FARMASI POLITEKNIK TEGALinfo_cweh imitasi

Tuesday, 29 April 2014

URAIAN FARMAKOLOGI VITAMIN DAN MINERAL

Vitamin & Mineral

DEFINISI
•Vitamin
–Senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim metabolisme.
•Mineral
–Senyawa anorganik yang merupakan bagian penting dari enzim, mengatur berbagai fungsi fisiologis  dan dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
VITAMIN
Penggolongan :
Larut Lemak
A, D, E, K
Tersimpan dalam lemak
Potensi toksik
Larut Air
B-COMPLEX & C
Disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah terbatas dan sisanya di buang.
Konsumsi rutin
Mineral
Jumlah relatif banyak
Ca, Mg, K, Na, Cl, fosfor,
Unsur hara ( flour, Zn, Se, I, Fe, Cr, Cobalt, Cu, Mn, Co).
AKG
Kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas untuk mencapai derajat kesehatan yang normal.
DEFISIENSI VITAMIN
PENYEBAB:
Asupan makanan tidak mencukupi
anoreksia
Gangguan absorbsi vitamin
Penyakit hati, sal. Empedu, diare dll
Meningkatnya kebutuhan tubuh
Masa pertumbuhan, Hamil, laktasi, haid, kerja fisik berat, stress, demam dll
GENETIK ? ? ?
KELEBIHAN VITAMIN
PENYEBAB :
Penggunaan dalam jumlah besar
Penggunaan secara rutin melebihi AKG
Banyak Produk multivitamin
Vitamin Larut Air
•Vit. C
•Vit. B-Kompleks
–B1 (THIAMIN),
–B6 (PYRIDOKSIN),
–B12, RIBOFLAVIN (B2).
–AS, NIKOTINAT,
–KOLIN,
–AS. PANTOTENAT
–DLL
Vitamin C
•Asam askorbat/ ascorbic acid
•Fungsi :
–kofaktor enzim (pembentukan kolagen),
–Anti Oksidan.
–Pembentukan oksitosin, hormon anti diuretik.
•Defisiensi Vit.C ;
–Malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi, perdarahan hidung gigi dan gusi dll
–Faktor resiko : diet vit C (3-5 bln), Lansia, Alkoholic
–Bisa menimbulkan kejang, koma dan kematian
Suntik Vitamin C & kolagen ??
AKG ;
Bayi : 35 mg
Dewasa : 60 mg
Meningkat bila terjadi :
Infeksi
Trauma
Hamil dan laktasi
Efek samping :
Diare
Batu ginjal
Adiktif
Kerusakan ginjal
Dll
Sediaan :
Tablet
Larutan
Interaksi obat :
Tetrasiklin, Phenobarbital, dan salisilat mempercepat eksresi vitamin C
Vitamin B1
Thiamin
Fungsi : 
Secara IV : Dilatasi pembuluh darah perifer
Koenzim reaksi enzim asam piruvat dan asam karboksilat
Defisiensi
Beri-Beri (gejala pada sistem saraf dan kardiovaskular)
Beri beri basah ( disertai udem)
Konstipasi, dll
AKG :
Bayi : 0,3-0,4 mg/hari
Dewasa : 1,2 mg /hari
Indikasi :
Pasien gangguan absorbsi
Emesis
Alkoholic
Efek samping :
Pasien sensitif
Sediaan  ;
Tablet dan larutan
Vitamin B6
Pyridoxin
Fungsi : kofaktor enzim dlm metabolisme as.amino
AKG : 2mg/100mg protein
Defisiensi :
Dermatitis
Anemia
Gangguan saraf
Kejang
Indikasi :
Gangguan saraf (sebagai b-kompleks)
Anti anemia
Anti emetik ringan
Memperbaiki gejala dermatitis
Efek samping ;
Sindrom neuropati
Vitamin Larut Lemak
Diabsorbsi dengan cara yang kompleks dan sejalan dengan absorbsi lemak
Disimpan di hati dan di eksresikan melalui feses
Bekerja sebagai :
Oksidator/ reduktor
Koenzim
Inhibitor enzim
Vitamin A
Defisiensi :
Gangguan mata
Kerusakan epitel shg memacu terjadinya
Infeksi saluran nafas
Terbentuknya batu di saluran kemih
Diare
Dll
Indikasi :
Pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A
Dianjurkan pada anak, hamil & laktasi
Pada keadaan gangguan mata
Hipervitaminosis
Penggunaan lebih dari 700-3000 IU/Kg/Hari
Muntah
Iritasi kulit
Depresi dan skizofrenia
Kerusakan hati
Vitamin D
Defisiensi :
Penurunan kadar kalsium plasma
Meningkatnya resorpsi tulang
Osteomalasia
Indikasi :
Pada keadaan osteo malasia
Rakitis
Hipervitaminosis
Hiperkasemia
Kalsifikasi jaringan
Anoreksia
Mual muntah
Diare
Dll
Vitamin E & K  ? ?
Mineral
Mineral yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tubuh :
Calsium
Bekerja sama dengan vitamin D
Kebutuhan meningkat pada masa pertumbuhan, laktasi dan wanita pasca menopause
Fosfor
Terlibat dalam penggunaan dengan vitamin B-kompleks
Berperan sebagai buffer cairan tubuh
Magnesium
Terlibat dalam mengaktivasi berbagai sistem enzim
Pengaturan suhu tubuh, kontraktilitas otot dan kepekaan saraf
Kalium
Mengatur kepekaan sel
Konduksi impuls saraf dan keseimbangan
vo;lume cairan tubuh
Natrium
Penting untuk membantu mempertahankan volume dan keseimbangan cairan tubuh melalui mekanisme homeostatik
Klorida
Anion untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit
HIPERKALIUM
HIPOKALIUM
HIPERNATRIUM


