FARMASI POLITEKNIK TEGALinfo_cweh imitasi

Friday 19 July 2013

PENGGOLONGAN ANTIBOOTIK HARBER

22:49

Share it Please
PENGGOLONGAN
dan penggunaan
ANTIBIOTIKA
OLEH : TEGUH S. ARIF, APT.
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIKA
Penisilin & sefalosporin
Tetrasiklin & kloramfenikol
Aminoglikosida
Antibiotik lain : makrolida, eritromisin, Quinolon
Sulfonamida
PENISILINE
Broad spektum
DISTRIBUSINYA sampai KE OTAK
ELIMINASI VIA RENAL
INDIKASI: PNEUMONIA,MENINGITIS,OTITIS MEDIA,FARINGITIS,DEMAM REUMATIK,ENDOKARDITIS,GONORE,ANTRAKS,KLOSTRIDIA GAS GANGREN & TETANUS,OSTEOMILITIS,DIPHTERI
PERTAMAKALI DIISOLASI DARI JAMUR PENICILLIUM TH 1949
OVER PENISILINà  RESISTENSI (PEMBENTUKAN PENISILINASE)
SIFAT KIMIA : PENISILIN,SEFALOSPORIN,MONOLAKTAM (AZTREONAM) DAN KARBAPENEM (IMIPENEM)à CINCIN ß LAKTAM DI PUSAT->PECAH BY ß-LAKTAMASE
ASAM KLAVULANAT , PROBENISID MEMPERKUAT KERJA PENISILIN (contoh: AUGMENTIN & TIMENTIN)
REAKSI ALERGI: REAKSI PENISILIN BERKISAR DARI RUAM KULIT SAMPAI SYOK ANAFILAKTIK & POTENSIAL MENGANCAM JIWA
GOLONGAN PENISILINE
PENISILIN G (300.000-6 JUTA UNIT)
PROKAIN PENISILIN
BENZATIN PENISILIN
AMPISILIN
AMOKSISILIN
OKSASILIN & KLOKSASILIN
SEFALOSPORIN
SEFALOSFORIN
MEKANISME SAMA D/ PENISILIN
15 % Px ALERGI PENISILIN JUGA ALERGI SEFALOSPORIN
PERTAMA KALI U/ BAKTERI GRAM POSITIP
SEFALOSFORIN GENERASI I
(UNTUK GRAM POSITIF)
SEFALEKSIN
SEFAZOLIN
SEFALOTIN
SEFRADIN
SEFADROKSIL
SEFAPRIN
SEFALOSFORIN GENERASI II
(SPEKTRUM LUAS)
SEFAKLOR
SEFUROKSIM
SEFAMANDOL
SEFOKSITIN
SEFOTETAN
SEFONICID
SEFORANID
SEFOMETAZOL
SEFALOSFORIN GENERASI III
(SERIOUS GRAM NEGATIF)
SEFOTAKSIM
SEFTRIAKSON
SEFIKSIM
SEFTIZOKSIM
SEFOPERAZON
MOKSALAKTAM
SEFZIDIM
SEFALOSFORIN GENERASI IV
CEFEPIME
TETRASIKLIN DAN KLORAMFENIKOL
Golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin
Klortetrasiklin berasal dari biakan Streptomyses aureofaciens.
Oksitetrasiklin berasal dari biakan Streptomyses rimosus.
Tetrasiklin diperoleh dari klortetrasiklin yang dibuat secara semi sintetik.
EFEK SAMPING
Hipersensitivitas
Berupa erupsi, urtikaria, demam dan reaksi anafilaksis.
Reaksi ini bisa terjadi reaksi silang antara  gol tetrasiklin lainnya.
Iritasi lambung
    Sering terjadi pada pemberian oral terutama doksisiklin dan oksitetrasiklin.
Ini bisa diatasi dengan pemberian bersama-sama makanan tetapi jangan dengan pruduk susu dan antasida yg mengandung Al, Mg dan Ca.
• Diare
   Sering  timbul karena iritasi lambung.
   Terapi lama dapat menyebabkan kelainan darah seperti leukositosis, trombositopenia.
Fototoksik
   dapat timbul pada pemberian dimetiklortetrasiklin.
Hepatotoksis
   dapat muncul karena pemberian gol tetrasiklin dosis tinggi (lebih dari 2 gram sehari) atau pada pemberian parenteral.
¢  Terakumulasi
    Kecuali doksisiklin gol tetrasiklin terakumulasi  dalam tubuh sehingga kontraindikasi bagi penderita gagal ginjal.
PERHATIAN …..!!!!!!
Tetrasiklin terikat pada jaringan tulang yang sedang tumbuh dan membentuk kompleks.
Pertumbuhan tulang pada fetus dan anak-anak sementara akan terhambat.
Bahaya ini mulai dari pertengahan masa hamil sampai usia anak 3 tahun.
Pada gigi susu maupun gigi tetap dapat menimbulkan perubahan warna permanen dan kecenderungan menjadi caries.
PENGGUNAAN KLINIS
Riketsiosis,
Demam reda setelah 1-3 hari, ruam kulit menghilang setelah 5 hari.
