ANESTESI
Definisi
Anestesi Umum
Suatu keadaan
dimana
terjadi
kehilangan
kesadaran
secara
reversible yang disebabkan oleh obat anestesia,
disertai
oleh
hilangnya
sensasi
nyeri
diseluruh
tubuh.
Mekanisme kerja :
Tidak diketahui
Potensi anestetik berhubungan dgn kelarutannya dalam lemak pada membran sel
Gg pada membran sel merubah efluks K
& influk Na shg mnghasilkan anestesia
Taraf-taraf narkose
Dalam
anestesi terdapat taraf-taraf narkosa tertentu yaitu penekanan sistrem saraf sentral secara bertingkat dan berturut-turut :
Taraf analgesia, yaitu kesadaran dan rasa nyeri berkurang
Taraf eksitasi, yaitu kesadaran hilang seluruhnya dan terjadi kegelisahan
Kedua taraf ini disebut taraf induksi
Taraf anestesia, yaitu reflek mata hilang, nafas otomatis dan teraturseperti tidur dan otot-otot melemas (relaksasi)
Taraf pelumpuhan sumsum tulang, yaitu kerja jantung dan pernafasan terhenti
Tujuannnya untuk mencapai taraf anestesia dengan sedikit mungkin kerja ikutan atau efek samping, oleh karena itu taraf pertama sampai ketiga adalah yang
paling penting sedangkan taraf keempat harus dihindari.
Pada proses
recovery (sadar kembali) terjadi dengan urutan taraf terbalik dari taraf ketiga sampai kesatu.
Persyaratan anestesi
umum
•Berbau enak dan tidak merangsag selaput lendir•Mula kerja cepat tanpa efek samping•Sadar kembalinya tanpa kejang•Berkhasiat analgesik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya•Tidak menambah perdarahan kapiler selama waktu pembedahan
a)Menimbulkan rasa nyaman pada pasien (menghilangkan kekhawatiran, memberikan ketenangan, membuat amnesia, memberikan analgesi)
b)Memudahkan/memperlancar induksi, rumatan, dan sadar dari anestesi
c)Mengurangi jumlah obat-obatan anestesi
d)Mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardi, mual, dan muntah pasca anestesi
e)Mengurangi stress fisiologis (takikardia, nafas cepat, dll)
f)Mengurangi keasaman lambung
§Anestesi lokal, digunakan secara lokal untuk melawan rasa nyeri dan gatal,
§Anestesi infiltrasi, yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi (pencabutan gigi)
§Anestesi konduksi (penyaluran saraf)
§Anestesi spinal (intratechal)/injeksi punggung, dicapai pembiusan dr kaki sampai tulang dada hanya dalam beberapa menit. Kesadaran penderita tdk dihilangkan dan selesai pembedahan tdk terasa mual.
§Anestesi epidural
a.Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain dan oksibuprokain dll
b.Senyawa amida, contohnya lidokain, prilokain, mepivakain, bupivikain, cinchokain dll
c.Gol. Lain : contohnya jokain dan benzilalkohol
a)Menimbulkan rasa nyaman pada pasien (menghilangkan kekhawatiran, memberikan ketenangan, membuat amnesia, memberikan analgesi)
b)Memudahkan/memperlancar induksi, rumatan, dan sadar dari anestesi
c)Mengurangi jumlah obat-obatan anestesi
d)Mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardi, mual, dan muntah pasca anestesi
e)Mengurangi stress fisiologis (takikardia, nafas cepat, dll)
f)Mengurangi keasaman lambung
§Anestesi lokal, digunakan secara lokal untuk melawan rasa nyeri dan gatal,
§Anestesi infiltrasi, yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi (pencabutan gigi)
§Anestesi konduksi (penyaluran saraf)
§Anestesi spinal (intratechal)/injeksi punggung, dicapai pembiusan dr kaki sampai tulang dada hanya dalam beberapa menit. Kesadaran penderita tdk dihilangkan dan selesai pembedahan tdk terasa mual.
§Anestesi epidural
a.Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain dan oksibuprokain dll
b.Senyawa amida, contohnya lidokain, prilokain, mepivakain, bupivikain, cinchokain dll
c.Gol. Lain : contohnya jokain dan benzilalkohol
OBAT
PREMEDIKASI
Pemberian
obat premedikasi bertujuan:
OBAT PREMEDIKASI
A. Analgetik
Narkotik
Morfin
Dosis
premedikasi dewasa 5-10 mg (0,1-0,2 mg/kgBB) intramuskular. Diberikan untuk
mengurangi kecemasan dan ketegangan pasien menjelang operasi, dan agar anestesi
berjalan dengan tenang dan dalam.
kerugian,
perpanjangan waktu pemulihan, konstipasi dan depresi pernafasan.
