FARMASI POLITEKNIK TEGALinfo_cweh imitasi

Sunday 15 June 2014

PEMBUATAN SEDIAAN TABLET VITAMIN C DENGAN METODE KEMPA LANGSUNG


LAPORAN PRAKTIKUM SEDIAAN SOLID
PEMBUATAN SEDIAAN TABLET VITAMIN C  DENGAN METODE
 KEMPA LANGSUNG




DISUSUN OLEH:

1.     Khaidir umar (12080118 )
2.     Mohamad Aminudin (12080122)
3.     Nisa Septi K F(12080125 )
4.     Noviani ( 12080126 )

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 FARMASI

2013/2014




 PEMBUATAN SEDIAAN TABLET VITAMIN C DENGAN METODE KEMPA LANGSUNG

       I.            TUJUAN
1.      Mahasiswa mampu menentukan formulasi tablet metode kempa langsung.
2.      Mahasiswa mampu mengetahui cara pembuatan tablet vitamin C dengan metode kempa langsung.
3.      Mahasiswa mampu melakukan uji evaluasi terhadap tablet vitamin C.

    II.            LANDASAN TEORI
A.    Definisi sediaan tablet
Tablet adalah sediaat padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Depkes RI, 1979).
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan tablet dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (Depkes RI, 1995).

B.     Persyaratan sediaan tablet
Beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh sediaan tablet yang baik, antara lain :
1.      Kuat dan tahan akan gesekan-gesekan yang terjadi pada saat pentabletan, pengemasan, transportasi, dan penggunaannya. Untuk itu, perlu dilakukan uji kekerasan dan kerapuhan tablet, meskipun persyaratan kekerasan dan kerapuhan tablet tidak tercantum dalam Farmakope Indonesia (persyaratan non-kompendial).
2.      Kadar obat harus terpenuhi, sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Farmakope Indonesia.
3.      Memenuhi uji keseragaman bobot dan kadar zat aktif didalam tablet,  sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Farmakope Indonesia.
4.      Memenuhi uji ketersediaan hayati. Pada tahap awal, kecepatan dan banyaknya obat yang dilepaskan dari tablet, dapat ditentukan oleh waktu hancur tablet.
5.      Penampilan yang baik dan menarik, oleh karena itu sering kali diperlukan bahan pewarna , perasa, dan pemberi aroma.
6.      Dapat mempertahankan  sifat-sifatnya, yaitu tablet harus tetap akseptabel, aman dan manjur bila digunakan.
(Hadisoewignyo L dan Fudholi A, 2013)
C.     Keuntungan sediaan tablet
Bentuk sediaan tablet memiliki beberapa keuntungan, antara lain adalah sebagai berikut :
Tablet dapat diproduksi dalam skala besar dengan kecepatan produksi yang sangat tinggi sehingga harganya dapat relatif lebih murah.
1.      Tablet memiliki ketepatan dosis dalam tiap tablet atau dalam tiap unit pemakaian.
2.      Tablet lebih stabil dan tidak mudah ditumbuhi mikroba karen aberada dalam bentuk kering dengan kadar air yang rendah.
3.      Tablet mudah dalm pengemasan (blister atau strip) dan transportasi.
4.      Tablet dapat dibawa dengan mudah oleh pasien.
5.      Bau, rasa dan warna yang tidak menyenangkan pada tablet dapat ditutupi melalui penyalutan tablet.
6.      Tablet dapat dengan mudah digunakan sendiri oleh pasien tanpa bantuan tenaga medis.
7.      Dibandingkan dengan kapsul, tablet lebih tamperproff (sulit dipalsukan).
(Hadisoewignyo L dan Fudholi A, 2013)
D.    Kerugian sediaan tablet
Selain keuntungan yang dimiliki oleh sediaan tablet, juga terdapat beberapa kerugian bentuk sediaan tablet, antara lain:
1.      Bahan aktif dengan dosis besar dan tidak kompresibel sulit dibuat tablet karena tablet yang dihasilkan akan memiliki bobot atau bentuk tablet yang besar sehingga tidak berterima.
2.      Terdapat kendala dalam memformulasikan zat aktif yang sulit terbasahi, tidak larut, serta disolusi yang kurang baik.
3.      Mula kerja obat (onset of action) sediaan tablet lebih lambat dibandingkan dengan sediaan parenteral (injeksi), larutan oral dan kapsul.
4.      Jumlah zat aktif dalam bentuk cairan yang dapat dijerat kedalam tablet sangat kecil.
5.      Kesulitan menelan pada anak-anak, pasien dengan sakit parah dan pasien usia lanjut.
(Hadisoewignyo L dan Fudholi A, 2013)
E.     Komponen sediaan tablet
Komponen-komponen dalam formulasi tablet kempa terdiri atas zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran, dan lubrikan. Selain itu, tablet juga dapat mengandung bahn pewarna dan lak (bahan warna yang diabsorpsikan pada aluminium hidroksida yang tidak larut) yang diizinkan, bahan aroma dan bahan pemanis.
1.      Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa. Contohnya, laktosa, pati, kalsium fosfat dwibasa, dan selulosa mikrokristal.
2.      Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massaa serbuk sewaktu digranulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Misalnya gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, CMC, pasta pati, dan lain-lain.
3.      Bahan penghancur (disintegran) membantu tablet agar hancur setelah ditelan. Contohnta pati, pati dan selulosa yang dimodifikasi secara kimia, asam alginat, selulosa mikrokristal, dan povidon sambung-silang.
4.      Bahan lubrikan mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Misalnya campuran senyawa asam stearat dengan logam, asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan talk. Umumnya lubrikan bersifat hidrofobik.
5.      Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalirnya serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi, misalnya silika pirogenik kolodial.
6.      Bahan pewarna dan lak ditambahkan untuk mengikat nilai estetika atau untuk memberi identitas produk.
(Syamsuni, 2006)
F.      Cara Pembuatan Tablet
Metode cetak langsung adalah metode pembuatan tablet tanpa proses granulais dan memrlukan bahan tambahan yang sesuai sehingga dapat memungkinkan untuk dikempa secara langsung. Bahan aktif maupun bahan tambahan (semua komponen tablet) harus memenuhi persyaratan antara lain: (1) sifat alir yang baik; (2) kompaktibilitas yang baik; (3) kapasitas yang tinggi, yang menggambarkan kemampuan untuk menahan sifat-sifat kompaksinya ketika dicampur dengan bahan aktif; (4) memiliki distribusi ukuran partikel yang baik, untuk menghindari terjadinya segregasi; (5) memiliki densitas ruahan yang tinggi; (6) reprodusibel dalam produksi baik, untuk meminimumkan keseragaman antar-batch.
Keuntungan metode cetak langsung adalah sebagai berikut:
1.      Metode cetak langsung merupakan tahap produksi tablet yang paling singkat.
2.      Keperluan akan alat, ruangan, waktu dan daya manusia lebih sedikit.
3.      Dapat meningkatkan disintegrasi zat aktif (waktu hancur tablet menjadi lebih cepat) karena tablet langsung mengalami distegrasi menjadi tablet.
4.      Metode cetak langsung dapat mengeliminasi panas dan lembap, yang terjadi pada proses pembuatan dengan granulasi basah dan mengeliminasi terjadinya tekanan tinggi seperti yang terjadi pada proses pembuatan dengan metode granulasi kering.

