FARMASI POLITEKNIK TEGALinfo_cweh imitasi

Saturday, 30 November 2013

Makalah Tentang Minyak Atsiri Rimpang Dringo


MAKALAH SEDIAAN GALENIKA
MINYAK ATSIRI RIMPANG DRINGO








DISUSUN OLEH:

Nama              : MOHAMAD AMINUDIN
NIM                : 12080122

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL PROGRAM DIPLOMA 3 FARMASI

2013/2014


KATA PENGANTAR

          Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kesehatan ini dengan judul “ MAKALAH TENTANG MINYAK ATSIRI RIMPANG DRINGO“. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas individu mata kuliah Sediaan Galenika Program Studi D III FARMASI POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL.
Dalam menyusun makalah ilmiah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.              Bpk. Heru Nurcahyo S.Farm,Apt selaku Ka. Prodi Farmasi Politeknik harapan Bersama Tegal
2.              Ibu dosen Pengampu Mata Kuliah Sediaan Galenika.
3.              Orang tua yang saya sayangi yang sudah memberi fasilitas dan uang tentunya.
4.              Teman – teman kelas D yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.



Tegal, 30 November 2013


(MOHAMAD AMINUDIN)


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    TUJUAN PENULISAN ............................................................................. 1
B.     LATAR BELAKANG ............................................................................... 1
C.     RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A.    MORFOLOGI TANAMAN DRINGO ...................................................... 4
B.     BAGIAN TANAMAN DRINGO YANG MENGHASILKAN
 MINYAK ATSIRI .................................................................................... 5
C.     TAKSONOMI, KANDUNGAN, DAN KHASIAT
1.      Taksonomi ............................................................................................ 6
2.      Kandungan ........................................................................................... 7
3.      Khasiat .................................................................................................. 7
D.    CARA MEMPEROLEH MINYAK ATSIRI
DARI RIMPANG DRINGO ...................................................................... 8
E.     CARA IDENTIFIKASI ........................................................................... 10


BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN ........................................................................................ 12
B.     SARAN .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14



BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN PENULISAN

1.      Mahasiswa dapat mempelajari minyak atsiri.
2.      Mahasiswa memahami berbagai macam penggunaan minyak atsiri.
3.      Mahasiswa mampu membuat minyak atsiri dari tanaman dringo.
4.      Mahasiswa mampu memanfaatkan minyak atsiri dringo.