Infeksi klamidia.
Pada infeksi akut diberikan terapi 3-4 minggu, untuk infeksi kronis diberikan terapi 1-2 bulan.
Trakhoma,
Salep mata Tetrasiklin dan doksisiklin secara oral selama 40 hari memberikan hasil yang baik.
Kolera,
Tetrasiklin merupakan obat yang efektif untuk kolera.
Gonorrhoeae dan sifilis,
Tetrasiklin sebagai obat pilihan kedua setelah penisilin. Dosis 500 mg 4 kali sehari secara oral atau doksisiklin 100 mg 2 kali sehari selama 7 hari . Untuk sifilis 500 mg 4 kali sehari peroral selama 15 hari.
Acne vulgaris,
Tetrasiklin menghambat produksi asam lemak dari sebum. Dosis 2 kali 250 mg selama 2-3 minggu.
GOLONGAN TETRASIKLIN
DOKSISIKLIN
METASILIN
KLORTETRASIKLIN
TETRASIKLIN
OKSITETRASIKLIN
KLORAMFENIKOL
SPEKTUM LUAS JUGA
SPESIFIK PADA BAKTERI SALMONELLA TYPOA, HEMOPHILIS INFLUENZA, Boedetella Pertusis
Efek SAMPING : KEBUTAAN & ALERGI
LARANGAN IBU MENYUSUI
GOLONGAN : KLORAMFENIKOL, THIAMFENIKOL
Kloramfenikol berasal dari:
                                Streptomyces venezuelae
                                Streptomyces phaeochromogenes
                                Sterptomyces omiyamensis
EFEK  SAMPING
Reaksi hipersensitivitas.
Walaupun relatif jarang dapat timbul pemerahan kulit, angioudema, urtikaria, anafilaksis dan demam.
Reaksi hematologik.
Reaksi toksik utama adala depresi sumsum tulang, shg terjadi kelainan darah, anemia.
Kelainan ini tergantung pada dosis, bila obat dihentikan maka kelainan akan sembuh.
Pengaruh genetik tidak tergantung dosis, bisa terjadi anemia aplastis yang irreversibel  sehingga dapat menimbulkan kematian, walaupun sembuh dapat terjadi leukemia akut.
Kloramfenikol sebaiknya tidak diberikan jika penyakit dapat disembuhkan dengan obat lain atau jika penyakit belum jelas.
PERHATIAN…..!!!!!
Gray sindroma.
Pada neonatus terutama bayi prematur yang mendapat dosis tinggoi (200mg/kg BB) dapat terkena gray sindroma pada hari ke 4 terapi.
Gejala gray sindroma adalah:
- mula-mula bayi muntah,
- tidak mau menyusu
- pernafasan cepat dan tidak teratur
- perut kembung
- sianosis
- feses berwarna hijau dan diare
- selanjutnya bayi lemas dan berwarna abu-abu.
- hipotermia, 40% kasus terjadi kematian.
PENGGUNAAN KLINIS
Demam tifoid.
Kloramfenikol masih merupakan obat terpilih untuk demam tifoid dan infeksi salmonella lain.
Ampisilin dan amoksisilin juga efektif untuk demam tifoid.
Galur yang sudah resisten digunakan kombinasi
     trimetiprim-sulfametoksazol (kotrimoksazol).
Dosis kloramfenikol 4 kali 500 mg selama 2-3 minggu.
Meningitis karena bakteri.
Kloramfenikol efektif untuk meningitis karena H.influenza maupun karena N. meningitidis dan Streptomyses pneumoniae.
Dosis kloramfenikol untuk anak-anak 50-75 mg/kg BB dibagi 4 dosis i.v tiap 6 jam selama 2 minggu.
AMINOGLIKOSIDA
Bakteriostatik thd gram –
Streptomisin
Neomisin,
kanamisin,
Amikasin
gentamisin,
tobramisin,
sisomisin,
¢  Antibiotika golongan aminoglikosida dihasilkan oleh berbagai jenis Srteptomyces dan Micromonospora.
¢  Yang pertama ditemukan adalah Streptomisin dari Streptomyces griseus pada tahun 1943.
1. Tidak satupun aminoglikosida diabsorpsi secara
    memadai pada pemberian oral.
2. Mekanisme kerjanya identik satu sama lain
3. Spektrum aktivitas terutama terhadap bakteri gram neg
   