Disisi lain, kekurangan metode cetak langsung adalah sebagai berikut:
1.      Harga bahan tambahan yang dibutuhkan cukup mahal karena membutuhkan eksipien yang memiliki sifat alir, kompresibilitas, serta ikatan antarpartikel yang baik.
2.      Bahan aktif dan bahan tambahan harus memiliki ukuran partikel yang mirip agar tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman kandungan yang baik.
3.      Kesulitan untuk mendistribusikan zat aktif yang berdosis tinggi dengan kompresibilitas buruk.
(Hadisoewignyo L dan Fudholi A, 2013)

 III.            PRE FORMULASI
1.      Vitamin C
Pemerian         : hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Oleh pengaruh cahaya, lambat laun, menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering stabil diudara, dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu +_ 109 C.
Kelarutan        : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform, eter, dan dalam benzena.
Khasiat            : sebagai zat aktif, ( Antiscorbut ). ( Depkes RI, 1979 )
Penggunaan     : 50mg
Alasan             : tidak tahan pemanasan, stabil diudara kering, kurang cocok dalam bentuk larutankarena cepat teroksidasi sehingga tidak digunakan dengan metode granulasi basah, dan karena dosisnya kecil ditambah dengan eksipien yang kompresibel dan mudah mengalir maka dapat dibuat dengan metode kempa langsung.

2.      Amylum manihot
Pemerian        : serbuk sangat halu, putih.
Kelarutan       : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol.
Khasiat           : zat tambahan (sebagai bahan pengikat dan penghancur).
( Depkes RI, 1995 )
Penggunaan    : 5-10%.
Alasan            :sebagai pengikat serbaguna untuk menghasilkan tablet yang terdisintegrasi cepat

3.      Avicel
Pemerian                 : berupa serbuk kristal poros, putih, tidak berbau, tidak berasa dan memiliki aliran yang baik.
Kelarutan                : praktis tidaklarut dalam air, cairan asam dan kebanyakan pelarut organik, sedikit larut dalam larutan NaOH 5% b/v.
Khasiat                   : zat tambahan (sebagai disintegran dan pengikat).
Penggunaan            : 5-15% b/b.
Alasan                    : karena avicel meskipun higroskopis tetapi stabil dan juga kompresibel dengan vitamin C.
4.      Talcum
Pemerian                 : serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu. Berkilat, tidak melekat pada kulit dan terbebas dari butiran.
Kelarutan                : tidak larut dalam hampir semua pelarut.
Khasiat                   : zat tambahan (sebagai bahan pelicin dan antiadheren)            ( Depkes RI, 1979 )
Penggunaan            : 2 %
Alasan                    : Dapat meminimalisir kecenderungan saat melekat pada permukaan punch dengan lebih baik dan membantu memperbaiki sifat alir serbuk.