B. LATAR BELAKANG

Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman aromatik merupakan komoditasekspor non migas yang dibutuhkan diberbagai industri seperti dalam industri parfum,kosmetika, industri farmasi/obat-obatan, industri makanan dan minuman. Dalam duniaperdagangan, komoditas ini dipandang punya peran strategis dalam menghasilkanproduk primer maupun sekunder, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.Komoditas ini masih tetap eksis walaupun selalu terjadi fluktuasi harga, namun baik petani maupun produsen masih diuntungkan.Di Indonesia penggunaan minyak atsiri ini sangat beragam, dapat digunakanmelalui berbagai cara yaitu melalui mulut/dikonsumsi langsung berupa makanan danminuman seperti jamu yang mengandung minyak atsiri, penyedap/fragrant makanan,flavour es krim, permen, pasta gigi dan lain-lain. Pemakaian luar seperti untuk pemijatan, lulur, lotion, balsam, sabun mandi, shampo, obat luka/memar, pewangibadan (parfum). Melalui pernapasan (inhalasi/aromaterapi) seperti untuk wangi-wangian ruangan, pengharum tissue, pelega pernafasan rasa sejuk dan aroma lainuntuk aroma terapi.
Pemanfaatan aromaterapi sebagai salah satu pengobatan dan perawatan tubuh yang menjadi trend “back to nature” sangat membutuhkan bahan baku yang beragam dan bermutu dari tanaman aromatik.Keanekaragaman tanaman aromatik yang menghasilkan minyak atsiridiperkirakan 160-200 jenis yang termasuk dalam famili Labiatae, Compositae,Lauraceae, Graminae, Myrtaceae, Umbiliferae dan lain-lain. Dalam dunia perdagangantelah beredar ± 80 jenis minyak atsiri diantaranya nilam, serai wangi, cengkeh, jahe,pala, fuli, jasmin dan lain-lain, sedang di Indonesia diperkirakan ada 12 jenis minyak atsiri yang diekspor ke pasar dunia. Jenis-jenis minyak atsiri Indonesia yang telahmemasuki pasaran internasional diantaranya nilam, serai wangi, akar wangi,kenanga/ylang-ylang, jahe, pala/fuli dan lain-lain.Sebagian besar minyak atsiri yang diproduksi oleh petani diekspor, pangsapasar beberapa komoditas aromatik seperti nilam (64%), kenanga (67%), akar wangi (26%), serai wangi (12%), pala (72%), cengkeh (63%), jahe (0,4%) dan lada (0,9%)dari ekspor dunia (Ditjenbun 2004; FAO, 2004).
Selain mengekspor, Indonesia juga mengimpor minyak atsiri pada tahun 2002, volume impor mencapai 33.184 ton dengan nilai US$ 564 juta, serta hasil olahannya (derivat, isolat dan formula) yang jumlahnya mencapai US$ 117.199-165.033 juta tiap tahun. Diantara minyak atsiri yang diimpor,terdapat tanaman yang sebenarnya dapat diproduksi di Indonesia seperti menthol(Mentha arvensis), Jeringau ( Acorus calamus ) dan minyak anis (Clausena anisata). Oleh sebab itukeanekaragaman minyak atsiri Indonesia yang bertujuan untuk ekspor maupunberfungsi sebagai substitusi impor harus ditingkatkan.
Dringo (Acorus calamus L), nama tumbuhan ini mungkin jarang kita dengar. Tapi, sebetulnya bentuk tanaman ini tidak seasing namanya. Jika kita perhatikan dengan seksama, hampir dapat dipastikan orang akan langsung mengenalnya sebagai tanaman yang sering terdapat di halaman rumah atau di lingkungan sekitar, karena sering digunakan sebagai tanaman obat.
Dringo biasanya digunakan sebagai bahan pewangi, insektisida, karminativa (Mengeluarkan angin dari dalam tubuh, dan demam nifas.  Adanya informasi secara tradisional dari masyarakat yang telah lama memanfaatkan Dringo sebagai salah satu tanaman obat mendorong kami untuk mengolah Dringo tersebut menjadi simplisia yang berkhasiat serta mengidentifikasi kandungan  zat apa yang terdapat dalam simplisia Dringo atau disebut Calamus Rhizoma tersebut sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat dikemudian hari.

C. RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimanakah morfologi tanaman dringo.
2.      Bagian tanaman apa yang menghasilkan minyak atsiri dari tanaman dringo.
3.      Bagaimanakah taksonomi tanaman dringo.
4.      Bagaimanakah kandungan dari minyak atsiri rimpang dringo.
5.      Bagaimanakah khasiat dari minyak atsiri tanaman dringgo.
6.      Bagaimanakah cara untuk memperoleh minyak atsiri dari rimpang dringo.
7.      Bagaimana cara mengidentifikasi minyak atsiri rimpang dringo.









BAB II
PEMBAHASAN
A.   MORFOLOGI TANAMAN DRINGO
                                   
Gambar Acorus calamus L.
Tanaman jeringau (jerangau, dlingo, Acorus calamus) merupakan tumbuhan air. Banyak dijumpai tumbuh liar di pinggiran sungai, rawa-rawa maupun lahan yang tergenang air sepanjang tahun, baik di Jawa maupun di luar Jawa. Oleh masyarakat, jeringau dibudidayakan dengan cara menanamnya di comberan di halaman samping atau rumah. Sepintas tanaman jeringau mirip dengan pandan, tetapi daunnya lebih kecil dan tumbuh lurus seperti pedang. Warna daun hijau tua dan permukaannya licin. Batang tanaman berada dalam lumpur berupa rimpang dengan akar serabut yang besar-besar.
Acorus calamus atau dringo adalah tumbuhan tahunan yang digunakan sebagai obat tradisional dan sebagai campuran berbagai minuman keras, dan juga untuk bahan insektisida.
Nama ilmiahnya Acorus calamus L. Merupakan salah satu jenis Araceae. Di Indonesia Dringo dikenal dalam bermacam-macam nama daerah, misalnya deringo, dlingo, jariangau dan lain-lain. Berasal dari sekitar laut hitam, laut Kaspia dan India.
Dringo merupakan tanaman tahunan, tingginya mencapai 0,5 m. Daunnya bertulang sejajar, panjangnya antara 1 – 1,5 cm, dengan tulang daun di bagian tengahnya yang kuat, ujung daun lancip, menyebarkan bau yang sangat harum.
Bunganya tersusun dalam tongkol yang panjangnya antara 3 – 4,5 cm, tangkai bunga itu sendiri panjangnya 20 – 25 cm. Bunganya kecil-kecil, warnanya kuning kehijaunan, baunya sangat harum. Buahnya merupakan buah buni, bentuknya seperti gasing yang berlendir. Apabila telah masak bunga itu jatuh ke atas tanah. Akarnya kuat, mempunyai rimpang yang berwarna merah jambu dengan bagian dalamnya berwarna putih.

