FARMASI POLITEKNIK TEGALinfo_cweh imitasi

Thursday, 31 October 2013

Analgetik Opioid ( Narkotik )


Analgetik Opioid

Disebut juga OPIOIDA (=mirip opiat) adalah zat yang bekerja terrhadap reseptor opioid khas di susunan saraf pusat (SSP) hingga persepsi nyeri dan respon emosional terhadap nyeri berubah (dikurangi).
Tubuh dapat mensintesa zat-zat opioidnya sendiri, yakni zat endorfin (adalah kelompok polipeptida endogen yang terdapat di cairan cerebrospinal (CCS) dan dapat menimbulkan efek yang menyerupai efek morfin).
 BEDA DGN ANALGESIK BIASA
Kesadaran
Euforia
Adiksi
Efek antipiretik (-)
Toleransi (+)   
PENGGOLONGAN
(SUMBER)

Alkaloid Opium Alamiah
Opioid Semisintetik
  (Heroin, Kodein, Nalokson dan Nalorfin)
Opioid Sintetik (Meperidin)
Penggolongan
(jenis zat kimianya)

1.Derivat fenantren, termasuk morfin, tebain, kodein, hidromorfon, oksikodon, levorfanol, nalorfin, naltrekson dan nalokson.
2.Derivat fenilheptilamin, termasuk metadon dan propoksifen.
3.Derivat fenilpiperidin, termasuk meperidin, fentanil, difenoksilat dan loperamid.
Alkaloid Opium
Getah biji kapsul tanaman poppy :
   Papaver somniferum
Morfin didpt dr opium, getah kering tanaman Papaver somniferum
Opium mgdg ± 25 alkaloida, diantaranya : morfin, noskapin, papaverin, tebain,narcein
Asetilasi kedua gugus hidroksil morfin menghasilkan heroin (diasetilmorfin).
Efek analgesik dan euforianya lbh tinggi dibanding morfin.
Kecenderungan kecanduan heroin terjadi lbh cepat dan efek samping jauh > dibanding morfin.
reseptor opioid
Minimal ada 4 macam reseptor opioid, yaitu reseptor µ, k, δ, ε, dan σ, sbg tempat pengikatan analgetik narkotik untuk menghasilkan efek analgesia yg menyerupai endorfin.
Mekanisme kerja
analgetik opioid berikatan dg (sisa) reseptor opioid pd SSP (yg belum ditempati endorfin) shg mengubah persepsi & respon thd stimulus nyeri sambil menghasilkan depresi SSP secara umum.
Opioid : Agonis ligand endogen
Dalam keadaan normal reseptor Opioid  ditempati oleh Ligand endogen.
Contoh senyawa ligand endogen :
   Met-enkefalin, Leu-enkefalin,
   b-endorfin, a-endorfin, c-endorfin
Efek farmakologi umum
Analgesik
Euforia
Sedasi
Depresi pusat nafas
Stimulasi pusat muntah
Depresi pusat batuk
Kekakuan trunkus
Peningkatan tekanan intrakranial
Kardiovaskular
Saluran cerna
Urogenital
Uterus
Endokrin
Farkin umum
1.Absorpsi
  50% obat diabsorpsi dari sal. GI & diabsorpsi sempurna dari tempat injeksi i.m.
2.Distribusi
  umumnya didistribusikan secara luas, menembus plasenta & masuk ASI.
3.Metabolisme
  umumnya di hati, reaksi metabolisme berbeda tergantung tiap obat.
4.Ekskresi
  melalui ginjal.
5.Waktu paruh eliminasi
  berbeda tergantung tiap obat.
 