5.      Mg stearat
Pemerian                 : serbuk halus, putih dan voluminus, bau khas lemah, mudah melekat dikulit, bebas dari butiran.
Kelarutan                : tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter.
Khasiat                   : zat tambahan (sebagai pelincir). ( Depkes RI, 1979 )
Penggunaan            : 0,25-5%.
Alasan                    : bersifat seperti lemak dan tersedia dalam ukuran partikelkecil. Mg stearat paling efisien dan lazim digunakan sebagai antiadheren dan pelincir.

6.      Lactosa spried dried
Pemerian           : serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.
Kelarutan          : larut dalam 6 bag.air, larut dalam 1 bag.air mendidih, sukar larut dalam etanol 96% P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Khasiat             : zat tambahan (sebagai bahan pengisi). ( Depkes RI, 1979 )
Penggunaan      : ad 100%.
Alasan                          : Memiliki rasa yang manis sehingga memperbaiki rasa sediaan. Dan juga memiliki sifat alir yang baik sehingga dapat memperkuat sifat lubrikan pada campuran sediaan.


 IV.            ALAT DAN BAHAN
A.    Alat                                                          
Neraca analitik
Ticknes tester                   
Flowability tester 
Monsanto hardness tester
Friabilator                         
Disintegran tester 

B.     bahan
Vitamin C
Amylum manihot
Avicel
Talk
Mg stearat
Lactosa spray dried


    V.            FORMULA

R/
Vitamin C                               50mg
Amylum manihot                    7%
Avicel                                      7%
Talk                                         2%
Mg stearat                               2%
Lactosa spray dried ad            200mg
Dibuat 50 tablet.
 
 















 VI.            PPO

·         Vitamin C                   =  50 mg  50             = 2500mg = 2,5 g
·         Amilum manihot         = 
·         Avicel                          = 
·         Talkum                        =
·         Mg stearat                   =
·         Laktosa spray dried    = 200mg  50 mg       = 10.000mg = 10g
= 10g – (0,7+0,7+0,2+0,2)
= 10g – 4,3g
= 5,7g


VII.            PO
·         Vitamin C                   = 
·         Amilum manihot         = 
·         Avicel                          = 
·         Talkum                        = 
·         Mg stearat                   = 
·         Laktosa spray dried    =  









VIII.            PERHITUNGAN DOSIS
A.    Dosis Vitamin C
DL       =               ( Depkes RI, 1979)
Dosis  
·         Dewasa                       =  3-4 xsehari 1-2 tablet
·         Anak (6-12 th)            =  3-4 xsehari  - 1 tablet
·         Anak ( <6 th )             =  3-4 xsehari  -  tablet
( iso volume 44 hal 531 , Betamin 10 )

B.     Anak < 6 tahun (2-5 th)
·         Umur 2 tahun
DL       =  (IxP)            =         -
= (Ixh)             = 

DT       = (IxP)             =
            = (Ixh)             = 3-4 x 12,5mg    = 37,5 – 50mg

% Dosis=(IxP)            =         -
= (Ixh)             = 

·         Umur 5 tahun
DL       =  (IxP)            =         -
= (Ixh)             = 

DT       = (IxP)             =
            = (Ixh)             = 3-4 x 25mg    = 75mg – 100mg

% Dosis=(IxP)            =         -
= (Ixh)             = 
Jadi dosis pemakaian untuk anak <6 tahun yaitu 3-4x sehari tablet sesuai.

C.     Anak  6-12tahun
·         Umur 6 tahun
DL       =  (IxP)            =         -
= (Ixh)             = 

DT       = (IxP)             =
            = (Ixh)             = 3-4 x 25mg       = 75mg– 100mg

% Dosis=(IxP)            =         -
= (Ixh)             = 

·         Umur 12 tahun
DL       =  (IxP)            =         -
= (Ixh)             = 

DT       = (IxP)             =
            = (Ixh)             = 3-4 x 50mg    = 150mg – 200mg

% Dosis=(IxP)            =         -
= (Ixh)             = 

Jadi dosis pemakaian untuk anak 6-12 tahun yaitu 3-4x sehari tablet sesuai .





D.    Dewasa >12 tahun

·         Umur 12 tahun
DL       =  (IxP)            =         -
= (Ixh)             = 

DT       = (IxP)             =
            = (Ixh)             = 3-4 x 50mg    = 150mg – 200mg

% Dosis=(IxP)            =         -
= (Ixh)             = 

·         Dewasa
DL       =  (IxP)            =         -
= (Ixh)             =

DT       = (IxP)             = 1-2  = 50 mg - 100mg
            = (Ixh)             = 3-4 x 50mg  - 100mg  = 150mg – 400mg

% Dosis=(IxP)            =         -
= (Ixh)             = 

Jadi dosis pemakaian untuk dewasa >12 tahun yaitu 3-4x sehari 1-2tablet sesuai .





