FARMASI POLITEKNIK TEGALinfo_cweh imitasi

Friday 19 July 2013

ANTIMALARIA

23:09

Share it Please
ANTIMALARIA
TEGUH S. ARIF, APT.
PENYEBARAN MALARIA
SIKLUS HIDUP
Sporozoit dalam kel.ludah nyamuk
  ………………………………………………..
Fase Pre-Eritrosit : ( sel parenchim hati)
Skizon jaringan
Merozoit ( ke sirk.darah)
Fase Eritrosit:   Eri + skizon matang pecah
Merozoit         ke-sirkulasi
                                         mikro/makro gametosis
…………………………………………………………..
 Gametà zygotà sporozoit (kel.ludah nyamuk)
GEJALA KLINIS MALARIA
MASA INKUBASI
 P.falciparum : 12 hr
 P.vivax / P. ovale : 13 – 17 hr
 P. malariae : 28 – 30 hr
STADIUM DINGIN
 15 Mnt – 1 JAM
STADIUM DEMAM
 SUHU MENINGKAT SP 42ºC / LEBIH
 2 – 4 JAM, KRN SKIZON PECAH
 PERIODE TIAP 3 hr : P.f, P.v & P. o
                            4 hr  : P.m
STADIUM BERKERINGAT
Gejala Malaria Berat

  P.Falciparum & P.malariae have only one cycle of liver cell invation, there-after  multipication is confined to erythrocytes.
Infeksi sel hati berhenti spontan < 4 mgg
à Terapi ditujukan utk mengeliminasi parasit erithrocytic.
  P.vivax & P. ovale have a dormant hepatic stage, that is responsible for recurrent infections and relapses after apperent recovery of the host from the initial infection.
   Dibutuhkan obat obat untuk pembasmian/ eradikasi parasit hepatis dan parasit eritrositik.
Schizontisid Darah: Obat obat yang bekerja pada parasit darah
Cholroquine
Amodiaquine
Quinine
Mefloquine
               
Schizonticid jaringan: mengeliminasi bentuk yg sedang berkembang dan juga dormant dalam sel hati.
Primaquine
Gametocid: membunuh tahap tahap seksual dan mencegah transmisi ke nyamuk.
                 - Klorokuin & kuinin à vivax & ovale
- Primaquine à falciparum
Sporonticid:
Proguanil, Pyrimethamine (anti folate agents)
Obat obat kemoterapi ini diharapkan efektif membunuh parasit eritrositik sebelum parasit2 ini tumbuh dlm jumlah yg banyak à G.klinis/ penyakit
Parasit penyebab Malaria mempunyai tahapan tahapan dalam siklus hidupnya yang kompleks, dan obat obat anti Malaria bekerja pada beberapa titik (tempat) dalam siklus tersebut.
Terapi malaria
Serangan klinis :
Dengan skizontosid fase eritrosit à tidak terbentuk skizon baru à tidak terjadi penghancuran eritrosit àtidak muncul gejala klinis
Pengobatan supresi
Membunuh semua parasit dari tubuh dengan memberikan skintosid darah dlm waktu lama
Pengobatan radikal
Untuk memusnahkan parasit fase eritrosit dan eksoeritrosit à skiontosid darah dan jaringan (kombinasi)
Pencegahan
Digunakan skizontosid jaringan 
RESISTENSI OBAT PADA MALARIA
Adanya parasit yang masih tetap hidup ataupun mengadakan multiplikasi walaupun penderita mendapat pengobatan dengan obat anti malaria