Indikasi umum
Analgesik
Edema paru akut
Antitusif (morfin dan derivat)
Anti diare (preparat sintetik)
Sedasi  (Medikasi preanestesi)
Eso umum
1.Depresi SSP, mis : sedatif, depresi pernafasan & batuk, miosis, hipothermia, mual & muntah (karena rangsangan pd CTZ / chemo triggrer zone), penurunan aktivitas mental & motorik, euforia, perasaan termangu, halusinasi .
2.Bronchokonstriksi saluran nafas, shg pernafasan menjadi dangkal & frekuensinya menurun.
3.Sistem sirkulasi darah : vasodilatasi perifer (jika pd kulit, keluar keringat berlebihan), hipotensi & bradikardi (dosis tinggi).
4.Saluran GI : obstipasi karena peristaltik berkurang, kolik batu empedu karena kontraksi sfingter kandung empedu.
5.Saluran urogenital : retensi urin (karena tonus sfingter kandung kemih naik), kontraksi uterus berkurang (memperpanjang waktu persalinan).
6.Pelepasan histamin : pruritus, urticaria.
7.Kebiasaan & ketagihan

Kontra indikasi
Tekanan intrakranial yg tinggi
Gangguan fungsi pernafasan
Gangguan fungsi hepar yg berat
Hipertrofi prostat dan Striktura uretra
Hipotiroid
Kombinasi dengan depresan lain
Lain-lain : syok, kejang, delirium dll.
Morfin
Efek analgetik : dengan mengurangi persepsi nyeri di otak (meningkatkan ambang nyeri), mengurangi respon psikologis terhadap nyeri (menimbulkan euforia), dan menyebabkan mengantuk/tidur (efek sedatif) walau ada nyeri.
Diberikan secara per oral, injeksi IM, IV, SC, dan per rektal, durasinya rata-rata 4-6 jam.
Diindikasikan untuk nyeri berat yang tak bisa dikurangi dengan analgetika non-opioid atau obat analgetik opioid lain yang lebih lemah efeknya.
Di ikat protein plasma 20-35%
Waktu paro eliminasi 2,4 – 3,4 jam
Dosis oral : 20-25 mg, setiap 4 jam i.m atau s.c : 10 mg/70 kg bb
Kodein
Hsl metilasi ggs OH fenol morfin
Efek analgetik < morfin, antibatuk kuat
Kecanduannya < morfin
Tdk menimbulkan depresi pernafasan
Sediaan : garam HCl, fosfat, sulfat
Absorpsi pd sal cerna cukup baik
Terikat protein plasma 7-25%
Kdr plasma tertinggi dicapai 0,5-1,5 jam stlh pemberian oral, dgn waktu paruh plasma 2-4 jam
Dosis oral : analgesik 30mg 4dd, antibatuk 5-10mg 4 dd
Heroin
Hsl asetilasi kedua ggs OH morfin
Efek analgesik & euphria > morfin
Kecanduan heroin lbh cepat dbdg morfin
Efek samping >> morfin
Sering disalahgunakan, shg digolongkan sbg obat terlarang
Pethidine
Efek analgesik antara morfin dan kodein
Digunakan mengurangi sakit pd obstetri
Utk pramedikasi pd anestesi
Digunakan sbg pengganti morfin utk pengobatan penderita kecanduan turunan morfin krn memp efek analgesik spt morfin ttp kecenderungan kecanduan lbh rendah
Penyerapan dlm sal cerna cukup baik
40-50% diikat oleh protein plasma
Kadar plasma tertinggi dicapai dlm 1-2 jam
Waktu paruh plasma 5 jam
Dosis oral, i.m dan s.c.: 50-100mg, dpt diulang setiap 3 -4 jam
Metadon
Efek analgesik 2x morfin, 10x meperidin, sbg garam HCl
Sbg obat p.ganti morfin utk p.obatan p.derita kecanduan der. morfin, krn Efek analgesik spt morfin, efek kecanduan < morfin
P.gunaan metadon dikontrol dgn ketat, krn toksisitasnya 3-10 x > morfin
Diserap sal cerna ckp baik,90% diikat protein plasma
Kdr t.tgi dicapai 4jam, Waktu paro 15 jam
Dosis analgesik i.m.: 2,5-10mg; utk menekan sindrom obstinence : 15-40mg & sec bertahap dikurangi
LEVANON : isomer levo metadon, tdk menimbulkan euforia dianjurkan sbg obat pengganti morfin utk pengobatan kecanduan
Habituasi & adiksi
Mekanisme kerja Kebiasaan & ketagihan  :
  bila analgetik opioid dipakai terus-menerus, pembentukan reseptor opioid yg baru terus distimulasi & produksi endorfin di ujung saraf otak dirintangi.
Penyebab :
Penggunaan jangka lama
Toleransi, yaitu efektifitas opioid berkurang karena dipercepatnya absorpsi / eliminasinya / menurunnya sensitifitas jaringan sehingga diperlukan dosis yg lebih besar untuk mencapai efek yg sama seperti semula.
penggunaan dosis besar
Ada 2 jenis ketergantungan / ketagihan, yaitu fisik & psikis (efek psikotrop / euforia)
Abstinensi (withdrawal syndrome) : penghentian penggunaan obat opioid secara mendadak.
Gejala abstinensi : ketakutan, berkeringat, mata berair, mual-muantah, diare, insomnia, tachycardia, mydriasis (pembesaran pupil), tremor, kejang otot, TD naik, diikuti reaksi psikis (gelisah, mudah tersinggung, marah, takut mati).
Pengobatan adiksi (perhatikan tingkat ketergantungan fisik pecandu) :
Terapi substitusi ( pemberian metadon sbg obat pengganti heroin / morfin atau klonidin untuk menurunkan TD, pusing, mengurangi gejala insomnia, mudah marah, & jantung berdebar-debar).
Antagonis opioid (obat yg melawan ES opioid tanpa mengurangi efek analgetiknya, berdasarkan penggeseran opioid dari reseptor opioid di SSP).
  Con : nalokson, naltrekson, nalorfin.
ANTAGONIS OPIOID
MEKANISME  KERJA:
Efek mirip morfin (agonis)  dihasilkan   oleh interaksinya dgn reseptor   opioid
Efek antagonis dihasilkan oleh kerja kompetitif antagonis menggeser opioid lain dari reseptornya.
Nalokson
Antagonis kompetitif murni
Obat pilihan pada keracunan akut opioid
Metabolisme di hepar, 70% metabolit diekskresi melalui ginjal dalam 24 jam
Masa kerja cepat (i.v. 1-2 menit; s.c. 2-5 menit) -> sering diperlukan dosis ulangan
Waktu paruh 60-100 menit.
Penggunaan antagonis opioid
Keracunan akut opioid
Analgesik (tidak adiksi) , digunakan Pentazosin dosis kecil
Terapi adiksi opioid, karena dosis kecil menginduksi disforia
Tes diagnostik penderit  adiksi opioid (nallin test)
No comments