         
         
 IX.            CARA KERJA PEMBUATAN
Menimbang semua bahan sesuai perhitungan

Mencampur Vitamin C,amylum manihot,avicel,dan Lactosa spray dried aduk  selama 15 menit ad homogen.

Mencampur Mg stearat aduk selama 5 menit ad homogen
 

Melakukan evaluasi campurn serbuk yang dihasilkan
 

Mencetak tablet dengan massa 200 mg

Melakukan evaluasi tablet yang dihasilkan


    X.            CARA KERJA EVALUASI
A.    Evaluasi Campuran serbuk
1.      Sifat alir
·         Kecepatan alir
Memasukan 100g serbuk kedalam flowability tester dan ratakan
 

Membuka kapas pada ujung corong
 

Mencatat waktu yang diperlukan seluruh serbuk melewati corong

·         Sudut diam
Mengukur tinggi dan lebar kerucut yang dihasilkan pada uji waktu alir

Menghitung sudut henti yang di hasilkan

2.      Kompresibilitas
Menimbang serbuk

Memasukan serbuk kedalam gelas ukur 100 ml ( V bulk )
 

Meletakan pada alat motororized tapping device

Menghidupkan alat selama 5 menit

Mengukur volume akhir granul setelah pengetapan ( V tapped )
 

Melakukan perhitungan


B.     Evaluasi tablet
1.      Keseragaman Bobot tablet
Menimbang 20 tablet satu per satu pada neraca analitik
 

Menghitung harga purata (x) dan koefisien variasinya
CV % = SD/x X 100%

2.      Ukuran Tablet
Mengukur masing – masing tebal dan diameter tablet dengan alat thickness tester sebanyak sepuluh tablet.

Menghitung purata dan bandingkan dengan persyaratan.

3.      Kekerasan Tablet
Meletakkan tablet pada ujung alat hardness tester dengan posisi vertical
 

Memutar skrup pada ujung lain sehingga tablet tertekan
 

Menghentikan putaran setelah tablet pecah
 

Melihat skala pada alat
 

Melakukan percobaan sebanyak 5x dan dihitung harga putarannya


4.      Kerapuhan Tablet
Membebas debukan 20 tablet dengan aspirator

Menimbang seksama dengan neraca analitik
 

Memasukkan dalam triabilator
 

Menjalankan alat, dilakukan 4 menit/100 putaran
 

Mekeluarkan dari alat, dibebas debukan lagi dan ditimbang

5.      Waktu Hancur Tablet
Memasukkan 6 buah tablet dalam alat uji Disintegration tester
 

Mengisi setiap tabung 1 tablet
 

Memamasukkan dalam penangas air pada alat suhu 370C
 

Menjalankan alat sampai semua fraksi percobaan tablet lewat ayakan yang terletak dibagian bawah tablet

Mencatat waktu yang diperlukan untuk waktu hancur tablet










 XI.            HASIL
A.    Sediaan.
Ø  Evaluasi serbuk.
a.       Pengujian kemampuan alir
-          Waktu               = 19 detik
-          Tinggi(h)           = 2,3 cm
-          Diameter (d)     = 10,75cm
-          Jari-jari (r)        = 5,375 cm
-          Tan a                = 0,428
-       a                        = 23,160

b.       Pengujian Kompresibilitas
 Massa serbuk                = 19 gr
Volume awal                 = 38 ml
Volume akhir                 = 31 ml
ρ bulk                                = 0.5g/ml
ρ tapped                            = 0.61g/ml
% Kompresibilitas        = 18%
                     
Ø  Evaluasi Tablet.
a.       Kontrol Keseragaman bobot
No.
Massa tablet( mg)
No
Massa tablet(mg)
1
194
11
182
2
182
12
185
3
197
13
199
4
201
14
203
5
189
15
198
6
192
16
201
7
197
17
200
8
200
18
177
9
179
19
198
10
198
20
197
Rata-rata
183.6




Diagram control keseragaman bobot tablet
Kolom
Hasil mg
Bobot rata2
183.6 mg
A
5%
174.42 – 192.72
B
10%
165.24 - 201.96

                        Syarat :
 untuk uji keseragaman bobot pada tablet yang telah dibuat dengan bobot rata-rata tersebut (bobot rata-rata dinyatakan bahwa tidak boleh ada lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari 5% bobot rata-rata dan tidak boleh ada 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-rata. ( Depkes RI,1979)

b.      Evaluasi kekerasan tablet
No.
Kekerasan Kgf
1
4.4
2
5
3
5.9
4
4.3
5
5.7
Rata2
4.88

Syarat :
Tablet yang baik mempunyai kekerasa yang baik minimal 4-8 kg (Ansel,1989)
c.       Control kerapuhan tablet
Berat awal       = 9.78 g
Berat akhit      = 9.75 g
Kerapuhsn tablet         = 0.30%
Syarat:
Kerapuhan tablet yang baik yaitu  < 0.8 % ( Hadisoewignyo L & Fudholi A, 2013)

d.      Evaluasi waktu hancur
Tablet
Waktu
1
8’10”
2
13’34”
3
12’20”
4
12’03”
5
11’46”

