PENGGOLONGAN
dan penggunaan
ANTIBIOTIKA
dan penggunaan
ANTIBIOTIKA
OLEH : TEGUH S. ARIF, APT.
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIKA
Penisilin & sefalosporin
Tetrasiklin & kloramfenikol
Aminoglikosida
Antibiotik lain : makrolida, eritromisin, Quinolon
Sulfonamida
PENISILINE
Broad spektum
DISTRIBUSINYA sampai KE OTAK
ELIMINASI VIA RENAL
INDIKASI: PNEUMONIA,MENINGITIS,OTITIS MEDIA,FARINGITIS,DEMAM
REUMATIK,ENDOKARDITIS,GONORE,ANTRAKS,KLOSTRIDIA GAS GANGREN &
TETANUS,OSTEOMILITIS,DIPHTERI
PERTAMAKALI DIISOLASI DARI JAMUR PENICILLIUM TH 1949
OVER PENISILINÃ RESISTENSI (PEMBENTUKAN PENISILINASE)
SIFAT KIMIA : PENISILIN,SEFALOSPORIN,MONOLAKTAM (AZTREONAM)
DAN KARBAPENEM (IMIPENEM)Ã
CINCIN ß LAKTAM DI PUSAT->PECAH BY ß-LAKTAMASE
ASAM KLAVULANAT , PROBENISID MEMPERKUAT KERJA PENISILIN
(contoh: AUGMENTIN & TIMENTIN)
REAKSI ALERGI: REAKSI PENISILIN BERKISAR DARI RUAM KULIT
SAMPAI SYOK ANAFILAKTIK & POTENSIAL MENGANCAM JIWA
GOLONGAN PENISILINE
PENISILIN G (300.000-6 JUTA UNIT)
PROKAIN PENISILIN
BENZATIN PENISILIN
AMPISILIN
AMOKSISILIN
OKSASILIN & KLOKSASILIN
SEFALOSPORIN
SEFALOSFORIN
MEKANISME SAMA D/ PENISILIN
15 % Px ALERGI PENISILIN JUGA ALERGI SEFALOSPORIN
PERTAMA KALI U/ BAKTERI GRAM POSITIP
SEFALOSFORIN GENERASI I
(UNTUK GRAM POSITIF)
(UNTUK GRAM POSITIF)
SEFALEKSIN
SEFAZOLIN
SEFALOTIN
SEFRADIN
SEFADROKSIL
SEFAPRIN
SEFALOSFORIN GENERASI II
(SPEKTRUM LUAS)
(SPEKTRUM LUAS)
SEFAKLOR
SEFUROKSIM
SEFAMANDOL
SEFOKSITIN
SEFOTETAN
SEFONICID
SEFORANID
SEFOMETAZOL
SEFALOSFORIN GENERASI III
(SERIOUS GRAM NEGATIF)
(SERIOUS GRAM NEGATIF)
SEFOTAKSIM
SEFTRIAKSON
SEFIKSIM
SEFTIZOKSIM
SEFOPERAZON
MOKSALAKTAM
SEFZIDIM
SEFALOSFORIN GENERASI IV
CEFEPIME
TETRASIKLIN DAN KLORAMFENIKOL
Golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah
klortetrasiklin
Klortetrasiklin
berasal dari biakan Streptomyses aureofaciens.
Oksitetrasiklin
berasal dari biakan Streptomyses rimosus.
Tetrasiklin
diperoleh dari klortetrasiklin yang dibuat secara semi sintetik.
EFEK SAMPING
Hipersensitivitas
Berupa erupsi,
urtikaria, demam dan reaksi anafilaksis.
Reaksi ini bisa
terjadi reaksi silang antara gol
tetrasiklin lainnya.
Iritasi
lambung
Sering terjadi pada pemberian oral terutama
doksisiklin dan oksitetrasiklin.
Ini bisa diatasi
dengan pemberian bersama-sama makanan tetapi jangan dengan pruduk susu dan
antasida yg mengandung Al, Mg dan Ca.
• Diare
Sering
timbul karena iritasi lambung.
Terapi lama dapat menyebabkan kelainan darah
seperti leukositosis, trombositopenia.
•Fototoksik
dapat timbul pada pemberian dimetiklortetrasiklin.
•Hepatotoksis
dapat muncul karena pemberian gol
tetrasiklin dosis tinggi (lebih dari 2 gram sehari) atau pada pemberian
parenteral.
¢ Terakumulasi
Kecuali doksisiklin gol tetrasiklin
terakumulasi dalam tubuh sehingga
kontraindikasi bagi penderita gagal ginjal.
PERHATIAN …..!!!!!!