Semua jenis Plasmodium
Sering: Plasmodium falciparum
PENGOBATAN MALARIA
Depkes telah menyediakan 4 macam obat standar antimalaria yang masih dipakai sampai saat ini.yaitu klorokuin, sulfadoxin/pirimetamin (S/P atau Fansidar), primakuin dan kina. 
Pemakaian obat antimalaria yang lama yang tidak terkontrol telah menyebabkan adanya drug pressure di masyararakat sehingga menyebabkan timbulnya banyak kegagalan pengobatan atau bahkan resistensi terhadap beberapa obat antimalaria tersebut.
Di dalam perkembangannya plasmodium penyebab malaria mengalami siklus sisogoni di hati (hepar), sisogoni di eritrosit, gametogoni di eritrosit dan sporogoni di dalam nyamuk.
Siklus yang menimbulkan gejala klinis pada malaria adalah siklus sisogoni di eritrosit, sehingga untuk pengobatan gejala klinis harus diberikan sisontosida darah.
Obat standar yang termasuk sisontosida darah adalah klorokuin (lini pertama), Fansidar (lini kedua) dan kina (lini ketiga). Obat-obat tersebut akan membunuh sison di eritrosit sehingga gejala klinis dan parasitemia akan berangsur hilang dengan cepat.
Lambat laun parasitemia akan berkembang sampai suatu saat terdeteksi secara mikroskopis dan menyebabkan rekrudesensi.
 Akibat yang lain adalah akan memacu adanya siklus gametogoni, sehingga di dalam darah perifer perderita  terdapat banyak gametosit yang berbahaya bagi penularan malaria.
Gametosit dapat ditanggulangi dengan obat-obat standar tersebut, misalnya klorokuin sendiri akan membunuh gametosit  P. vivax , P. ovale, P. malariae dan P. falciparum muda.
Siklus selanjutnya terjadi di hati setelah nyamuk menggigit manusia, sebagian besar akan mengalami siklus sisogoni (ekstraeritrositer).
Sebagian kecil dari parasit tidak langsung mengalami sisogoni dan akan tidur (dormant) menjadi hipnosoit sebagai sumber terjadinya relaps. Hipnosoit kelak akan menjadi aktif meneruskan siklus sisogoni dan terjadilah relaps.

Stadium ini juga harus diberantas dengan obat sisontosida jaringan, yaitu primakuin (derivat 8-aminokuinolin) sehingga tidak terjadi relaps. 
Melihat target stadium parasit tersebut maka pengobatan dengan obat malaria standar sebenarnya telah mencakup semuanya,membunuh sison di darah, sison di hati dan gamtositnya.