B.   BAGIAN TANAMAN JERINGAU YANG MENGHASILKAN MINYAK ATSIRI
Penghasil dari minyak atsiri dari tanman dringo yaitu rimpang dringo ( Calami Rhizoma ). Penampang rimpang sekitar 1 sd. 1,5 cm, sementara akarnya sekitar 3 sd. 4 mm. Rimpang beruas-ruas dengan tunas pada tiap ruas. Panjang rimpang tergantung umur tanaman serta tingkat kegemburan lumpur. Pada pertumbuhan optimal, rimpang jeringau bisa bercabang dan melingkar-lingkar sepanjang 60 sd. 60 cm.   Jeringau tumbuh merumpun membentuk satu koloni tanaman yang makin lama akan semakin melebar. Perkembangbiakannya bisa dilakukan secara generatif, tetapi hal ini hanya akan terjadi di kawasan yang mendekati sub tropis. Di kawasan tropis, jeringau berkembangbiak melalui tunas rimpang yang akan tumbuh menjadi sulur serta individu tanaman baru. Seluruh bagian tanaman, mulai dari daun, rimpang sampai ke akarnya berbau sangat keras dan khas jeringau.


C.   TAKSONOMI, KANDUNGAN, DAN KHASIAT
1.     Taksonomi
a.     Tanaman
Taksonomi tanaman Jeringau / dringo acorus calamus ) dapat di klasifikasikan yaitu:
·         Kingdom               : Plantae
·         Subkingdom          : Tracheobionta
·         Super divisi           : Spermatophyta
·         Divisi                     : Magnoliophyta
·         Kelas                     : Liliopsida (Monocotyledon)
·         Sub kelas               : Arecidae
·         Ordo                      : Arales
·         Famili                    : Acoraceae
·         Genus                    : Acorus L.
·         Spesies                  :  Acorus calamus
·         Sinonim                 : Acorus terrestris Spreng.
(Singh, Rupali et all., 2011)


b.    Rimpang
·         Nama Simplisia                 :  Calami Rhizoma
·         Nama lain                          : Dringo, Jaringau,Calamus, Sweetflag
·         Nama tanaman asal           : Acorus calamus
·         Keluarga                            : Araceae
·         Zat berkhasiat utama/ isi   : Minyak atsiri mengandung egenol, asaron, asaril aldehida. Zat pahit akorin, zat penyamak, pati, akoretin, tannin. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 2,5% v/b.
·         Penggunaan                       : Bahan pewangi, karminativa, insektisida, demam nifas.
·         Pemerian                           : Bau khas aromatik, rasa pahit, agak pedas.
·         Bagian yang digunakan    : Akar tinggal
·         Waktu panen                     :Dikumpulkan waktu daun mulai kering, dibersihkan dari semua bagian tanaman lain, tetapi tidak dikupas, biasanya diperoleh dari tanaman berumur 1 tahun. Bila panenan dilakukan kurang dari 1 tahun hasilnya berkurang, dan lebih dari 1 tahun hasilnya masih dapat ditingkatkan.
·         Penyimpanan                     : Dalam wadah tertutup.