Tetrasiklin
terikat pada jaringan tulang yang sedang tumbuh dan membentuk kompleks.
Pertumbuhan
tulang pada fetus dan anak-anak sementara akan terhambat.
Bahaya ini mulai
dari pertengahan masa hamil sampai usia anak 3 tahun.
Pada gigi susu
maupun gigi tetap dapat menimbulkan perubahan warna permanen dan kecenderungan
menjadi caries.
PENGGUNAAN KLINIS
Riketsiosis,
Demam reda setelah 1-3 hari, ruam kulit menghilang setelah 5
hari.
Infeksi klamidia.
Pada infeksi akut diberikan terapi 3-4 minggu, untuk infeksi
kronis diberikan terapi 1-2 bulan.
Trakhoma,
Salep mata
Tetrasiklin dan doksisiklin secara oral selama 40 hari memberikan hasil yang
baik.
Kolera,
Tetrasiklin merupakan obat yang efektif untuk kolera.
Gonorrhoeae dan sifilis,
Tetrasiklin sebagai obat pilihan kedua setelah penisilin. Dosis 500 mg 4 kali sehari secara oral
atau doksisiklin 100 mg 2 kali sehari selama 7 hari . Untuk sifilis 500
mg 4 kali sehari peroral selama 15 hari.
Acne vulgaris,
Tetrasiklin menghambat produksi asam lemak dari sebum. Dosis 2 kali 250 mg selama 2-3 minggu.
GOLONGAN TETRASIKLIN
DOKSISIKLIN
METASILIN
KLORTETRASIKLIN
TETRASIKLIN
OKSITETRASIKLIN
KLORAMFENIKOL
SPEKTUM LUAS JUGA
SPESIFIK PADA BAKTERI SALMONELLA TYPOA, HEMOPHILIS
INFLUENZA, Boedetella Pertusis
Efek SAMPING : KEBUTAAN & ALERGI
LARANGAN IBU MENYUSUI
GOLONGAN : KLORAMFENIKOL, THIAMFENIKOL
Kloramfenikol
berasal dari:
Streptomyces venezuelae
Streptomyces
phaeochromogenes
Sterptomyces
omiyamensis
EFEK SAMPING
Reaksi
hipersensitivitas.
Walaupun relatif
jarang dapat timbul pemerahan kulit, angioudema, urtikaria, anafilaksis dan
demam.
Reaksi
hematologik.
Reaksi toksik
utama adala depresi sumsum tulang, shg terjadi kelainan darah, anemia.
Kelainan ini
tergantung pada dosis, bila obat dihentikan maka kelainan akan sembuh.
Pengaruh genetik
tidak tergantung dosis, bisa terjadi anemia aplastis yang irreversibel sehingga dapat menimbulkan kematian, walaupun
sembuh dapat terjadi leukemia akut.
Kloramfenikol
sebaiknya tidak diberikan jika penyakit dapat disembuhkan dengan obat lain atau
jika penyakit belum jelas.
PERHATIAN…..!!!!!
Gray
sindroma.
Pada neonatus
terutama bayi prematur yang mendapat dosis tinggoi (200mg/kg BB) dapat terkena
gray sindroma pada hari ke 4 terapi.
Gejala gray
sindroma adalah:
- mula-mula bayi
muntah,
- tidak mau
menyusu
- pernafasan
cepat dan tidak teratur
- perut kembung
- sianosis
- feses berwarna
hijau dan diare
- selanjutnya
bayi lemas dan berwarna abu-abu.
- hipotermia, 40%
kasus terjadi kematian.
PENGGUNAAN KLINIS
Demam
tifoid.
Kloramfenikol
masih merupakan obat terpilih untuk demam tifoid dan infeksi salmonella lain.
Ampisilin dan
amoksisilin juga efektif untuk demam tifoid.
Galur yang sudah
resisten digunakan kombinasi
trimetiprim-sulfametoksazol
(kotrimoksazol).
Dosis
kloramfenikol 4 kali 500 mg selama 2-3 minggu.
Meningitis
karena bakteri.
Kloramfenikol
efektif untuk meningitis karena H.influenza maupun karena N.
meningitidis dan Streptomyses pneumoniae.
Dosis kloramfenikol
untuk anak-anak 50-75 mg/kg BB dibagi 4 dosis i.v tiap 6 jam selama 2 minggu.
AMINOGLIKOSIDA
Bakteriostatik thd gram –
Streptomisin
Neomisin,
kanamisin,
Amikasin
gentamisin,
tobramisin,
sisomisin,
¢ Antibiotika
golongan aminoglikosida dihasilkan oleh berbagai jenis Srteptomyces dan
Micromonospora.