Kloroquin
(derivat 4-aminokuinolin):
Formulasi obat berbentuk tablet 100 mg atau 150 mg basa klorokuin sulfat atau fosfat
  1. sisontosida darah yang cepat
  2. gametositosidal untuk  P. falciparum yang muda (stadium1-3) dan gametosit  jenis Plasmodium yang lainnya
  3. tidak mempunyai efek terhadap sporosoit dan sison di hepar (hipnosoit)
Dosis sebagai sisontosidal darah: dosis total 25 mg/ kilogram (kg) berat badan (bb) selama 3 hari: (10 mg/kg bb) pada hari ke 1 dan 2, diikuti 5 mg/kg bb pada hari 3)
atau (10 mg/kg bb pada hari ke 1 diikuti 5 mg/kg bb pada 6-8 jam berikutnya), kemudian 5 mg/kg bb pada hari ke  2 dan 3).
Parenteral
Bila diperlukan pemberian parenteral misalnya pada keadaan koma, maka diberikan dosis 200 mg klorokuin basa IM, ½ dosis pada setiap bokong. Dosis boleh diulang setiap 6 jam dengan syarat dalam 24 jam tidak melebihi 800 mg klorokuin basa. Pengobatan parenteral harus segera dihentikan bila obat telah dapat diberikan per oral (Sukarban dan Zunida, 1998).
Parenteral anak-anak
Chloroquine HCl  5 mg basa/kg BB, IM setiap 6 jam sampai terapi oral memungkinkan (Markell et al, 1986)
Kontra indikasi adalah:
  1. hipersensitifitas terhadap klorokuin
  2. riwayat epilepsi
  3. menderita psoriasis
Kina:
Obat ini dipakai pada daerah dengan resistensi terhadap klorokuin dan terhadap kombinasi sulfadoxin-pirimetamin (Fansidar).
 Kina sebaiknya dipakai bersama dengan antimalarial yang lain terutama pada daerah yang sudah menunjukkan tanda resistensi terhadap kina seperti beberapa daerah di Indonesia, misalnya Papua.
Untuk meningkatkan kepatuhan dan mempertahankan efikasi, kina biasanya kina dikombinasikan dengan antibiotik seperti tetrasiklin atau doksisiklin (kontra indikasi untuk ibu hamil dan anak-anak, sehingga dapat diganti dengan klindamisin).
Efek kina:
  1. sisontosida darah untuk semua spesies
  2. tidak aktif terhadap sison di hati
  3. aktif terhadap gametosit P. vivax, P. ovale dan P. malariae dan P falciparum yang muda
  4. tidak aktif terhadap sporosoit
DosisKina
Daerah yang masih sensitif terhadap kina: 8 mg basa /kg bb 3X sehari selama 7 hari
Daerah yang menunjukkan kegagalan dengan kina: 8 mg basa/kg bb 3X sehari selama  7 hari dikombinasi dengan antibiotika tetrasiklin 250 mg 4X sehari selama 7 hari atau doksisiklin 100 mg basa setiap hari selama 7 hari
kina: 8 mg basa/kg bb 3X sehari selama  7 hari dikombinasi dengan  klindamisin 300 mg 4X sehari selama 5 hari (baik untuk ibu hamil dan anak-anak).
Apabila pemberian secara oral tidak memungkinkan (penderita tidak sadar/ malaria berat) maka diberikan secara intravena secara perlahan dalam cairan isotonic atao 5% glukosa selama 4 jam atau intramuskular memakai cairan kina dengan konsentrasi 60 mg/ml dibagi dalam 2 bagian, masing-masing diberikan pada sisi depan paha kanan dan kiri.
Apabila penderita sudah dapat minum obat maka pemberian kina diteruskan secara peroral sampai dosis penuh tercapai.
Loading dose diperlukan untuk diberikan pada mangemen malaria berat yang memerlukan konsentrasi obat yang optimal secara cepat dalam beberapa jam.
Efek samping kina: Pemberian kina dengan dosis terapetik pada ibu hamil tidak memacu kelahiran dini seperti yang ditakutkan, yang sebenarnya disebabkan karena efek panasnya dan efek lain dari malarianya sendiri. Hipoglikemia mungkin akan terjadi setelah pemberian kina sebab obat ini menstimulasi sel beta para kelenjar pancreas.
Kegagalan pengobatan
Penyebab kegagalan pengobatan:
  1. dosis diberikan secara tidak benar
  2. obat dimuntahkan sebelum 1 jam (ulangi lagi pemberian dosis tadi)
  3. penyerapan obat yang tidak baik
  4. parasit sudah resisten terhadap obat
  5. kualitas obat yang kurang baik
kepatuhan (compliance) pemakai obat
Pencegahan malaria.
  1. Ibu hamil. Pencegahan malaria pada ibu hamil sangat penting karena malaria pada ibu hamil dapat menyebabkan kematian janin, aborsi spontan, berat bayi lahir rendah atau kematian ibu.. Sampai saat ini belum ada bukti klinik bahwa Fansidar menyebabkan gangguan pada perkembangan fetus.
Pemberian klorokuin 5 mg/kg bb dosis tunggal setiap minggu atau 10 mg/kg bb setiap minggu dibagi menjadi 6 dosis harian. Masalahnya adalah kepatuhan minum obatnya selama kehamilan yang biasanya membuat kegagalan.
Untuk meningkatkan kepatuhan maka dapat dilakukan dengan pemberian Fansidar dosis pengobatan penuh kepada ibu hamil pada kunjungan antenatal pertama  pada trimester 2 dan diulangi sekali lagi pada trimester 3;
 hal ini sangat efektif untuk eliminasi parasit di plasenta atau pencegahan infeksi plasental dan parasitemia di darah perifer pada malaria falciparum.
2. Wisatawan atau militer.
Untuk para wisatawan/militer yang akan mengunjungi/tugas ke daerah malaria yang masih sensitive terhadap klorokuin, 2 tablet klorokuin 150 mg basa dapat diberikan setiap minggunya, diminum 2 minggu sebelum berangkat, diteruskan selama di sana sampai 2 minggu setelah pulang; atau doksisiklin 100 mg garam (atau 1.5 mg garam/kg) setiap hari dapat dipakai juga untuk pencegahan malaria
Penelitian terbaru pemberian 30 mg (2 tablet) primakuin setiap hari dapat diberikan bagi wisatawan atau militer yang akan mengunjungi/ bertugas di daerah yang resisten terhadap klorokuin.
CHLOROQUINE
Obat utama antimalaria sampai munculnya resisten P. Falcifarum
< Toksik dibanding turunannya
sebagai antiinflamasi: artritis rematoid & SLE
24-48 jam: gejala (-)
                48-72 jam: parasit (-)
IV: hindari
Absorbsi: baik; ↑ à makanan
                                                                   ↓ à antasid, antidiare
               