Petidin
Dosis
premedikasi dewasa 50-75 mg (1-1,5 mg/kgBB) intravena. Diberikan untuk menekan
tekanan darah dan pernafasan serta merangsang otot polos.
B. Pentobarbital dan Sekobarbital
Diberikan untuk menimbulkan sedasi.
Dosis
dewasa 100-200 mg, pada anak dan bayi 1 mg/kgBB secara oral atau intramuskular.
Keuntungannya adalah masa pemulihan tidak
diperpanjang dan kurang menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan.
Yang
mudah didapat adalah fenobarbital dengan efek depresan yang lemah terhadap
pernafasan dan sirkulasi serta jarang menyebabkan mual dan muntah.
C. Atropin (anti kolinergik)
Diberikan
untuk mencegah hipersekresi kelenjar ludah dan bronkus selama 90 menit.
Dosis
0,4-0,6 mg intramuskular bekerja setelah 10-15 menit.
D. Penenang (Diazepam)
Diazepam (valium®) merupakan golongan
benzodiazepin mempunyai efek hipnotik sedatif
Dosis premedikasi dewasa 10 mg
intramuskular atau 5-10 mg oral (0,2-0,5 mg/kgBB) dengan dosis maksimal 15 mg.
Dosis sedasi pada analgesi regional 5-10 mg (0,04-0,2 mg/kgBB) intravena. Dosis
induksi 0,2-1 mg/kgBB intravena.
Sebelum narkose (premedikasi) diberikan obat-obat sedatif (klorpromazin,
morphin dan petidin) guna meniadakan
kegelisahan dan obat-obat parasimpatolitik (atropin) guna menekan sekresi ludah yang berlebihan.
Selama narkose, diberikan obat-obat relaksasi otot (tubokurarin, galamin,
diazepam)
Setelah narkose(post
medikasi) diberikan obat-obat analgesik (methampiron)
dll, sedativa
(luminal) dan anti emetika (klorpromazin HCl)
Penggolongan
AN.
Parenteral
Natrium Tiopental (tiopental,pentotal)
Ketamin
Droperidol (dehidrobenzperidol,
droleptan)
Diprivan (diisopropil fenol, propofol)
AN.
Inhalasi
Dinitrogen Oksida (N2O/ gas gelak)
Halotan
Etil Klorida
Eter
Enfluran, Isofluran, Sevofluran
Cara
pemberian
Anestesi inhalasi
Open drop method
Zat anestetik diteteskan pada kapas yang diletakkan di depan hidung pasien (boros dan volatile)
Semi open drop method
Sama dgn open drop tetapi menggunakan masker (hipoksia)
Semi closed method
Menggunakan
vaporizer shg kadar anestetik dapat ditentukan , udara nafas yg dikeluarkan akan dibuang.
Closed method
Sama dgn semi closed ttp udara yang keluar dialirkan melalui NaOH shg udara dapat digunakan lagi (mahal)
Anestesi Parenteral
IV / IM
AN.
Parenteral
Natrium Tiopental
(tiopental,pentotal)
Indikasi
pemberian tiopental adalah induksi anestesi umum, operasi/tindakan yang singkat
(reposisi fraktur, insisi, jahit luka, dilatasi serviks, dan kuretase, sedasi
pada analgesi regional, dan untuk mengatasi kejang-kejang eklampsia atau
epilepsi.
Kontra
indikasinya adalah status asmatikus, syok, anemia, disfungsi hepar, asma
bronkial, miastenia gravis dan riwayat alergi terhadap tiopental.
Keuntungan
penggunaan tiopental adalah induksi mudah dan cepat, tidak ada delirium, masa
pemulihan cepat, tidak ada iritasi mukosa jalan napas.
Kerugiannya
adalah dapat menyebabkan depresi pernapasan, depresi kardiovaskuler, cenderung
menyebabkan spasme laring, relaksasi otot perut kurang dan bukan analgetik.
Ketamin
Ketamin adalah suatu rapid
acting non barbiturat general anaesthetic.
Indikasi pemakaian ketamin
adalah prosedur dengan pengendalian jalan napas yang sulit, prosedur diagnosis,
tindakan ortopedi, pasien resiko tinggi, tindakan operasi sibuk, dan asma.
Kontra indikasinya adalah
tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolik 100 mmHg, riwayat penyakit
serebrovaskular, dan gagal jantung.
AN.
Inhalasi
Dinitrogen Oksida (N2O/gas gelak)
N2O merupakan gas yang tidak berwarna,
berbau manis, tidak iritatif, tidak berasa, lebih berat dari pada udara, tidak
mudah terbakar/meledak dan tidak bereaksi dengan soda lime absorber (pengikat
CO2).