¢ Yang
pertama ditemukan adalah Streptomisin dari Streptomyces griseus pada
tahun 1943.
1. Tidak satupun aminoglikosida diabsorpsi secara
memadai pada
pemberian oral.
2. Mekanisme kerjanya identik satu sama lain
3. Spektrum aktivitas terutama terhadap bakteri gram neg
4. Toksisitas utama adalah ototoksis pada saraf otak ke
8 dan nefrotoksik.
5. Resistensi terhadap aminoglikosida terhadap dapat
terjadi melalui 3
mekanisme yaitu:
a.
Mutasi protein pada ribosom bakteri
b.
Kegagalan penetrasi aminoglikosida
c.
Inaktivasi aminoglikosida oleh enzim bakteri.
Diantara kelompok aminoglikosida dapat
terjadi resistensi silang.
Bakteri yang sudah resisten adalah:
* E.Coli,
* Pseudomonas
* Enterobacter dan
* Serratia.
PENGGUNAAN KLINIS
¢ Walaupun
spektrum luas, jangan digunakan untuk setiap infeksi karena:
-
Resistensi cepat berkembang
-
Toksisitas relatif tinggi
-
Tersedianya antibiotika lain yang efektif tapi toksisitasnya
rendah.
¢ Streptomisin
SO4:
Tuberkulosis, pneumonia, bruselosis. Bentuk bubuk ,
Larutan
¢ Neomisin
SO4 :
Infeksi
mata, telinga, kulit, diare krn E.coli.
Bentuk
salep, krem, larutan, tablet, bubuk steril
untuk i.m.
¢ Kanamisin:
Enteritis dan sirosis hati
¢ Gentamsin
dan tobramisin;
Infeksi
abdomen, jar. Halus, tulang, sendi, sal.kemih,
pneumonia dan meningitis
STREPTOMISIN
Bentuk injeksi
Bakteriostatik
Obat pilihan untuk TBC,Lepra
Hati2,resistensi sangat cepat
Ekskresi melalui ginjal & empedu
Keracunan: reaksi alergi sampai syok anafilaksi berat
Kanamisin,Neomisin,Amikasin,Gentamisin & Tobramisin
Bakterisid pd gram + dan –
Penyerapan neomisin & kanamisin per os jelek sdgkan
gentamisin & tobramisin baik
Sediaan salep Gentamisin banyak diberikan pd luka bakar
& luka pd kulit
GOLONGAN ANTIBIOTIKA LAIN
(ERITROMISIN, MAKROLIDA, KUINOLON)
(ERITROMISIN, MAKROLIDA, KUINOLON)
ERITROMISIN, SPIRAMISIN, ROKSITROMISIN, KLARITOMISIN
LINKOMISIN DAN KLINDAMISIN
POLIMIKSIN
BASITRASIN
NATRIUM FUSIDAT
MUPIROSIN
VANKOMISIN
KUINOLON : SIPROFLOXACIN, OFLOXACIN, LEVOFLOXACIN
AKTIVITAS ANTIMIKROBA
¢ Berdaya
kerja bakterisida dan bakteriostatika tergantung mikroorganisme dan
konsentrasinya.
¢ Secara
invitro efek terbesar pada Coccus gram positif:
-
Staphyllococcus aureus,
-
Enterococcus
-
Streptococcus
-
Pneumococcus
¢ Pada
konsentrasi rendah menghambat kuman gram- :
-
Neisseria
-
Haemophyllus influenzae
-
Rickettsia
-
Mikoplasma pneumonia
PENGGUNAAN KLINIS
Indikasi:
¢ -
Infeksi Mycoplasma pneumoniae eritromisin 4x500mg
sehari peroral
¢ -
Pneumonia yang disebabkan oleh Legionella
pneumophila, oral 4 x 0,5-1g sehari atau i.v 1-4 g
sehari
¢ -
Infeksi klamidia: merupakan alternatif selain tetrasiklin.
Dosis: 4x
sehari 500 mg oral selama 7 hari,
merupakan
obat terpilih bagi anak-anak dan ibu
hamil.
¢ -
Difteri akut maupun carrier efektif dg eritromisin
¢ -
Pertusis, bila diberikan pada awal infeksi mempercepat
penyembuhan.
¢ -
Faringitis: dosis awal 30 mg/kg BB selama 10 hari.
¢ -
Tetanus, Sifilis, dan Gonorhoe.