HIPONATRIUM       ??????
No comments

URAIAN FARMAKOLOGI ENZIM SEBAGAI PENGOBATAN

Enzim

Definisi
Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia, hampir semua enzim adalah protein.
Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi dalam makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup.
Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis (molekul kecil menjadi molekul besar ( anabolisme). bila  mole kul besar menjadi molekul yang lebih kecil (Katabolisme) .
Beberapa reaksi kimia tersebut antara lain respirasi, glikolisis, fotosintesis pada tumbuhan, dan protein sintesis.
Pemanfaatan Enzim
Diagnostik
Pengobatan
Diagnostik
Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organ akibat penyakit tertentu
Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan suatu senyawa petanda yang dicari dapat diketahui dan diukur berapa jumlahnya
SGOT & SGPT
Hepatitis atau toksin yang berat dapat menyebabkan peningkatan enzim dalam serum sampai 20X lipat.
Pada peradangan awal hepatitis, kadar GPT(glutamate –piruvate transaminase) meningkat lebih awal dan lebih mencolok dibandingkan dengan GOT
Glutamat-oxaloacetic Transaminase (GOT) merupakan salah satu enzim transaminase. GOT atau biasa juga disebut AST (aspartate amino transferase) merupakan enzim transaminase yang terutama terdapat dalam hepar, meskipun juga terdapat dalam ginjal, jantung dan otot sketal.
Ditemukan pada sel hati dan miokard, muskuloskeletal, ginjal, pancreas, otak dan eritrosit
Untuk diagnosis dan evaluasi penyakit hati dan penyakit  jantung, memantau efek obat yang hepatotoksik dan nefrotoksik
Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteri Arthobacter globiformis dapat digunakan untuk mengukur asam urat.
Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan bantuan enzim kolesterol-oksidase yang dihasilkan bakteri Pseudomonas fluorescens.
Pengukuran alcohol, terutama etanol pada penderita alkoholisme dan keracunan alcohol dapat dilakukan dengan menggunakan enzim alcohol dehidrogenase yang dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisciae, dan lain-lain.
PENGOBATAN
Pemanfaatan enzim dalam pengobatan meliputi :
Penggunaan enzim sebagai obat,
Pemberian senyawa kimia untuk memanipulasi kinerja suatu enzim dengan demikian suatu efek tertentu dapat dicapai (enzim sebagai sasaran pengobatan),
Manipulasi terhadap ikatan protein-ligan sebagai sasaran pengobatan
Penggunaan enzim sebagai obat
biasanya mengacu kepada pemberian enzim untuk mengatasi defisiensi enzim yang terdapat di dalam tubuh manusia untuk mengkatalis rekasi-reaksi tertentu
Contoh keadaan defisiensi enzim yang bersifat sementara adalah defisiensi enzim-enzim pencernaan
Seperti yang diketahui, enzim-enzim pencernaan sangat beragam, beberapa di antaranya adalah:
Protease dan peptidase yang mengubah protein menjadi asam amino,
Lipase yang mengubah lemak menjadi asam lemak,
Karbohidrase yang mengubah karbohidrat seperti amilum menjadi glukosa
DEFISIENSI ENZIM
Adapun yang bersifat menetap menyebabkan banyak kelainan, yang biasanya juga disebut sebagai kelainan genetic mengingat enzim merupakan protein yang ditentukan oleh gen.
Contoh kelainan akibat defisiensi enzim antara lain adalah hemofilia.
Hemofilia adalah suatu  penderita yang mengalami kesulitan penggum palan darah (cenderung untuk pendarahan) akibat defisiensi enzim-enzim terkait penggum palan darah. 
Saat ini telah diketahui ada tiga belas faktor, sebagian besar adalah protease dalam bentuk proenzim, yang diperlukan dalam proses peng gumpalan darah.
Pada penderita hemofilia, terdapat gangguan/defisiensi pada faktor VIII (Anti-Hemophilic Factor), faktor IX, dan faktor XI.
Kelainan ini dapat diatasi dengan transfer gen yang mengkode faktor IX.
Diharapkan gen tersebut dapat mengkode enzim-enzim protease yang diperlukan dalam proses penggumpalan darah
Enzim Sebagai Sasaran Pengobatan
Enzim sebagai sasaran pengobatan merupakan terapi,  senyawa tertentu digunakan untuk memodifikasi kerja enzim, sehingga efek yang merugikan dapat dihambat dan efek yang menguntungkan dapat dibuat.
Contoh penyakit  adalah Diabetes Melitus. Pada penyakit Diabetes Melitus, senyawa yang diinduksikan adalah akarbosa (acarbose).
Akarbosa akan bersaing dengan amilum makanan untuk mendapatkan situs katalitik enzim amilase (pankreatik α-amilase) yang akan mengubah amilum menjadi glukosa sederhana.
 Akibatnya reaksi tersebut akan terganggu, sehingga kenaikan gula darah setelah makan dapat dikendalikan.
Mediator radang prostaglandin yang dibentuk dari asam arakidonat melibatkan dua enzim, yaitu siklooksigenase I dan II (cox 1 dan cox II).
Ada obat atau senyawa tertentu yang mempengaruhi kinerja cox 1 dan cox II sehingga dapat digunakan untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit.(obat anti inflamsi)
Manipulasi terhadap ikatan protein-ligan sebagai sasaran pengobatan
Pengobatan dengan sasaran interaksi protein-ligan mengacu kepada prinsip interaksi sistem mediator-reseptor.
Bila mediator disaingi oleh molekul analognya sehingga tidak dapat berikatan dengan reseptor, sehingga efek dari mediator tersebut tidak terjadi.
Pengendalian tekanan darah yang diatur oleh hormon adrenalin.
Reseptor yang terdapat pada hormon adrenalin, yaitu α-reseptor dan β-reseptor dapat dihambat oleh senyawa-senyawa yang berbeda.