Penggunaan dalam anestesi umumnya dipakai
dalam kombinasi N2O:O2 yaitu 60%:40%, 70%:30%, dan 50%:50%.
Dosis untuk mendapatkan efek analgesik
digunakan dengan perbandingan 20%;80%, untuk induksi 80%:20%, dan pemeliharaan
70%:30%.
Halotan
Halotan merupakan cairan tidak berwarna,
berbau enek, tidak iritatif, mudah menguap,
tidak mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi dengan soda lime, dan mudah
diuraikan cahaya.
Halotan merupakan obat anestetik dengan
kekuatan 4-5 kali eter atau 2 kali kloroform.
Keuntungan penggunaan halotan adalah
induksi cepat dan lancar, tidak mengiritasi jalan nafas, bronkodilatasi,
pemulihan cepat, proteksi terhadap syok, jarang menyebabkan mual/muntah.
Kerugiannya adalah sangat poten, relatif
terjadi over dosis, analgesi dan relaksasi yang kurang, harus dikombinasika
dengan obat analgetik dan relaksan, harga mahal,menimbulkan hipotensi, aritmia,
dll.
Eter (Dietil Eter)
Merupakan cairan tidak berwarna, mudah
menguap, berbau khas, mengiritasi saluran napas, mudah terbakar/meledak, tidak
bereaksi dengan soda lime absorber, dan dapat terurai oleh udara serta cahaya.
Eter merupakan obat anestesi yang sangat
kuat sehingga pasien dapat memasuki tiap tingkat anestesi.
Keuntungan penggunaan eter adalah mudah
didapat dan murah, tidak perlu digunakan bersama-sama dengan obat-obat lain
karena telah memenuhi trias anestesi, cukup aman dengan batas keamanan yang
lebar, dan alat yang digunakan cukup sederhana.
Kerugiannya adalah mudah
terbakar/meledak, bau tidak enak, mengiritasi jalan napas, menimbulkan
hipersekresi kelenjar ludah, menyebabkan mual dan muntah serta masa
pemulihannya cepat.
ANESTESI
LOKAL
Obat
anestesi regional/lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila
dikenakan secara lokal.
Anertesi lokal idealnya adalah :
tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen,
Batas keamanan
lebar,
Mula kerja singkat & masa kerja cukup lama,
Larut dalam air, stabil dalam larutan, dapat disterilkan
tanpa mengalami perubahan, dan efeknya reversible.
Berdasarkan
cara
pemakaiannya
Anestesi
lokal
dibagi
menjadi
5 jenis
:
Misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, juga sebagai salep untuk gatal dan nyeri luka bakar dan dlm bentuk suppo untuk anti wasir.
Injeksi di tulang belakang, yaitu dengan penyuntikan di suatu tempat dimana banyak saraf terkumpul, sehingga mencapai anestesia dr suatu daerah yang
luas , misal pada pergelangan tangan atau
kaki, jg unt mengurangi nyeri yg hebat
Termasuk injeksi punggung. Obat disuntikan diruang
epidural. Tergantung pd efek yg dikehendaki, injeksi diberikan dilokasi yg berbeda
Secara
lumbal (unt Sectio caesarea), obstreti dan pembedahan perut bag.
Bawah,
Secara
servical mencapai hilang rasa
ditengkuk;
Secara thoracal
untuk pemotongan di paru-paru dan perut bag.
atas
Penggolongan
Secara kimiawi anestesi lokal dibagi dalam 3 kelompok, yaitu :
Lidokain
Lidokain
(lignikaon,xylocain)
adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara topikal dan suntikan.
Efek
anestesi terjadi lebih cepat, kuat, dan ekstensif dibandingkan prokain.
ESO
terkait SSP spt kantuk, pusing, gangguan mental, koma dan kejang.
Bupivakain
Bupivakain
adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja lambat dan masa kerja
panjang.
|
SHORT
ACTING
|
MEDIUM
ACTING
|
LONG
ACTING
|
Prototipe
|
Prokain
|
Lidokain
|
Bupirokain
|
Gol
|
Ester
|
Amida
|
Amida
|
Onset
|
2’
|
5’
|
15’
|
Durasi
|
30-45’
|
60-90’
|
2-4jam
|
Potensi
|
1
|
3
|
15
|
Toksisitas
|
1
|
2
|
10
|
Dosis
max
|
12
Mg/KgBB
|
6
mg/KgBB
|
2
Mg/KgBB
|
Metabolisme
|
Plasma
|
Liver
|
Liver
|
TERIMA
KASIH