4. Toksisitas utama adalah ototoksis pada saraf otak ke
    8  dan nefrotoksik.
5. Resistensi terhadap aminoglikosida terhadap dapat
    terjadi melalui 3 mekanisme yaitu:
              a. Mutasi protein pada ribosom bakteri
              b. Kegagalan penetrasi aminoglikosida
              c. Inaktivasi aminoglikosida oleh enzim bakteri.
Diantara kelompok aminoglikosida dapat
terjadi resistensi silang.
Bakteri yang sudah resisten adalah:
* E.Coli,
* Pseudomonas
* Enterobacter dan
* Serratia.
PENGGUNAAN KLINIS
¢  Walaupun spektrum luas, jangan digunakan untuk setiap infeksi karena:
             - Resistensi cepat berkembang
             - Toksisitas relatif tinggi
             - Tersedianya antibiotika lain yang efektif tapi toksisitasnya
                rendah.
¢  Streptomisin SO4:
                Tuberkulosis, pneumonia, bruselosis. Bentuk bubuk ,
                Larutan
¢  Neomisin SO4     :
               Infeksi mata, telinga, kulit, diare krn E.coli.
               Bentuk salep, krem, larutan, tablet, bubuk steril  untuk i.m.
¢  Kanamisin:
               Enteritis dan sirosis hati
¢  Gentamsin dan tobramisin;
               Infeksi abdomen, jar. Halus, tulang, sendi, sal.kemih,
               pneumonia dan meningitis
STREPTOMISIN
Bentuk injeksi
Bakteriostatik
Obat pilihan untuk TBC,Lepra
Hati2,resistensi sangat cepat
Ekskresi melalui ginjal & empedu
Keracunan: reaksi alergi sampai syok anafilaksi berat
Kanamisin,Neomisin,Amikasin,Gentamisin & Tobramisin
Bakterisid pd gram + dan –
Penyerapan neomisin & kanamisin per os jelek sdgkan gentamisin & tobramisin baik
Sediaan salep Gentamisin banyak diberikan pd luka bakar & luka pd kulit
GOLONGAN ANTIBIOTIKA LAIN
(ERITROMISIN, MAKROLIDA, KUINOLON)
ERITROMISIN, SPIRAMISIN, ROKSITROMISIN, KLARITOMISIN
LINKOMISIN DAN KLINDAMISIN
POLIMIKSIN
BASITRASIN
NATRIUM FUSIDAT
MUPIROSIN
VANKOMISIN
KUINOLON : SIPROFLOXACIN, OFLOXACIN, LEVOFLOXACIN
AKTIVITAS ANTIMIKROBA
¢  Berdaya kerja bakterisida dan bakteriostatika tergantung mikroorganisme dan konsentrasinya.
¢  Secara invitro efek terbesar pada Coccus gram positif:
                - Staphyllococcus aureus,
                - Enterococcus
                - Streptococcus
                - Pneumococcus
¢  Pada konsentrasi rendah menghambat kuman gram- :
                - Neisseria
                - Haemophyllus influenzae
                - Rickettsia
                - Mikoplasma pneumonia
PENGGUNAAN KLINIS
 Indikasi:
¢  - Infeksi Mycoplasma pneumoniae eritromisin 4x500mg
       sehari  peroral
¢  - Pneumonia yang disebabkan oleh Legionella
       pneumophila, oral   4 x 0,5-1g sehari atau i.v 1-4 g
       sehari
¢  - Infeksi klamidia: merupakan alternatif selain tetrasiklin.
       Dosis: 4x sehari 500 mg oral selama 7 hari,
       merupakan obat  terpilih bagi anak-anak dan ibu hamil.
¢  - Difteri akut maupun carrier efektif dg eritromisin
¢  - Pertusis, bila diberikan pada awal infeksi mempercepat
      penyembuhan.
¢  - Faringitis: dosis awal 30 mg/kg BB selama 10 hari.
¢  - Tetanus, Sifilis, dan Gonorhoe.
ERITROMISIN
Aktivitas mirip penisilin
Kekuatan lebih rendah
Sebagai preparat pengganti penisilin (bagi yg alergi penisilin)
Per os baik
Keracunan: mual,muntah,superinfeksi dan alergi
Spiramisin mirip eritromisin(Ex Spiradan tab & syrup)
Azitromicin tab,syrup (Zitromax tab,syrup)
GOLONGAN : ERITROMISIN, SPIRAMISIN, AZITROMISIN
quinolon
Bersifat bakterisid
Obat pilihan untuk infeksi saluran kemih tanpa komplikasi