Penghambatan pada β-reseptor dapat menim bulkan efek pelemasan otot polos dan penurunan detak jantung. Obat-obatan yang bekerja dengan cara tersebut dikenal sebagai β-blocker.
No comments

URAIAN FARMAKOLOGI BATUK

BATUK


Definisi
Proses eksipirasi yang eksplosif yang memberikan mekanisme proteksi normal untuk membersihkan saluran pernafasan dari adanya sekresi atau benda asing yang mengganggu
Bukan penyakit, tetapi merupakan gejala atau tanda adanya gangguan pada saluran pernafasan
Di sisi lain, batuk juga merupakan salah satu jalan menyebarkan infeksi
Etiologi
Iritan yang terhirup (asap, asap rokok, debu, dll) atau teraspirasi (postnasal drip, benda asing, isi lambung)
Semua gangguan yang menyebabkan inflamasi, konstriksi, infiltrasi, dan kompresi jalan nafas
Asma
TBC
Kanker paru-paru
Interstitial lung disease, pneumonia, and lung abscess
Congestive heart failure
Ace-Inhibitor drugs (captopril)
patogenesis
Melibatkan suatu kompleks rangkaian refleks yang bermula dari stimulasi terhadap reseptor iritan
Sebagian besar reseptor diduga berlokasi di sistem pernafasan, sedangkan pusat batuk diduga berada di medula
Batuk yang efektif tergantung pada kemampuan untuk mencapai aliran udara yang tinggi dan tekanan intrathoraks, sehingga meningkatkan proses pembersihan mukus pada saluran nafas
Komplikasi batuk : symptoms of insomnia, hoarseness, musculoskeletal pain, exhaustion, sweating, and urinary incontinence
Klasifikasi
Berdasarkan durasi :
Akut,yaitu batuk yang terjadi kurang dari 3 minggu
Sub akut,batuk yang terjadi selama 3-8 minggu
Kronis, batuk yang berlangsung lebih dari 8 minggu
Durasi batuk bisa untuk memprediksi penyebabnya
AKUT
Penyebab tersering adalah:
ISPA (especially the common cold, acute bacterial sinusitis, dan pertussis),
Namun bisa juga karena pneumonia, pulmonary embolus, atau congestive heart failure
sub akut
Jika batuk terjadi setelah kejadian ISPA yang tidak terkomplikasi pneumonia (chest X-ray normal) post infectius cough
Jika pasien melaporkan adanya post-nasal drip, diatasi dengan obat common cold, tetapi batuk masih bertahan (dugaan sinusitis bakterial)
KRONIS
Pada perokok: mungkin disebabkan oleh COPD atau bronchogenic carcinoma
Pada non-perokok yang hasil foto thoraxnya normal dan tidak sedang menggunakan ACEi nhibitor, penyebab yang mungkin : postnasal drip, asthma, dan gastroesophageal reflux.
Evaluasi perlu dilakukan dengan melihat riwayat penyakit/obat--menentukan penyebab yang paling terkait
Selain itu, secara empirik dapat dilakukan:
Hindari “racun” paru-paru : smoking, occupational exposure
Hentikan obat-obat yang mungkin menyebabkan batuk : ACE inhibitor, beta blocker