                  Syarat :
      Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan ke lima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan salut selaput . (Depkes RI, 1979) .

e.       Evaluasi Keseragaman ukuran
No.
Diameter (cm)
Ketebalan (cm)
min
Max
1
0.8
0.5
0.3
1.5
2
0.8
0.49
0.65
1.47
3
0.8
0.49
0.65
1.47
4
0.8
0.49
0.65
1.47
5
0.8
0.49
0.65
1.47
6
0.8
0.49
0.65
1.47
7
0.8
0.5
0.3
1.5
8
0.8
0.49
0.65
1.47
9
0.8
0.5
0.3
1.5
10
0.8
0.5
0.3
1.5
Rata2
0.8
0.494
0.51
1.482

      Syarat : kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet . (Depkes RI,1979).


B.     Penandaan.
Ø  Box obat.


 

 











                                                                                       

 

























Ø  Etiket dan Brosur.

CCC
Asam askorbat 50 mg
  

Komposisi
Asam askorbat  50 mg.

Manfaat Vitamin C
membantu menyembuhkan luka, mencegah kerusakan sel, meningkatkan gusi dan gigi yang sehat, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Hal ini juga membantu tubuh menyerap zat besi. Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa vitamin C dapat berakibat penuaan tertunda dan pencegahan penyakit dengan menghancurkan 'gratis radicals'-molekul yang berhubungan dengan penuaan dan kerusakan sel.

Indikasi
·   Untuk mencegah dan mengobati kekurangan vitamin C
·   Sariawan
·   Menyamarkan kerutan
·   Membatasi pembentukan garis – garis halus wajah
·   Mencegah penuaan dini
·   Mengenyalkan dan melenturkan kulit
·   Menghaluskan kulit
·   Mencerahkan kulit (look brightness)
·   Mencegah luka jerawat dan menutupnya secara cepat
·   Mencegah proses pembentukan frekel (freckles)
·   Mencegah pengaruh buruk sinar UV matahari pada kulit
·   Pemakaian jangka panjang hingga 6 bulan keatas menunjukkan kulit wajah terlihat lebih muda

Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap komponen dalam sediaan.

Dosis
-     Untuk Indikasi Sariawan :
Dewasa : 100 – 250 mg 1-2 kali perhari selama sekurangnya 2 minggu.
Anak : 100 – 300 mg perhari dalam dosis terbagi selama sekurangnya 2 minggu.
-     Recommended Daily Allowance (RDA) : (1)
< 6 bulan : 30 mg
6 bulan - 1 tahun : 35 mg,
1-3 tahun : 15 mg, max. 400 mg/hari
4-8 tahun : 25 mg, max. 650 mg/hari
9-13 tahun : 45 mg, max. 1200 mg/hari
14-18 tahun : max. 1800 mg/hari; untuk pria 75 mg, untuk wanita 65 mg
Dewasa : max. 2000 mg/hari; untuk pria 90 mg, untuk wanita 75 mg

Peringatan dan Perhatian
-     Gunakan Sesuai dosis yang dianjurkan
-     Pasien diabetes dan pasien yang mempunyai kemungkinan mengalami renal calculi berulang (cth.pasien dialisis) disarankan untuk tidak mengkonsumsi dosis berlebih pada waktu yang panjang (beberapa studi menggunakan dosis minimal 100 mg/hari).

Efek Samping    
1% - 10% : Renal : hyperoxaluria (kejadian tergantung dosis).
< 1% : Pusing, faintness, fatigue, flank pain, sakit kepala.

Peringatan:
Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang segera hubungi dokter.

Penyimpanan:
Simpan pada suhu 25ºC-30ºC
Terlindung dari panas dan cahaya

Kemasan:
Box isi 1 Blister @ 10 Tablet.

No. Reg                                   : DBL 1412700110A1
No. Batch                                : 14031001
Tgl Produksi                           :JUNI 2014
Exp.Date                                 : JUNI 2016


PT FOC FARMA
Tegal - Indonesia

 
 









