2.     Kandungan
Kandungan kimia dalam minyak atsirinya adalah asoron, glikosida (akorina), akoretina, kholin, kalameona, iso kalamendiol, epi isokalamendiol, siobunona, trimetil, saponin, vitamin C. Khasiatnya sebagai karminaif, spasmolitik dan diaforetik.  Rimpang dan daun acorus calamus mengandung saponin dan flavonoida,di samping rimpangnya mengandung minyak atsiri.
3.     Khasiat
Minyak jeringau dikenal juga sebagai calamus oil. Biasanya digunakan sebagai obat berbagai penyakit. Penyakit yang diobati dengan jeringau antara lain maag, diare,disentri, asma dan cacingan. Selain sebagai obat, minyaknya digunakan sebagai sampodan bahan sabun karena dapat menghilangkan berbagai penyakit kulit, pemberi citarasa pada industri minuman, permen, makanan, dan industri parfum. Sebagai insektisida, minyak jeringau digunakan sebagai pengemulsi. Ekstrak alkohol jeringausangat berguna sebagai bahan antibakteri. Manfaat lainnya sebagai anti sekresi dandapat menekan pertumbuhan jaringan perusak pada tubuh.
                                         
D.   CARA MEMPEROLEH MINYAK ATSIRI DARI RIMPANG DRINGO
Dalam tanaman terdapat kelenjer minyak atau pada bulu-bulu kelenjer. Biasanyaproses difusi berlangsung sangat lambat. Untuk mempercepat proses difusi maka sebelum penyulingan dilakukan bahan tanaman harus diperkecil dengan cara dipotong-potong atau digerus. Pemotongan menjadi kecil-kecil atau penggerusan merupakan upaya mengurangi ketebalan bahan hingga difusi dapat terjadi. Peningkatan difusiakan mempercepat penguapan dan penyulingan minyak atsiri.Kemudian dilakukan proses pengeringan, dimana pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas.Air dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dari beberapa komponen disamping ikut sebagai bahan pereaksi. Pengurangan air baik secara pengeringan atau penambahan bahan penguap air bertujuan mengawetkan bahan pangan dan dapat menjaga mutu bahan pangan tersebut. Pengerjaan utama penyulingan adalah mengisolasi atau mengeluarkan minyak atsiri dari bahan tanaman yang berbau. Minyak atsiri akan keluar setelah uap menerobos jaringan-jaringan tanaman yang terdapat dipermukaan. Proses lepasnya minyak atsiri ini hanya dapat terjadi dengan hidrodifusi atau penembusan air pada jaringan-jaringan tanaman. Pengambilan ekstraksi minyak atsiri dari tumbuhan dapat dilakukan dengan tigacara yaitu : 
1.     Penyulingan Air
Dengan cara, bahan yang akan disuling berhubungan langsung dengan air mendidih.Bahan yang disuling akan mengembang atau menguap di atas air atau terendamseluruhnya, tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan diproses. Air dapat didihkan dengan api secara langsung. Penyulingan air ini tidak ubahnya bahan tanaman direbus secara langsung.

2.     Penyulingan Uap dan Air
Bahan tanaman yang akan diproses secara penyulingan uap dan air ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah berlobang-lobang yang ditopang diatas dasar alat penyulingan. Bagian bawah alat penyulingan diisi dengan sedikit air dimana bahan ditempatkan. Bahan tanaman yang akan disuling hanya terkena uap dan tidak terkena air yang mendidih.

3.     Penyulingan Uap
Dalam penilitian ini, penulis menggunakan cara ketiga yang dikenal sebagai penyulingan uap atau penyulingan uap langsung dan perangkatnya mirip dengan kedua alat penyuling sebelumnya hanya saja tidak ada air dibagian bawah alat. Uap yang digunakan lazim memiliki tekanan yang lebih besar dari pada tekanan atmosfer dan dihasilkan dari hasil penguapan air yang berasal dari suatu pembangkit uap air. Uap yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam alat penyulingan. Menurut G.Bernasconi ( 1995 ) penguapan dan destilasi umumnya merupakan proses pemishan stu tahap. Pada proses destilasi ini, campuran yang akan dipisahkan dimasukkan kedalam alat penguap ( umumnya alat penguap labu ) dan dididihkan.Pendidihkan terus dilangsungkan hingga sejumlah komponen tertentu yang mudah menguap terpisahkan. Selama pendidihan, fraksi komponen yang sukar menguap dalam cairan bertambah besar sehingga komposisi destilat yang dihasilkan juga berubah terus.