Efek samping : gangguan sal cerna, alergi, neurologi, sefek psikis
Penggolongan :
Generasi I ; asam nalidiksinat, pipemidat
Generasi II : ciprofloksasin, ofloksasin, pefloksasin, norfloksasin
Zat long acting : sparfloksasin, trovafloksasin, grepafloksasin, levofloksasin.
SULFONAMIDA
  Sulfonamida merupakan kemoterapeutik yang pertama yg efektif pada terapi penyakit sistemik.
  Sekarang, penggunaannya terdesak oleh kemoterapeutik lain yg lebih efektif dan kurang toksik.
  Banyak organisme yg menjadi resisten thd sulfonamida. 
  Penggunaannya meningkat kembali sejak ditemukan kotrimoksazol yaitu kombinasi trimetoprim dengan sulfametoksazol.
AKTIVITAS ANTIBIOTIKA
Sulfonamida mempunyai spektrum yang luas, tapi kurang kuat dibandingkan antibiotika.
Daya kerja umumnya bakteriostatik, tapi pada kadar tinggi dalam urin daya kerjanya bakterisida.
GOLONGAN SULFONAMIDA
SULFISOKSAZOL
SULFAMETOKSAZOL
SULFADIAZIN
SULFASALAZIN
SULFASETAMID (pengganti sulfanilamid)
SULFADOKSIN
PENGGUNAAN KLINIS
Penggunaannya secara topikal berkurang karena kurang
atau tidak efektif, resiko kejadian sensitisasi tinggi kecuali
pemakaian lokal Na-sulfasetamid pada infeksi mata.
a. Infeksi saluran kemih
      Bukan merupakan obat pilihan tetapi sulfisoksazol
        masih efektif.
      Obat untuk infeksi sal. kemih yang lain adalah
        trimetoprim-sulfametoksazol, antiseptik sal.kemih,
        derivat kuinolin, dan ampisilin.
b. Disentri basiler
      Trimetoprim-sulfametoksazol masih merupakan
        obat pilihan yang efektif dengan dosis 160 mg:800 mg
        setiap 12 jam selama 5 hari.
c. Trakhoma
¢  Bukan merupakan obat pilihan.
¢  Pemberian sulfonamida secara oral selama 3 minggu masih efektif.
¢  Untuk konjungtivitis sulfasetamid 10%
      topikal  selama 10 hari.
d. Toksoplasmosis   
¢  Paling baik diobati dengan pirimetamin.
¢  Lebih baik obat tersebut dikombinasi dengan
       sulfadiazin, sulfisoksazol, atau  trisulfapirimidin.
e.  Kemoprofilaksis
    Untuk mencegah kambuhnya demam
        rematik, faringitis, disentri basiler dan
        meningitis.
    Sulfisoksazol 1 g 2kali sehari sebagai
        pengganti bagi yang hipersensitf terhadap
        penisilin.
KOTRIMOKSAZOL
Kotrimoksazol adalah kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol 160 mg:800 mg
Kombinasi ini bersifat sinergik karena menghambat pembentukan asam folat bakteri melalui 2 tahap.
PENGGUNAAN KLINIS
Infeksi saluran kemih
Efek terapi kotrimoksazol terhadap infeksi karena enterobacteriaceae lebih kuat daripada komponen tunggalnya.
Infeksi saluran nafas
Tidak dianjurkan untuk pengobatan faringitis akibat  Strep. pyogenes karena tidak membasmi mikroba.
Infeksi Saluran Cerna
Efektif untuk infeksi shigella dan tifoid.
Kloramfenikol tetap masih merupakan obat terpilih demam tifoid karena prevalensi resistensi S. thypii masih rendah, namun dikhawatirkan efek toksiknya.
Carier  S. thypii  dapat digunakan kotrimoksazol dg dosis 160 mg trimetoprim:800 mg sulfametoksazol 2 kali sehari selama 3 bulan.
Diare akut karena E. coli dapat dicegah oleh kotrimoksazol atau trimetoprim tunggal.
Infeksi lainnya:
Efektif untuk infeksi karena jamur nokardia.
Efektif thd bruselosis bahkan arthritis, endokarditis dengan dosis 2 tablet tiga kali sehari selama 1 minggu diikuti 2 tablet sehari selama 2 minggu.
SEKIAN…….

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

 
Selamat datang di blognya Cweh Imitasi...Materi mengenai farmasi saya rangkum disini... Terima kasih telah berkunjung.. Semoga Bermanfaat!!!!!