XII.            PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan sediaan tablet dengan metode kempa langsung. Dalam formulasi nya praktikan mencoba membuat formula sendiri. Setelah di pertimbangngkan praktikan memformulasikan tablet kempa langsung yatu dengan zat aktif Vitamin C. Penggunaan Vitamin C sebagai zat aktif Vitamin C pada praktikum kempa langsung karena Vitamin C tidak tahan pemanasan, stabil diudara kering, kurang cocok dalam bentuk larutan karena cepat teroksidasi sehingga tidak digunakan dengan metode granulasi basah, dan karena dosisnya kecil ditambah dengan eksipien yang kompresibel dan mudah mengalir maka dapat dibuat dengan metode kempa langsung. Vitamin  C dengan metode kempa langsung digunakan formula sebagai berikut:
R/        Vitamin C                               50mg
            Amylum manihot                    7%
            Avicel                                      7%
            Talk                                         2%
            Mg. stearat                              2%
            Lactosa spray dried ad            200 mg
untuk kemudian dibuat tablet sebanyak 50 tablet dengan komposisi tiap tablet sebesar 50mg/tablet. Kempa langsung merupakan suatu metode pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini digunakan untuk bahan yang memiliki sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering.
Pada formula diatas, zat aktif yang digunakan adalah Vitamin C. Vitamin C mempunyai rumus molekul CHO dengan pemerian serbuk hablur putih atau agak kuning; tidak bebauu; rasa asam.Oleh cahaya laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering mantap diudara dalam larutan cepat teroksidasi. Vitamin C memiliki dosis yang kecil sehingga cocok dibuat tablet dengan metode kempa langsung. Walaupun Vitamin C memiliki sifat alir yang kurang baik, tetapi sifat alir tersebut dapat diatasi dengan penambahan bahan pelicin dalam formula .
Amylum manihot merupakan zat tambahan atau eksipien yang dapat digunakan sebagai disintegran. Dalam formula ini konsentrasi Amylum manihot yang digunakan yaitu 7 % . Amylum manihot dapat digunakan sebagai disintregan dengan konsentrasi .
Eksipien berikutnya adalalah avicel. Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi sifat alirnya kurang baik. Dalam formula diatas Avicel digunakan sebagai bahan pengikat . Konsentrasi yang digunakan yaitu sebesar 7%.
Talkum merupakan zat tambahan yang digunakan sebagai glidant, pembawa dalam sediaan tablet, dan sebagai pelincir tablet. Talkum merupakan senyawa dengan rumus molekul Mg6(Si2O5)4(OH)dengan pemerian serbuk sangat halus, serbuk keputihan dan agak abu. Talkum digunakan pada konsentrasi sebesar 2%.
Mg.Stearat digunakan sebagai pelincir tablet. Dalam formulasi ini digunakan Mg. stearat sebanyak 2% .
Prosedur awal pembuatan tablet dengan metode kempa langsung yaitu dengan mencampur Vitamin C, Avicel, amylum manihot dan Lactosa spray dried menjadi satu, mengaduknya sampai homogeny selama 15 menit. Hal ini bertujuan agar zat aktif dan bahan tambahan tercampur secara sempurna. Selanjutnya menambahkan talcum dan mg.stearat sebagai glidant dan lubrikan . Mengaduk serbuk sampai homogeny selama 5 menit , bertujuan karena sifat lubrikan yang hanya melumuri, jika diaduk terlalu lama maka berpotensi menempel pada serbuk sehingga pemberian lubrikan malah akan mempersulit aliran campuran serbuk.
Sebelum serbuk dicetak, dilakukan evaluasi terhadap serbuk terlebih dahulu. Evaluasi serbuk yang dilakukan yaitu
a.       Uji kemampuan alir dan sudut diam .
Apabila serbuk mudah mengalir tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman bobot yang baik . Dari hasil evaluasi dihasilkan waktu alir 19 detik , tinggi (h) 2.3 cm , diameter(d) 10.75 cm, jari-jari 5.375cm, Tan α 0.428, α 23,16º.