Analgesik – AINS/NSAID


Analgesik – AINS/NSAID Harber

Inflamasi
Inflamasi = radang
Merupakan respon tubuh
Tanda inflamasi
Membengkak
Menghangat
Nyeri
Memerah
daya pergerakan menurun dan kemungkinan disfungsi organ atau jaringan
Anti inflamasi drugs :
Anti Inflamasi Steroid
Anti inflamasi Non Steroid
NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs)/AINS adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), anti piretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti radang).
Istilah "non steroid" digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat serupa
Obat AINS dikelompokkan
Inhibitor COX Non Selektif
 Derivat asam salisilat, misalnya aspirin
 Derivat asam propionat, misalnya ibuprofen, ketoprofen,
   naproksen.
 Derivat asam fenamat, misalnya asam mefenamat
 Derivat asam fenilasetat, misalnya diklofenak.
 Derivat asam asetat indol, misalnya indometasin.
 Derivat pirazolon, misalnya fenilbutazon dan
   oksifenbutazon
 Derivat oksikam, misalnya piroksikam dan meloksikam.
Inhibitor COX Selektif
Furanon tersubsitusi diaril : Rofekoksib
Pirazol tersubsitusi diaril : Celecoxib
Asam Asetat Indol : Etodolak
Sulfonanilid : Nimesulid
Mekanisme Kerja
Ains Non selektif bekerja dengan menghambat jalur siklooksigenase
Ains Selektif bekerja dengan menghambat jalur siklooksigenase 2

