penggunaan: hindari tubrukan/pukulan, guncangan, gesekan, bunga api, percikan, dan panas
O (Oxidizing Subtances)
                Zat yang dapat mengoksidasi, dapat membakar dan memperbesar api sehingga sulit dipadamkan.
                Contoh: KMnO4, Natrium peroksida (Na2O)        
                Penggunaan: jauhkan dari bahan-bahan yang dapat terbakar (gula pasir)             
F (Flammable)
                Zat yang mudah menyala
                Contoh: Alkil-alkil aluminium arganometa, fosfor.
                Penggunaan: hindarkan kontak dengan udara
                - Gas mudah menyala: butana, propana. Penggunaan:   hindari terbentuk gas dg udara,                 jauhkan dari sumber pembakaran)
                - Zat peka udara lembab (menyala           bila kontak          dengan air): Litium          (Li), natrium boro-hidrida.
                                Penggunaan: hindarkan kontak                 dg air
                - Cairan mudah menyala: cairan                 dg titik bakar (flashpoint) < 21oC
                                Penggunaan: jauhkan dari           sumber listrik (kabel listrik tanpa               isolasi)
                                 
               
T (Toxic)
                Zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan bila terhisap masuk ke tubuh, terserap kulit, sampai kematian.
                Contoh: arsen trioksida, merkuri fluorida, HgCl (sublimat)
                Penggunaan: hindari kontak dg tubuh manusia, dibawa ke dokter
Xn (Harmful)
                Zat yang menimbulkan sedikit kerusakan bila terserap badan.
                Contoh: piridin, trikloretilen
                Penggunaan:
                - hindari kontak dg tubuh             manusia
                - tidak menghisap uapnya
                - dibawa ke dokter
C (Corrosive)
                Zat yang dapat merubah jaringan tubuh maupun peralatan.
                Contoh: brom, asam sulfat
                Penggunaan: tidak terhisap kulit, tidak kena kulit, mata, pakaian.
Xi (Irritating)
                Zat yang dapat mneyebabkan sakit pada kulit, mata, organ pernafasan.
                Contoh: larutan amonia-benzilklorida
                Penggunaan: tidak terhisap baunya, hindarkan kontak dg kulit dan mata
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
P3K : pertolongan pertama pada seseorang yang sakit mendadak / kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dokter.
Tujuan P3K
  1. Mencegah bahaya maut
  2. Mencegah cacat
  3. Mencegah infeksi
  4. Meringankan rasa sakit si korban
Prinsip P3K
  1. Menolong secara tepat dengan memperhatikan tujuan P3K
  2. Menolong secara cepat kepada penderita dengan cara-cara P3K yang sesuai
  3. Menolong yang bersifat sementara sebelum dibawa ke dokter
Alat-Alat P3K
Kapas
Perban / pembalut
Kasa steril
Plester gulung
Plester tunggal (band aid)
Kain pembalut lebar untuk kecelakaan berat
Boor water
Wangi-wangian (Eau de cologne)
Mercucrhome / obat merah
Gelas pencuci mata
Gunting kecil / besar
Jepitan / pinset
Obat-obatan
Penanganan P3K dalam K3
1.            LUKA BAKAR
                Ada 3 tingkatan, yaitu:
                a.            Tingkat I
                                Luka bakar biasa, kulit tidak melepuh
                                → obati dg obat merah / salep
                b.            Tingkat II
                Kulit melepuh (ada gelembung)
                → tutup bagian gelembung dengan perban steril                   yang diolesi salep
c. Tingkat III
                Terbakar parah / hangus (jaringan sampai rusak)
                                → tutup dengan perban steril, minta bantuan dokter
Penanganan luka bakar tingkat II:
1.            Bagian kulit yang melepuh diolesi mercuchrome / dilap dg alkohol 94%
2.            Tutup dengan kain kasa steril
3.            Dilarang menusuk bagian yang melepuh untuk mengeluarkan cairan lepuhan
4.            Bila lepuhan pecah, bersihkan dari kuman
5.            Gunting bagian kulit yang terkelupas karena lepuhan
6.            Tutup dengan kain pembalut yang steril
2.            LUKA TERSAYAT
Penanganan: bersihkan luka dengan kain
tipis/perban yang steril, olesi dengan Iodium tincture 3,5% pada daerah sekeliling luka