ERITROMISIN
Aktivitas mirip penisilin
Kekuatan lebih rendah
Sebagai preparat pengganti penisilin (bagi yg alergi
penisilin)
Per os baik
Keracunan: mual,muntah,superinfeksi dan alergi
Spiramisin mirip eritromisin(Ex Spiradan tab & syrup)
Azitromicin tab,syrup (Zitromax tab,syrup)
GOLONGAN : ERITROMISIN, SPIRAMISIN, AZITROMISIN
quinolon
Bersifat bakterisid
Obat pilihan untuk infeksi saluran kemih tanpa komplikasi
Efek samping : gangguan sal cerna, alergi, neurologi, sefek
psikis
Penggolongan :
Generasi I ; asam nalidiksinat, pipemidat
Generasi II : ciprofloksasin, ofloksasin, pefloksasin,
norfloksasin
Zat long acting : sparfloksasin, trovafloksasin,
grepafloksasin, levofloksasin.
SULFONAMIDA
Sulfonamida
merupakan kemoterapeutik yang pertama yg efektif pada terapi penyakit sistemik.
Sekarang,
penggunaannya terdesak oleh kemoterapeutik lain yg lebih efektif dan kurang
toksik.
Banyak
organisme yg menjadi resisten thd sulfonamida.
Penggunaannya
meningkat kembali sejak ditemukan kotrimoksazol yaitu kombinasi
trimetoprim dengan sulfametoksazol.
AKTIVITAS ANTIBIOTIKA
Sulfonamida mempunyai spektrum yang luas, tapi kurang kuat
dibandingkan antibiotika.
Daya kerja umumnya bakteriostatik, tapi pada kadar
tinggi dalam urin daya kerjanya bakterisida.
GOLONGAN SULFONAMIDA
SULFISOKSAZOL
SULFAMETOKSAZOL
SULFADIAZIN
SULFASALAZIN
SULFASETAMID (pengganti sulfanilamid)
SULFADOKSIN
PENGGUNAAN KLINIS
Penggunaannya secara topikal berkurang karena kurang
atau tidak efektif, resiko kejadian sensitisasi tinggi
kecuali
pemakaian lokal Na-sulfasetamid pada infeksi mata.
a. Infeksi saluran kemih
Bukan merupakan obat pilihan tetapi
sulfisoksazol
masih efektif.
Obat untuk infeksi sal. kemih yang lain
adalah
trimetoprim-sulfametoksazol, antiseptik sal.kemih,
derivat
kuinolin, dan ampisilin.
b. Disentri basiler
Trimetoprim-sulfametoksazol masih merupakan
obat pilihan
yang efektif dengan dosis 160 mg:800 mg
setiap 12 jam
selama 5 hari.
c. Trakhoma
¢ Bukan
merupakan obat pilihan.
¢ Pemberian
sulfonamida secara oral selama 3 minggu masih efektif.
¢ Untuk
konjungtivitis sulfasetamid 10%
topikal selama 10 hari.
d. Toksoplasmosis
¢ Paling
baik diobati dengan pirimetamin.
¢ Lebih
baik obat tersebut dikombinasi dengan
sulfadiazin,
sulfisoksazol, atau trisulfapirimidin.
e. Kemoprofilaksis
Untuk mencegah
kambuhnya demam
rematik,
faringitis, disentri basiler dan
meningitis.
Sulfisoksazol 1 g
2kali sehari sebagai
pengganti bagi
yang hipersensitf terhadap
penisilin.
KOTRIMOKSAZOL
Kotrimoksazol adalah kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol
160 mg:800 mg
Kombinasi ini bersifat sinergik karena menghambat
pembentukan asam folat bakteri melalui 2 tahap.
PENGGUNAAN KLINIS
Infeksi saluran kemih
Efek terapi kotrimoksazol terhadap infeksi karena
enterobacteriaceae lebih kuat daripada komponen tunggalnya.
Infeksi saluran nafas
Tidak dianjurkan untuk pengobatan faringitis akibat Strep. pyogenes karena tidak membasmi
mikroba.
Infeksi Saluran Cerna
Efektif untuk infeksi shigella dan tifoid.
Kloramfenikol tetap masih merupakan obat terpilih demam tifoid
karena prevalensi resistensi S. thypii masih rendah, namun dikhawatirkan
efek toksiknya.
Carier S. thypii dapat digunakan kotrimoksazol dg dosis 160 mg
trimetoprim:800 mg sulfametoksazol 2 kali sehari selama 3 bulan.
Diare akut karena E. coli dapat dicegah oleh
kotrimoksazol atau trimetoprim tunggal.
Infeksi lainnya:
Efektif untuk infeksi karena jamur nokardia.
Efektif thd bruselosis bahkan arthritis, endokarditis dengan
dosis 2 tablet tiga kali sehari selama 1 minggu diikuti 2 tablet sehari selama
2 minggu.
SEKIAN…….