Identifikasi adanya bronkitis kronis : chest X-ray, Lung function test, TBC
identifikasi ada/tidaknya penurunan BB atau gejala penyakit serius lain : demam, menggigil (TBC paru),hemoptysis (darah di sputum), BB turun(kanker paru),dyspnea,atau pedal edema (CHF)
Klasifikasi berdasarkan tanda klinis
Batuk kering
  Seringkali sangat menganggu, tidak dimaksudkan untuk membersihkan saluran nafas, pada kondisi tertentu berbahaya (pasca operasi)
Batuk berdahak
  mekanisme pengeluaran sekret atau benda asing di saluran nafas
Terapi
Tujuan terapi :
Menghilangkan gejala batuk
Menghilangkan penyakit/kondisi penyebab batuk
Strategi terapi :
Menggunakan obat-obat antitusif atau ekspektoran
Menggunakan obat-obat sesuai dengan penyebabnya
Menghentikan penggunaan obat-obat penyebab batuk
antitusif
Untuk menekan batuk kering
Kurang memberi manfaat klinis, kecuali untuk batuk yang sangat mengganggu
Mekanisme kerja: aksi sentral pada pusat batuk di medulla.
Dapat menyebabkan retensi sputum bahaya pada bronkitis kronis dan bronkiektasis
contoh obat :
kodein
noskapin
dekstrometorfan
Efek samping: pusing, gangguan saluran cerna.
Ekspektoran
Dimaksudkan untuk memudahkan ekspektorasi (batuk)
Digunakan sebagai ekspektoran pada batuk berdahak, mekanisme kerjanya dg cara meningkatkan volume dan menurunkan viskositas dahak di trakea dan bronki, kemudian merangsang pengeluaran dahak menuju faring.
Efek samping: mual, muntah, batu ginjal.
Contoh :
Gliseril guaiakolat / guafenesin
Succus Liquiriteae
Ammonium chloride
mukolitik
Mempercepat ekspektorasi dan mengurangi viskositas sputum
Contoh obatnya:
Asetilsistein
Karbosistein
Ambroksol
Bromheksin
Ambroxol (Epexol®)
Digunakan sebagai mukolitik pada batuk berdahak.
Merupakan metabolit dari bromheksin
Efek samping: efek samping ringan pada saluran pencernaan, reaksi alergi.
Selain utk obat batuk, ambroxol juga memiliki sifat pereda nyeri pada sakit tenggorokan/faringitis, shg dikembangkan tablet hisap ambroxol.
Erdosteine (Edotin®)
Sifat mukolitik lebih baik daripada bromheksin
Efek samping ringan, biasanya hanya di saluran cerna.
Asetilsistein (Fluimucil®)
Digunakan sebagai mukolitik, dan mencegah keracunan parasetamol
Efek samping: bronkospasme, gangguan saluran cerna
Asetilsistein memecah ikatan disulfida pada dahak.
Batuk akut relatif lebih mudah disembuhkan atau dapat sembuh sendiri
Batuk sub akut--juga relatif dapat sembuh


Batuk kronis--perlu kecermatan tersendiri untuk mendiagnosis penyebabnya dan menentukan penatalaksanaan
No comments

 
Selamat datang di blognya Cweh Imitasi...Materi mengenai farmasi saya rangkum disini... Terima kasih telah berkunjung.. Semoga Bermanfaat!!!!!