          Luka kecil : - cuci dengan sabun dan air
                                             - tutup dengan perban steril
                                             - ikat dengan tali pembalut/plester
          Luka dalam, besar, mengeluarkan banyak darah:
                - dibalut diantara bagian sisi yang luka dan bagian
       tengah luka agar darah tidak banyak keluar
                - tutup luka dengan perban steril
                - minta pertolongan dokter
3.            TERSENGAT ARUS LISTRIK
Bila korban masih berhubungan dengan kontaknya, matikan sumber arus listrik atau tolong korban dengan cara mengisolasi diri dari tanah. Kemudian tarik korban pada pakaiannya
Bila korban tidak pingsan, beri minum larutan NaHCO3 (1 sendok teh dalam 1 gelas air)
Bila korban pingsan, lakukan langkah penyadaran, jika pernafasan terhenti beri pernafasan buatan.
                Tidak memberi minum pada saat korban pingsan.
Korban segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan  lebih lanjut.
4. KECELAKAAN PADA MATA
Penanganan: setetes minyak jarak (castor oil) dapat diteteskan pada mata, tutup dg kapas tebal, lalu balut perlahan-lahan untuk untuk mencegah cahaya masuk.
Zat padat pada mata
Bila zat padat tidak berbahaya, dapat dihilangkan dengan sapu tangan yang dibasahi air dengan membuka kelopak mata bagian bawah.
Bila kotoran ada di bagian kelopak mata bagian atas, kedip-kedipkan mata dalam air di atas piring kecil.
Pecahan kaca
Jangan berusaha untuk mengeluarkannya karena berbahaya
Tutup mata dengan kapas yang tebal, balut perlahan-lahan
Segera bawa ke rumah sakit 
Zat korosif (asam/basa)
Cuci mata dengan air yang banyak
Bila masih terasa sakit, tutup mata dengan kapas tebal, kemudian balut pelan-pelan
Bawa ke rumah sakit
5. KERACUNAN
Gejala: pusing, sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejang-kejang, kram perut, air liur berlebih, nyeri otot, koma, dan pingsan
Tindakan:
                1. Jika korban tidak sadar, korban jangan disuruh muntah/ minum.
                2. Jika korban sadar, beri minum 2-4 gelas air/susu kemudian    korban disuruh muntah dengan cara memasukkan telunjuk jauh     ke dalam mulut (kecuali jika yang termakan bensin, pelumas,   asam/basa).
                3. Korban disuruh muntah hingga muntahnya jernih. Untuk        menghindari kekurangan cairan, korban diberi minum 1 gelas air            garam (1 sendok dalam 1 liter air)
                4. Penawar racun:
                    a. susu
                    b. putih telur yang sudah dikocok
                    c. penawar racun universal (campuran arang tulang : MgO : asam            tanin = 2 : 1 : 1) sebanyak 1 sendok campuran dalam 1 gelas                                               air
                    d. proses netralisasi dengan memberikan bahan kimia tertentu,
             tergatung dari jenis racun.
Keracunan Akibat Bahan Kimia
Keracunan melalui mulut (termakan)
Keracunan melalui Pernafasan
  1. Penolong menggunakan gas masker untuk menolong korban
  2. Pindahkan korban ke tempat aman dan berhawa segar
  3. Lakukan pernafasan buatan jika pernafasan terhenti
  4. Siapkan gas O2
  5. Dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut
Keracunan melalui kulit:
Lepaskan pakaian / jauhkan peralatan yang terkena racun
Bagian kulit yang terkena racun dibilas dengan air selama 15 menit
Keracunan melalui mata:
1. Usahakan mata tetap terbuka
2. Dibilas dengan air hangat selama 15 menit
3. Bibir mata tidak menghalangi proses pembilasan
6. PINGSAN
Penanganan
Penderita dibaringkan dan tidak dikerumuni banyak orang
Telentangkan korban di atas lantai dan biarkan menghirup uap amonia encer atau garam-garam yang berbau
Stimulasi kulit korban dengan menggosok menggunakan sikat berbulu keras
Bila korban dapat menelan, beri air kopi
Bila pernafasan pendek / tertahan-tahan, dilakukan pernafasan buatan / menghembuskan oksigen 6% dengan CO2
PERNAFASAN BUATAN
Pernafasan buatan diberikan bila:
  1. Tidak ada gerak bernafas
  2. Tidak ada uap hasil pernafasan
  3. Kuku, bibir, muka mulai membiru

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

 
Selamat datang di blognya Cweh Imitasi...Materi mengenai farmasi saya rangkum disini... Terima kasih telah berkunjung.. Semoga Bermanfaat!!!!!