Farmakokinetik 
Termetabolisme di hati
Bioavaibilatas dan waktu paruh (t1/2) bervariasi
Waktu paruh berpengaruh terhadap regimen terapinya
Pemberian bergantung pada fungsi hepar, fungsi ginjal dan usia
ESO
Scr umum efek samping utama penggunaan Nsaid :
Tukak peptik, terkait terhambatnya PG sbagai fungsi protektif lambung
Gg fx trombosit, terhambatnya A2 (TXA2) yang berakibat bertambahnya panjang waktu perdarahan
hipersensitivitas
Dll
Ibuprofen
Derivat asam dipropionat
Digunakan sbg analgesik= aspirin
Efek anti inflamasi kurang kuat
Absorpsi melalui lambungcepat
Ekskresi berlangsungcepat dan lengkap
Asam Mefenamat
Mengurangi rasa nyeri/sakit dari ringan sampai sedang pada sakit gigi, sakit telinga, nyeri otot, dismenore, nyeri setelah melahirkan, dan nyeri trauma.
Pada orang usia lanjut efek samping diare hebat lebih sering dilaporkan.
Pada wanita hamil asam mefenamat tidak dianjurkan digunakan selama 7 hari
Diklofenak
Absorpsi berlangsung cepat dan lengkap
Mengalami first pass elimination sebesar40 –50 %
Diakumulasi pada cairan sinovial shg memiliki efek terapi pada sendi yang lebih panjang
NSAID SELEKTIF
COX-2 selective inhibitor dikembangkan dalam usaha mencari penghambat sintesa prostaglandin dg menghambat isoenzim COX-2 pada tempat inflamasi tanpa mempengaruhi COX-1 isoenzim yg terdapat pada trakt GI, ginjal dan trombosit.
Ains Selektif bekerja dengan menghambat jalur siklooksigenase 2
Celecoxib
Celecoxib digunakan pada osteoarthritis, rheumatoid arthritis, nyeri akut, nyeri haid, dan gejala menstruasi,
utama penggunaan celecoxib adalah untuk mengatasi nyeri jangka panjang yang reguler.
Celecoxib  sangat selektif terhadap COX-2 dan terutama menghambat produksi prostaglandin dengan mengeblok isoform COX ini.
Celecoxib tujuh kali lebih selektif pada COX-2 dibanding COX-1.
Reaksi alergi pada sulfonamide dan AINS lain diakibatkan adanya cincin sulfonamide. Perlu diperhatikan pemberiannya pada pasien dengan riwayat asma dan urtikaria.
Penggunaan semua COX-2 selective inhibitor dapat meningkatkan risiko gangguan pada sistem kardiovaskuler dan GIT. Meningkatkan risiko berkembangnya penyakit jantung pada pemakaian 400 mg atau lebih per hari.
Penggunaan ini perlu diperhatikan pada pasien dengan retensi cairan, hipertensi, gagal jantung, asma karena sensitif aspirin, disfungsi hepar, gangguan fungsi ginjal, pasien dengan diuretic, pasien dengan ACE inhibitor, usia lanjut, hamil, dan laktasi.
Efek samping celecoxib pada GIT berupa nyeri abdomen, diare, dyspepsia, flatulens, ulcus GI, dan perdarahan. Celecoxib juga mengakibatkan nausea, nyeri pinggang, edema perifer, dizziness, nyeri kepala, insomnia, faringitis, rhinitis, sinusitis, skin rash, hipertensi eksaserbasi, dan angina pectoris.
Interaksi terjadi pada penggunaan bersama ACE inhibitor, furosemide, tiazid, aspirin, fluconazole, lithium, dan warfarin.

No comments

 
Selamat datang di blognya Cweh Imitasi...Materi mengenai farmasi saya rangkum disini... Terima kasih telah berkunjung.. Semoga Bermanfaat!!!!!