b.      Kompresibilitas
Indeks pengetapan merupakan volume sejumlah granul karena kemampuan granul mengisi ruang antar granul dan memadat lebih rapat. Menurut Voight , 1995:160, % Kompresibilitas yang baik jika kurang dari sama dengan 20% . Dari hasil evaluasi % kompresibilitas yang dihasilkan yaitu 18%. Hal ini menunjukan %kompresibilitas sudah memenuhi syarat .
Setelah evaluasi serbuk dilakukan, serbuk di persiapkan untuk dicetak. Serbuk yang telah dicampurkan dengan pelicncir diaduk hingga homogen supaya terdistribusi homogen dan hasil tiap tablet yang dicetak memiliki kualitas yang sama.
Setelah itu, tablet dicetak dengan menggunakan mesin kempa single punch. Dilakukan beberapa kali pencetakan awal, dimana setiap 1 tablet yang dibuat kemudian diuji bobot dan kekerasannya. Hal ini dilakukan supaya tablet yang dicetak memenuhi rentang bobot tablet teoritis yang diizinkan, yaitu sekitar 200 mg.
Pada pencetakan pertama, didapat total tablet yang setara dengan seluruh serbuk. Dengan kata lain, hanya setengah dari serbuk yang dapat dicetak. Serbuk yang tidak tercetak pada pencetakan sebenarnya terbentuk, namun kekerasannya sangat buruk dan menyebabkan tablet menjadi serbuk kembali saat diambil. Hal ini dikarenakan laju alir yang buruk dari serbuk. Bobot dan kekerasan tablet nya pun sama dengan pencetakan awal pertama. Maka dari itu, sisa serbuk yang gagal tercetak dicetak kembali.
Pada pencetakan kedua ini, seluruh tablet dapat dicetak. Pada penetakan kedua ini didapat tablet-tablet dengan bobot dan kekerasan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan serbuk yang gagal dicetak pada pencetakan pertama, laju alirnya diperbaiki dengan tekanan akibat pengempaan oleh mesin kempa.
Setelah seleruh tablet dicetak, dilakukan evaluasi tablet. Evaluasi yang dilakukan yaitu
1.      Evaluasi keseragaman bobot
 Pengujian keseragaman bobot dan ukuran dilakukan untuk melihat keseragaman dosis pada masing-masing tablet. Pada evaluasi keseragaman bobot, didapatkan bobot rata-rata sebesar 183.6 g. Berdasarkan FI III, untuk uji keseragaman bobot pada tablet yang telah dibuat dengan bobot rata-rata tersebut (bobot rata-rata dinyatakan bahwa tidak boleh ada lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari 5% bobot rata-rata dan tidak boleh ada 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-rata . Dari data yang diapatkan, terdapat 11 tablet yang menyimpang dari 5% bobot rata-rata. Hal ini tidak sesuai dengan persyaratan uji keseragaman bobot untuk tabel A (tidak boleh ada lebih dari 2 kaplet yang bobotnya menyimpang dari,5% bobot rata-rata). Kemudian, dari data yang didapat juga terdapat 1 tablet yang menyimpang dari 10% bobot rata-rata Hal ini tidak sesuai dengan persyaratan yang tertulis di farmakope tentang uji keseragaman bobot untuk tabel B (tidak boleh ada 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-rata). Penyimpangan-penyimpangan tersebut terjadi akibat laju alir serbuk yang buruk sehingga volume yang tercetak tidak seragam karena penyumbatan serbuk.
2.      keseragaman ukuran
Pada pengujian keseragaman ukuran, didapatkan diameter rata-rata sebesar 0.8 cm dan tebal rata-rata sebesar 0.494 cm. pada farmakope disebutkan bahwa kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Dari data yang didapatkan, tablet yang dicetak memenuhi persyaratan keseragaman ukuran.
3.      Pengujian kekerasan
Pengujian kekerasan dilakukan untuk melihat seberapa kuat tablet sehingga mempengaruhi pengemasan dan penyimpanannya. Pada pengujian kekerasan, tablet diletakan dengan posisi vertikal dimana permukaan tablet bagian tebal tablet menyentuh permukaan alat uji hardness tester, karena pada posisi ini tekanan maksimalnya dapat terukur. Dari hasil yang didapatkan, kekerasan tablet yang dihasilkan cukup baik yaitu dengan rata-rata 4.88. Hal ini sudah sesuai dengan literature bahwa kekerasan yang baik yaitu berkisar antara 4- 8 kg.
4.      Kerapuhan Tablet
Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Pada pengujian frialbilitas, digunakan tablet dengan bobot total 9.75g. %friabilitas tidak boleh lebih dari 0.8%. Setelah diuji, didapatkan %friabilitas sebesar 0.30%. Hal ini dapat dinyatakan bahwa tablet sudah memenuhi syarat friabilitas yang baik.
5.      Waktu hancur
Pengujian waktu hancur dilakukan untuk melihat seberapa lama tablet akan hancur pada kondisi yang menyerupai tubuh manusia. Berdasarkan FI III, waktu hancur yang baik tidak lebih dari 15 menit. Pada pengujian ini, didapatkan waktu hancur tidak lebih dari 15 menit. Hal ini sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada FI III.

Penandaan pada sediaan tablet yang dibuat digunakan dengan media kemasan sediaan. Kemasan sediaan meliputi box sediaan, brosur dan etiket sediaan. Penandaan digunakan untuk memberikan informasi mengenai sediaan yang dibuat.
Dalam kemasan didapati nomer registrasi, nomer bach, Mfg date, dan exp date, yaitu dengan penjelasan sebagai berikut :
Ø  No. Reg     : DBL 1412700110A1
Keterangan :
D               : Menandakan obat dagang.
B               : Menandakan Golongan Obat Bebas.
L                : Obat Jadi lokal / Dalam negri.
14              : Disetujui Tahun 2014.
127            : Nomor urut pabrik 127.
001            : Nomor urut obat jadi 001.
10              : Kode bentuk sediaan ( 10 ) Tablet.
A               : Kekuatan Sediaan obat jadi pertama disetujui.
1                : Menunjukan kemasan utama.

Ø  No. Batch  : 14061001
14  : Tahun 2014
06  : Bulan ( 6 ) Juni.
10  : Kode ( 10 ) Sediaan Tablet.
01  : Nomor urut pembuatan ke 01.

Ø  Mfg. Date : Juni 2014
Dibuat pada bulan juni tahun 2014.

Ø  Exp. Date  : Juni 2014
Kadaluarsa pada bulan juni tahun 2014.