Efek Samping
Sakit kepala, g3 GIT, gatal2, g3 penglihatan (distribusi di melanin >> à periksa rutin!)
Jarang: gangguan EKG, rambut memutih
KI: penyakit hepar; psoriasis/porfiria (serangan akut!!!)
Aman untuk bumil dan anak-anak
QUININE (kulit pohon KINA)
Infeksi berat (P.Falsiparum)
Quinidine: D-rotatory stereoisomer Quinine
Efek samping: (lebih toksik)àprofilaksis(-)
                - Sinkonisme à reversibel
                   (N/V, tinitus, vertigo, visus↓, flushing)
                - hipoglikemi, hipotensi (bila IV cepat)
PRIMAQUINE
Mula kerja lambat, t ½ singkat
Efek samping:
  1. Anemia hemolitik akut à px def. G6PD
  2. Methemogobinemia, Agranulositosis
  3. G3 GIT à durante coenam
KI: px granulositopenia (artritis rematoid, SLE)
                                    px tx obat à hemolisis, depresi sutul
                                   bumil
AGEN ANTI FOLAT
Menghambat enzim dihidrofolat reduktase plasmodia à sintesis purin terhambat à skizon di hati gagal membelah.
                Sulfonamid: ≠ dihidropteroat sintetase
ES: Anemia makrositik à stop/ tx:leukovorin
Fansidar: Pyrimethamine + Sulfadoxineà tx falciparum yg resisten klorokuin (tdk berat)
Kemoprofilaksis dgn antifolat tunggal  tdk dianjurkan à sering resisten
Tanpa Komplikasi: Kloroquine à Fansidar à Quinine/ Mefloquinine à Quinine/ Artesunat
Relaps : 1 tablet/hari selama 14 hari
Malaria berat
  1. Kloroquinine / Artemisin supp
  2. Quinine / Quinidine / Artemisin
Bumil: Chloroquine & Proguanil
Kemoprofilaksis tinggal >3 minggu: Fansidar 1 tablet/hari s/ 4 minggu sesudah keluar
Obat lain yang digunakan sbg antimalaria
PROGUANID ATAU KLOROGUANID
Skintosid melalui mekanisme antifolat (sama dengan pirimetamin)
Mudah ressten (sekarang kurang digunakan)
MEFLOKUIN
Belum tersedia di Indonesia
TETRASIKLIN / DOKSISIKLIN
Digunakan untuk P. falsifarum yang resisten terhadap klorouin atau kombinasi pirimetamin+sulfadoksin
Dosis : 4x250 mg selama 7-10 hr (tetrasiklin)
                                          2x100 mg selama 7-10 hr (doksisiklin)
ARTEMISININ
Skintosid yang cepat à untuk malaria berat
Drugs used in Malaria*
Obat obat untuk mencegah Malaria pd Wisatawan


Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

 
Selamat datang di blognya Cweh Imitasi...Materi mengenai farmasi saya rangkum disini... Terima kasih telah berkunjung.. Semoga Bermanfaat!!!!!