E.   CARA IDENTIFIKASI
Minyak atsiri daun jeringau yang diperoleh dihitung rendemennya, dikarakterisasi yang meliputi indeks bias dan massa jenis" Identifikasi komponen penyusun minyak atsiri daun jeringau dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas-spektroskopi massa (GC-MS)"
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri daun jeringau yang diisolasi tidak berwarna, pada suhu kamar berwujud cairan kental, berbau khas jeringau dengan rendemen 0,036%" Hasil karakterisasi minyak atsiri daun jeringau diperoleh massa jenis sebesar 1,070 g/mL dan indeks bias rata-rata sebesar 1,546 pada suhu 20?" Hasil identifikasi komponen utama minyak atsiri daun jeringau adalah sebagai berikut: 3,7-dimetil-1,6-oktadien-3-ol (4,56%), 4,11,11-trimetil-8-metilena-bisiklo(7"2"0) undek-4-ene (3,54%), 1-metil-2,4-di(prop-1-en-2-il) sikloheksana (4,86%), (E)-1,2,4-trimetoksi-5-(prop-1-enil) benzena (68,11%), 9-(propan-2-ilidena) bisiklo[6"1"0]nonana (3,34%)"









BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
1.      Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic oil), adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas
2.      Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman aromatik merupakan komoditasekspor non migas yang dibutuhkan diberbagai industri seperti dalam industri parfum,kosmetika, industri farmasi/obat-obatan, industri makanan dan minuman.
3.      Dringo / Jeringau (Acorus calamus) adalah tumbuhan terna yang rimpangnya dijadikan bahan obat-obatan. Tumbuhan ini berbentuk mirip rumput, tetapi tinggi, menyukai tanah basah dengan daun dan rimpang yang beraroma kuat. Diperkirakan, tumbuhan ini asli berasal dari anak benua India dan menyebar ke berbagai penjuru dunia melalui perdagangan rempah-rempah. di benua Amerika, jeringau kerap dipertukarkan dengan kerabatnya yang asli dari sana,Acorus americanus.
4.      Penghasil dari minyak atsiri dari tanman dringo yaitu rimpang dringo ( Calami Rhizoma ).
5.      Kandungan kimia dalam minyak atsirinya adalah asoron, glikosida (akorina), akoretina, kholin, kalameona, iso kalamendiol, epi isokalamendiol, siobunona, trimetil, saponin, vitamin C. Khasiatnya sebagai karminaif, spasmolitik dan diaforetik.
6.      Penyakit yang diobati dengan minyak atsiri dringo antara lain maag, diare,disentri, asma dan cacingan.
B.  SARAN
Jika anda memiliki masalah dengan bahan pewangi, hama, demam, dan masuk angin. Anda dapat memakai rimpang Dringo untuk digunakan bahan pewangi, insektisida, demam nifas, dan karminativa. Karena Dringo mengandung minyak atsiri yang mengandung egenol, asaron, as aril, dan aldehida, Zat pahit akorin, zat penyamak, pati, akoretin, tannin. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 2,5% v/b.













DAFTAR PUSTAKA
·         Depkes RI, 1978. Materia Medika Indonesia Jilid II. jakarta : DEPKES RI
·         Devi, S.A. dan D. Ganjewala, 2009. Antimicrobial activity of Acorus Calamus (L.) rhizome and leaf extrac: Acta Biologica Szegediensis
·         Harborne, J. B., 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung : Terbitan Kedua, ITB.
·         Robinson, T, 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi Keenam. Bandung : ITB.
·         Singh, Rupali., Pramod Kumar Sharma dan Risabha Malviya, 2011. Pharmacological Properties and Ayurvedic Value of Indian Buch Plant (Acorus calamus): A Short Review. India: Department of Pharmaceutical Technology, Meerut Institute of Engineering and Technology, Bypass Road- Baghpat Crossing, Meerut-250005, Uttar Pradesh, India.

No comments

 
Selamat datang di blognya Cweh Imitasi...Materi mengenai farmasi saya rangkum disini... Terima kasih telah berkunjung.. Semoga Bermanfaat!!!!!