XIII.            KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Formulasi pada praktikum digunakan zat aktif Vitamin C karena Vitamin C memiliki dosis yang kecil sehingga cocok dibuat tablet dengan metode kempa langsung.
2.      Walaupun Vitamin C memiliki sifat alir yang kurang baik, tetapi sifat alir tersebut dapat diatasi dengan penambahan bahan pelicin dalam formula .
3.      Berikut adalah zat excipient yang digunakan
a.       Zat penghancur           : Amylum manihot
b.      Zat Pengikat                : Avicel           
c.       Zat anti lengket           : Talk
d.      Zat pelincir                  : Mg. stearate
e.       Zat Pengisi                  : Lactosa spray dried  

4.      Pembuatan tablet metode kempa langsung dilakukan dengan cara mencampurkan semua bahan baku obat (zat aktif dan eksipien) secara homogen, lalu dicetak dengan menggunakan alat pencetak tablet single punch dan diperoleh 43 tablet dengan berat rata-rata 183.6 gram
5.      Tablet yang dibuat yaitu digunakan sebagai antiscorbut.
6.      Uji quality control yang dilakukan selama pembuatan tablet metode kempa langsung, yaitu pengujian kemampuan alir, kerapatan dan kemampatan dan susut pengeringan pada serbuk serta pengujian keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, waktu hancur dan friabilitas pada tablet.








XIV.            PERTANYAAN
Ø  Pertanyaan.
1.      Sebutkan bahan – bahan tambahan dalam pembuatan tablet secara kempa langsung ! Dan jelaskan fungsinya ! Berikan contoh zat pada masing –masing bahan tambahan tersebut !
2.      Jelaskan tahap – tahap pembuatan tablet secara cetak langsung!
3.      Sebutkan keuntungan dan kerugian pembuatan tablet secara cetak langsung !

Ø  Jawaban.
1.      Bahan tambahan tablet metode cetak langsung

·         Bahan pengisi
Fungsi             : untuk menambah masa sediaan, disamping itu digunakan zat yang mudah mengalir sehingga dapat memperbaiki sifat alir campuran serbuk.
Contoh            : laktosa, pati, kalsium fosfat dwibasa, dan selulosa mikrokristal.
·         Bahan pengikat
Fungsi             : memberikan daya adhesi pada massaa serbuk sewaktu digranulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi.
Contoh            : Avicel, gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, CMC, pasta pati, dan lain-lain.
·         Bahan penghancur (disintegran)
Fungsi             : membantu tablet agar hancur setelah ditelan.
Contoh            : pati, pati dan selulosa yang dimodifikasi secara kimia, asam alginat, selulosa mikrokristal, dan povidon sambung-silang.
·         Bahan lubrikan
Fungsi             : mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan.
Contoh            : campuran senyawa asam stearat dengan logam, asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan talk. Umumnya lubrikan bersifat hidrofobik.
·         Glidan
Fungsi             : meningkatkan kemampuan mengalirnya serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi,
Contoh            : silika pirogenik kolodial.
·         Bahan pewarna dan lak
Fungsi             : untuk mengikat nilai estetika atau untuk memberi identitas produk.
Contoh            : Esen


2.      Tahap – tahap pembuatan tablet secara cetak langsung.
a.       Penimbangan bahan ( bahan aktif dan bahan tambahan).
b.      Pencampuran bahan aktif dan semua bahan tambahan.
c.       Kompresi Tablet.

3.      Keuntungan dan kerugian cetak langsung
v  Keuntungan metode cetak langsung adalah sebagai berikut:
·         Metode cetak langsung merupakan tahap produksi tablet yang paling singkat.
·         Keperluan akan alat, ruangan, waktu dan daya manusia lebih sedikit.
·         Dapat meningkatkan disintegrasi zat aktif (waktu hancur tablet menjadi lebih cepat) karena tablet langsung mengalami distegrasi menjadi tablet.
·         Metode cetak langsung dapat mengeliminasi panas dan lembap, yang terjadi pada proses pembuatan dengan granulasi basah dan mengeliminasi terjadinya tekanan tinggi seperti yang terjadi pada proses pembuatan dengan metode granulasi kering.

v  kerugian metode cetak langsung adalah sebagai berikut:
·         Harga bahan tambahan yang dibutuhkan cukup mahal karena membutuhkan eksipien yang memiliki sifat alir, kompresibilitas, serta ikatan antarpartikel yang baik.
·         Bahan aktif dan bahan tambahan harus memiliki ukuran partikel yang mirip agar tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman kandungan yang baik.
·         Kesulitan untuk mendistribusikan zat aktif yang berdosis tinggi dengan kompresibilitas buruk.

XV.            DAFTAR PUSTAKA

·         Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi ketiga. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta
·         Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi keempat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta
·         Hadisoewignyo Lanie dan Fudholi Ahmad. 2013. Sediaan Solida. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
·         Voight, R. 1995.  Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Ed. Ke-5. diterjemahkan oleh Noerono Soendani. UGM Press : Yogyakarta.
·         Syamsuni, H. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC: Jakarta.
·         Rowe, C Raymond, Sheskey, J Paul and E Quinn, Marian. 2009. Handbook Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. Pharmaceutical Press : London





1 comment

 
Selamat datang di blognya Cweh Imitasi...Materi mengenai farmasi saya rangkum disini... Terima kasih telah berkunjung.. Semoga Bermanfaat!!!!!